podcast vice

Gimana Rasanya Ngobrol Sama Hewan? Begini Pengakuan ‘Ancom’

Kita bisa kok ngobrol sama hewan. Tidak selalu dengan kata-kata, ada banyak ragamnya.
Jasmine Jawie, animal communicator, ancom, kucing, hewan peliharaan
Foto dari arsip pribadi Jasmine Jawie

Dengan melihat foto dan data-data hewan peliharaan, Jasmine Jawie bisa mendapat banyak informasi. Dari informasi letak rumah klien sampai yang hewan peliharaan rasakan, semuanya dapat ia ketahui. Mungkin kemampuan ngobrol sama hewan terdengar agak aneh, tapi banyak klien membenarkan informasi yang Jasmine dapat dari hewan tersebut.

Kemampuan ini bernama intuitive animal communicator. Dibandingkan membaca, intuitive animal communicator lebih kepada ngobrol dua arah antara manusia dan hewan. Dalam beberapa kesempatan, hewan juga menyampaikan pendapatnya, termasuk juga penolakan.

Iklan

Pernah ada klien Jasmine yang bertanya pendapat anak bulunya tentang pacar baru. “Kucingnya jawab, [kalau pacar yang kemarin dateng] agak kurang [cocok],” kata Jasmine dalam podcast VICE ‘Census Nusantara’.

Begitulah adanya, sekarang restu cinta tidak hanya orang tua dan sahabat, tapi juga perlu didapat dari hewan peliharaan. Dalam konsepnya, semua hewan bisa diajak berbincang. Mau itu nyamuk, kecoa, sampai virus, semua bisa. Tapi untuk sekarang ini, Jasmine baru fokus pada komunikasi hewan.

Hubungan manusia dengan hewan sudah ada penelitiannya. VICE sebelumnya menulis bahwa kucing bisa membedakan suara pemiliknya dibanding suara-suara lain. Dengan gelombang tertentu pula, kucing bisa menangkap intensi atau niat dari manusia dalam melakukan sesuatu.

Jasmine mengatakan keadaan hening adalah kunci utama berbicara dengan hewan. Bukan hening di luar, tapi hening dalam diri. Banyak cara yang bisa dicoba, tapi ia pribadi lebih senang bermeditasi. Dengan begini, tubuh dan jiwanya lebih tenang dan dominan pada gelombang alfa di otaknya.

“Lebih hening dan bisa terkoneksi, pikiran enggak ke mana-mana,” kata Jasmine, perempuan asal Jawa Timur yang saat ini tinggal di Jakarta. “[Perhatiin juga] arah niatnya, diniatin bicara ke mereka. Jangan ngoyo (memaksa), keinginan banget untuk ngobrol ke mereka malah bisa jadi hambatan ngobrol ke mereka.”

Iklan

Mungkin yang Jasmine maksud adalah kerendahan hati untuk bisa berkomunikasi dengan hewan. Jangan ada niat jelek jika ingin berbicara pada hewan. Manusia seharusnya bisa lebih memahami perasaan dan mempunyai pandangan setara sebagai sesama makhluk hidup. Bukan lagi sebatas manusia yang memerintah hewan semaunya.

Jenis perbincangan juga beragam. Berbicara dengan kata-kata salah satunya. Ada cara lain dengan menonjolkan visual atau justru hanya sama-sama diam. Ini lebih mirip seperti ‘telepati’.

Jasmine juga mengklaim ia dapat berbincang dengan hewan yang sudah mati sekalipun. Hmmm, ini menarik atau justru menyeramkan?

Banyak banget informasi baru dari ancom Jasmine Jawie di podcast VICE ‘Census Nusantara’ kali ini. Termasuk banyak bicara tentang kasta kucing sampai kisah-kisah mengharukan di baliknya. Mungkin kamu juga penasaran bagaimana ia mengawali profesi ini, jumlah orderan per hari, siapa gurunya, dan suka duka lainnya.

Kamu bisa langsung ke podcast VICE ‘Census Nusantara’ dengan Fathia Izzati, host yang memandu acara yang tayang sepekan sekali ini.

Kalian bisa klik link di atas, atau ketik saja di kolom search Spotify pakai kata kunci ‘Census Nusantara’. Pasti ketemu kok.

Lewat podcast ini, kalian bisa mengenal banyak sosok lainnya yang menarik dari berbagai kota, dan kami yakin kalian bisa semakin paham betapa kaya dan beragamnya nusantara, dan betapa kreatifnya anak-anak muda di dalamnya.