Menelisik Deklarasi Keraton Agung Sejagat yang Mengaku Penerus Majapahit

Menelisik Deklarasi Keraton Agung Sejagat yang Mengaku Penerus Majapahit

Indonesia kayaknya enggak akan pernah kehabisan orang-orang penuh imajinasi yang siap viral. Di Desa Pogung, Kabupaten Purworejo, warga dibuat geleng-geleng dengan sebuah deklarasi eksistensi kerajaan bernama Keraton Agung Sejagat (KAS).

RMOL Jateng melaporkan, dan ini kocak banget kalimatnya, KAS bermarkas di bangunan “semacam keraton yang belum selesai pembangunannya.” Apakah bangunan ini enggak selesai karena anggaran kerajaan lagi ditekan sebab masa paceklik tanaman sagu tengah terjadi? Hmm….

Videos by VICE

Pemimpin kerajaan bernama asli Totok Santosa Hadiningrat yang kerap dipanggil Sang Sinuhun, sedangkan istrinya bernama asli Dyah Gitarja tapi lebih pengin dipanggil Kanjeng Ratu. Muka kedua orang ini bisa Anda lihat di utas milik @aritsantoso di atas.

Oke, jadi apa cita-cita KAS saat memutuskan hadir di tengah kondisi politik oligarki pemerintah Indonesia?

“Keberadaan kami adalah menunaikan janji 500 tahun dari runtuhnya Kerajaan Majapahit tahun 1518. Wilujengan Keraton Agung Sejagat ini adalah untuk menyambut kehadiran Sri Maharatu (Maharaja) Jawa kembali ke Jawa,” ujar Totok dikutip RMOL Jateng.

Pada 6 Januari kemarin, KAS emang nyetak undangan resmi dan memberi tahu warga sekitar bahwa akan ada pawai kerajaan dan warga boleh datang menyaksikan. Dari situlah foto-foto mereka beredar luas karena deklarasi kerajaan kayak konferensi pers.

Yang paling fenomenal, wilayah kekuasaan kerajaan diklaim meliputi seluruh negara di dunia karena kekaisaran adalah tatanan terbesar di dunia. KAS mengaku memiliki “alat-alat kelengkapan” yang dibangun di Eropa dan lebih tinggi daripada Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Mahkamah Internasional, hingga Dewan Keamanan PBB.

Mereka juga mengaku Pentagon adalah Dewan Keamanan KAS, bukan milik Amerika Serikat. Menulis informasi mencengangkan kayak begini, hati siapa yang tidak langsung gemetar? Mirip anime series Attack on Titan, KAS kayak ngasih tahu kalau ternyata selama ini kita dibohongi soal bentuk-bentuk negara di dunia (maaf buat yang belum nonton).

Beruntung, KAS datang dan membolak-balikkan pemikiran sekaligus perut kita karena klaimnya ya ampun kocak banget.

Funfact: ada netizen santuy yang menemukan akun Instagram sang raja dan ternyata postingan terakhirnya adalah lirik lagu “Imagine” milik John Lennon, setahun lalu. Doi kayaknya emang ngebet banget menantang konsep tatanan negara sejak lama.

Nah, tiap ada berita macam ini, netizen selalu bisa melontarkan komentar-komentar menarik. Berikut di antaranya:

Sayang, KAS enggak bisa memasarkan kerajaannya sebagai institusi yang dekat dengan masyarakat. Jumeri, warga Desa Pogung yang diwawancarai RMOL Jateng karena rumahnya bersebelahan dengan keraton-belum-selesai-dibangun itu, mengatakan dirinya enggak habis pikir ada kelompok absurd ini di kampungnya.

“Kami merasa sangat terganggu, karena kegiatan mereka itu tengah malam nyanyi-nyanyi sambil tepuk tangan jadi suaranya membuat warga terganggu,” ujar Jumeri. Ia bersaksi bahwa dari 425 anggota kerajaan ini, warga sekitar hanya menyumbang 2 anggota saja.

Bau-bau penipuan kental tercium ketika RMOL Jateng mengatakan para anggota KAS harus membayar uang seragam sebesar Rp3 juta. Selain itu, anggota juga harus patungan untuk setiap kegiatan kerajaan dengan janji akan dapat imbalan kalau dana dari Bank Dunia turun. Kok nunggu dana Bank Dunia turun? Ini kerajaan apa LSM, sih?

Kepolisian setempat mengaku belum bisa mengambil tindakan mengenai fenomena ini karena belum ada laporan yang masuk.

“Kita nanti akan panggil Totok serta perangkat desa, kita temukan dengan Pemda bagian Penanganan Konflik Sosial (PKS). Nanti kita bahas bersama dengan ahli sejarah Keraton,” kata Kapolres Purworejo AKBP Indra Kurniawan kepada Detik. “Kami juga belum tahu persis, apakah ini hanya nguri-uri budaya, cari sensasi, atau gimana. Jadi, jangan sampai kita salah langkah, kalau ada masyarakat yang resah ada gangguan, ya polisi harus ada.”

Menurut kami sih biarin saja pak polisi. Indonesia itu budayanya kaya ragam, termasuk budaya bikin cult dan kerajaan swadaya. Asal enggak melakukan penipuan, siapa tahu kerajaan dan sekte-sekte itu bisa jadi destinasi wisata favorit terbaru.