Guinness Book of World Records akan memberikan penghargaan bagi Keju Paling Berbahaya di dunia. Rekor saat ini sedang dipegang oleh keju domba Sardinia yang bernama casu marzu. Guinness memang salah menyebut bahwa Sardinia masih bagian dari United Kingdom, tetapi keterangan sisanya sangat akurat dan menjijikkan.
Namanya sendiri kira-kira berarti “keju busuk”, karena proses pembuatannya melibatkan keju Pecorino dibiarkan di luar sampai membusuk. Lalat menghinggapi keju dan bertelur di permukaannya. Belatung yang menetas akan memakannya dan mengeluarkan enzim yang bisa memfermentasi keju. Belatung baru mulai memakan keju setelah ribuan larva lalat menggeliat di permukaan.
Videos by VICE
Apabila memakan keju ini, maka kita berisiko “muntah-muntah, sakit perut dan diare berdarah jika belatung yang masuk ke tubuh kita lolos dari asam lambung dan memasuki dinding usus,” bunyi peringatan di buku Guinness. (Selain masuk ke usus besar, belatungnya juga bisa naik ke mata ketika kalian sedang mengunyah.)
“Tak ada makanan yang benar-benar menjijikkan, semuanya tergantung budaya asal kalian dari apa yang biasa dimakan.”
Casu marzu hanya dijual di pasar gelap dan menghadapi banyak pencekalan di Uni Eropa. Tapi, tenang saja. Kalian bisa mencicipinya kalau tinggal di Los Angeles. Museum Disgusting Food sedang pameran sementara di sana, dan casu marzu adalah salah satu makanan menjijikkan yang dipamerkan.
Museum ini sebenarnya berada di Malmö, Swedia. Akan tetapi, kuratornya tengah menyelenggarakan pameran di California. Pameran tersebut memajang lebih dari 80 makanan dan minuman dari seluruh dunia, termasuk casu marzu, hákarl dari Islandia (hidangan hiu fermentasi yang Anthony Bourdain sebut sebagai “makanan paling buruk dan menjijikkan” yang pernah dicicipi), marmut Peru, dan sup codot.
“Istilah ‘jijik’ di sini menggambarkan betapa abstraknya kata menjijikkan itu,” kata kurator museum Dr. Samuel West kepada MUNCHIES. “Cina, Peru dan Prancis adalah ketiga negara terbesar penghasil makanan menjijikkan. Negara-negara ini, seperti budaya kuliner lainnya yang beragam, memiliki masakan yang dianggap menjijikkan. Makanan yang “menjijikkan” di suatu budaya bisa saja dibilang lezat di budaya lain. Persamaan tak kentara dan perbedaan mencolok tersebut sangat menarik.”
Tak semua makanan di museum itu ditampilkan untuk mengejutkan orang. Ada beberapa makanan yang sengaja dipajang agar kita bisa meninjau ulang pandangan kita terhadap rasa jijik. “Saya harap pengunjung bisa menantang pandangan mereka soal makanan yang dianggap menjijikkan dan enak,” kata West.
Tonton dokumenter VICE mengenai orang yang suka makan binatang korban ditabrak di jalan:
“Semoga saja mereka sadar kalau rasa jijik sangat berkaitan dengan budaya. Kita menyebut suatu makanan enak karena sering memakannya. Misalnya saja root beer. Orang Amerika suka root beer, tapi orang-orang di negara lain mungkin mengira rasanya seperti pasta gigi atau obat. Saya puas karena sebagian besar pengunjung menyadari kalau rasa jijik bisa diubah.”
“Kami punya lima jenis keju paling busuk sedunia. Keju dari Denmark bikin saya mimpi buruk.”
Kami tertarik melihat bagaimana museum West diterima di Los Angeles. Beberapa makanan yang dipamerkan, seperti durian, natto Jepang, dan penis banteng, sudah dijual di banyak restoran. West mungkin sengaja melakukan ini supaya dia bisa menggambarkan kalau torpedo sapi itu sama-sama “menjijikkannya” dengan Pop-Tarts. Tak ada makanan yang benar-benar menjijikkan, semuanya tergantung dari mana kalian berasal dan apa yang biasa dimakan.
“Kami mewakili seluruh negara dan budaya kuliner dengan penuh hormat,” kata West. “Ya, saya sadar kalau tidak semua orang mau memahami maksud pameran ini dan mereka ingin menciptakan masalah. Setelah berkunjung dan menyadari kalau tahu, durian, dan cuy (marmut) yang bau tak ada bedanya dengan steak tartare, Twinkies, gummy bear dan kaviar. Dan Pop-Tarts juga. Makanan ini dipajang di sebelah burung yang difermentasi dalam bangkai anjing laut.”
West juga berharap bisa membuktikan bahwa persepsi kita tentang makanan senantiasa berubah, begitu pula dengan batasan apa yang bisa kita makan sebagai manusia.
“Kita bisa belajar menyukai jenis makanan baru. Kita juga belajar merasa jijik jika kita tahu makanan yang kita konsumsi dibuat dengan menyakiti binatang dan dapat menimbulkan kerusakan lingkungan,” ungkapnya.
“Saya benar-benar ingin membantu orang untuk menerima jenis sumber protein baru bagi masa depan, seperti daging buatan laboratorium dan serangga. Bila kita mengubah persepsi bahwa makan serangga itu menyenangkan, alih-alih menjijikkan, dampaknya akan sangat positif bagi lingkungan global.”
Meski bisa ngomong panjang lebar seperti ini, dia belum siap menyantap casu marzu. “Saya mencoba apapun yang saya bisa,” aku West. “Tapi, khusus untuk keju, saya agak kesusahan. Kami punya lima jenis keju paling busuk sedunia. Keju dari Denmark bikin saya mimpi buruk.”
Artikel ini pertama kali tayang di MUNCHIES