Menjaga Dapur Kantor Selalu Bersih Adalah Tugas Mustahil

Artikel ini pertama kali tayang di VICE Australia.

Sepertinya ada kepercayaan universal bahwa dapur kantor merupakan tempat yang tidak menyenangkan. Pantry atau dapur (apalagi jika kantor kalian tidak punya office boy) biasanya kotor, tidak enak dilihat, dan hanya dikunjungi ketika pekerja kantor bosan duduk di meja lalu menyeduh kopi atau bikin mi instan.

Videos by VICE

Sialnya lagi, kebanyakan dari kita hanya peduli dengan kebersihan meja masing-masing. Jarang sekali ada karyawan punya pikiran: aku harus bersih-bersih piring dan gelas kotor hari ini di kantor. Fakta menarik lainnya, semua orang pernah menjadi yang pertama menaruh piring kotor ke dalam bak cuci, lalu pura-pura bego supaya orang lain saja yang membersihkannya.

Dapur kantor menunjukkan aspek terburuk perilaku manusia. Semua kemarahan dan rasa frustrasi yang terpendam keluar dalam bentuk poster pengumuman yang membuat kita tertampar karena bersikap egosi. “Oi, cuci piring sendiri dong!”

Tapi imbauan tinggal imbauan. Tempat sampah di dapur diisi roti sudah jamuran, cangkir teh setengah habis, sementara kulkas penuh dengan gunungan kantong plastik yang tidak jelas isinya.

Kenapa sih banyak karyawan di seluruh dunia berlaku seperti ini? Alasannya jelas: karena semua manusia pada dasarnya egois, malas, dan sadar bahwa ketika kita menaruh piring kotor ke bak cuci, kemungkinan besar tidak akan ada yang tahu siapa pelakunya. Dapur kantor kalian, yang kotornya engga ketulungan atau memberi pekerjaan menyedihkan bagi para OB, adalah bukti egoisme manusia. Berikut beberapa hal yang membuktikan dapur kantor adalah neraka di bumi manusia.

Pasti ada poster beginian di kantor kalian. Foto dari akun Flickr Jeff Keyzer.

Poster Imbauan

Kemungkinan besar di atas bak cuci kantor anda pasti ada tulisan yang mengingatkan sesama rekan kerja mencuci piringnya sendiri. Kalau anda bekerja untuk lembaga pemerintah, kemungkinan besar tulisan peringatan ini bernada santun, mengingatkan betapa OB itu manusia yang butuh istirahat, intinya pasif-agresif deh, plus dihiasi beberapa ilustrasi dari Internet seadanya. Di lingkungan kerja swasta yang lebih muda dan ‘keren’, poster ini kemungkinan bakal agak ‘maksa’ dan berusaha menggunakan meme/jargon yang sedang ngetren.

Pesan bagi para penulis poster-poster ini: Biarpun anda berasumsi bahwa poster akan membuat karyawan jorok malu dan mendorong mereka berperilaku lebih baik, nyatanya metode ini tidak pernah efektif. Bisa dibilang, poster tidak akan pernah efektif. Rekan-rekan kerja anda akan pura-pura setuju: “Iya nih dapurnya kotor banget ya,” atau menanyakan pertanyaan retorik macam “Siapa sih yang ngotorin dapur?” padahal mereka sadar betul bahwa mereka adalah bagian dari masalah itu. Kebanyakan orang di kantor juga akan merasa ‘dituduh’ dan mulai bergosip tentang poster tersebut. “Eh, elo udah liat tuh poster di dapur?” Iya udah, menurut elo gimana? Siapa sih yang masang? Auk ah.

Setelah kekesalan ini pudar, poster ini hanya akan menjadi bagian dari furnitur dapur, tidak lebih. Poster ini tidak akan menghasilkan perubahan apapun. Poster tersebut akan terpampang di tembok dan sekali-kali basah terkena cipratan air hingga akhirnya suatu hari selotip atau lem yang digunakan memudar dan poster ini jatuh terjerembab ke lantai. Di titik ini, si pembuat poster kemungkinan sudah tidak lagi bekerja di kantor. Seorang karyawan baru akan melempar poster ini ke tempat sampah tanpa ragu.

Foto via Flickr user urbanbohemian

Kulkas Kantor

Saya selalu kagum menyaksikan jenis makanan yang disimpan orang kantor di dalam kulkas. Selalu ada saja lauk yang seharusnya tidak disimpan untuk keesokan harinya—kayak sisa ikan gurame asam manis yang berada di pojok kulkas, lantas tiga minggu kemudian masih di tempat yang sama. Atau sisa jus buah ‘sehat’ yang menjadi bagian dari program diet rekan kerja dan akhirnya malah tambah mengotori seisi kulkas. Jika situasi parah ini terus berlanjut, biasanya akan ada peristiwa lanjutan seperti di poin berikutnya.

Muncul Email Supaya Kulkas Dibersihkan

“Tolong kosongkan kulkas jam 5 sore ini!” tulis bos lewat email kantor ke semua staf. Dia kemudian dan menyuruh semua karyawan mengambil makanan dari kulkas yang anda ingin simpan. Si pengirim mungkin kurang sadar ancamannya tidak efektif. Yang ada malah staf lainnya kegirangan karena makanan mereka yang sudah tidak karuan rasanya akan dibuang oleh orang lain. Jasa bersih-bersih gratis!

Proses pengosongan kulkas kantor selalu menyedihkan. Semua orang duduk dengan santai di kursi mereka masing-masing selagi satu staf harus membuang simpanan makan siang rekan-rekannya yang sudah berbulan-bulan mendekap di dalam kulkas. Setiap beberapa menit, orang-orang akan memalingkan kepala dan berpikir, “Hmm, dia butuh bantuan gak ya?” sebelum kembali sibuk mengurusi pekerjaan masing-masing. Si pengirim email akan menghabiskan berjam-jam membersihkan kulkas saking penuhnya. Atmosfir kantor menjadi tegang dan tidak enak. Namun tetap saja tidak ada yang berubah. Tidak aja pelajaran yang dipetik. Sekitar tiga bulan lagi, rutinitas ini akan kembali terulang.

Foto via Flickr user Your Best Digs.

Kopi

Kalau anda beruntung, kantor anda punya “filter cones” yang membuat kopi enak, tapi kemungkinan besar anda harus berurusan dengan mesin pembuat kopi standar. Mesin kopi tersebut disertai panduan dilaminating yang menjelaskan cara penggunaan mesin dalam 15 langkah. Namun cepat atau lambat, salah seorang staf akan menggunakan mesin dengan sembrono dan menghasilkan kopi yang rasanya tidak karuan dan meninggalkan banyak ampas di mesin. Tidak lama kemudian kertas panduan penggunaan akan ditiban kertas lain yang bertuliskan “KALAU TIDAK TAHU CARA MENGGUNAKAN MESIN, TANYA TERLEBIH DAHULU!!!!!!”

Buah

Di beberapa kantor, biasanya ada pemberian buah gratis untuk konsumsi pegawai. Enak kan ngemil buah sambil bengong ngeliatin ke luar jendela? Masalahnya gak ada yang bisa menahan diri kalau urusan makanan gratis. Jadi semua buah ini akan ludes dalam beberapa jam saja. Terus ada sisa satu buah anggur di dalam mangkuk. Satu. Nyebelin banget kan? Kenapa gak diabisin aja sih? Ini mental kantor banget sih. Ini bukan bentuk gestur yang baik ataupun sopan ya, malah kalau dipikir-pikir ini kayak bentuk kepedulian yang sangat setengah-setengah. Emangnya siapa juga yang puas makan anggur satu biji?

Semua hal ini bisa mempengaruhi semangat pekerja kantor, terutama dapur yang kotor. Sayangnya mau bagaimanapun kehadiran dapur kantor tetap dibutuhkan. Tapi kalau ada dapur pasti kotor. Maju kena, mundur kena. Ini semacam lingkaran setan yang penuh dengan piring kotor dan pisang busuk.