Life

Momen Haru Ibu Beri Restu Pasangan Beda Agama

Foto ilustrasi perempuan berjilbab

Kisah cinta dua insan asal India ini, Yusuf Ahmed dan Radhika Bhatia, bak trope “teman masa kecil jadi kekasih” favorit kita semua. Lahir dan besar di Kolkata, ibu kota negara bagian Benggala Barat, keduanya sering main bareng lantaran selalu satu sekolah. Rasa saling suka perlahan tumbuh tanpa Yusuf dan Radhika sadari, hingga akhirnya persahabatan mereka berlanjut ke jenjang pacaran. 

Teman sepermainan mendukung hubungan mereka. Bahkan ada yang bilang keduanya ditakdirkan untuk bersama. Namun, perjuangan yang harus mereka lalui supaya dapat restu keluarga tak seindah roman picisan. Orang tua Yusuf menentang keras ia memacari perempuan idamannya. Pasalnya, Radhika berbeda agama.

Videos by VICE

“Lucunya, ayah ibu enggak ada masalah saat kami cuma berteman. Mereka baru menolak hubungan kami setelah tahu kami pacaran,” kenang Yusuf.

Penolakan tak membuat Yusuf berkecil hati, justru semakin memperkuat langkahnya untuk membawa hubungan ke arah yang lebih serius bersama Radhika. “Saat kamu tahu orang tua tidak akan menyetujui pilihanmu, kamu pasti akan takut memberi tahu mereka tentang hubungan kalian,” lanjutnya. “Tapi saya diajarkan bersikap jujur sejak kecil, jadi saya tidak mau menutup-nutupi hubungan ini.”

Hubungan beda agama masih menuai pertentangan di berbagai kalangan, khususnya di masyarakat India yang mengharuskan seseorang menikahi pasangan satu keyakinan.

“Keluarga kami semuanya memeluk agama Islam,” ungkap Zarina, ibu Yusuf. “Hati saya hancur ketika mendengar Yusuf punya pacar beda agama. Setiap malam saya berdoa sambil menangis, memohon kepada Allah SWT supaya musibah ini segera berakhir.”

Pintu hati sang ibu mulai terketuk ketika ia jatuh sakit tapi jauh dari keluarganya gara-gara lockdown. Dengan perasaan tidak enak hati, Zarina meminta bantuan Radhika selama Yusuf dan suaminya tidak ada di rumah. “Saya sebenarnya khawatir saat meminta bantuan Radhika. Selama ini, saya bersikap kurang baik padanya. Bahkan saya sampai melarangnya datang ke rumah setelah tahu mereka pacaran.”

Radhika dengan senang hati merawat Zarina hingga sembuh. Ia tak pernah merasa kesal maupun dendam pada ibu Yusuf. “Melihat ketulusan Radhika, saya tersadar perbedaan agama tidaklah penting. Saya benar-benar malu,” tuturnya.

“Saya bersyukur bisa belajar tentang cinta, penerimaan dan pentingnya memaafkan lewat anak ini. Radhika adalah perempuan terbaik untuk putra saya.”

Radhika pun diterima di keluarga Yusuf, begitu juga sebaliknya. “Sekarang ibu sudah berhenti mencarikan suami untukku. Keluarga Yusuf juga mengundang saya merayakan Idul Fitri bersama,” kata Radhika.

Walau Zarina telah merestui hubungan putranya, bukan perkara mudah bagi sang ibu memberi dukungan secara terang-terangan. “Hubungan beda agama masih ditentang oleh masyarakat. Penolakan ini terkadang bisa membahayakan dua pihak yang terlibat,” dia berujar. Namun, ia akan terus berjuang demi kebahagiaan Yusuf dan perempuan pilihannya.

“Saya ingin mereka hidup dengan sentosa,” lanjutnya. “Saya berharap semakin banyak orang sadar tidak ada yang salah dengan hubungan semacam ini.”