Anime

'One Punch Man' Sanggup Mengobati Kalian yang Capek Sama Pakem Cerita Superhero

Saitama mungkin manusia paling kuat di dunia. Tetapi dia masih mengalami kesulitan beradaptasi dengan dunia modern seperti kita.
'One Punch Man' Sanggup Mengobati Kalian yang Capek Sama Pakem Cerita Superhero
Screenshot dari VIZ Media.

Apa saja ciri-ciri seorang pahlawan? Di dunia Barat, dalam superhero komik dan manga shonen, sang protagonis biasanya mengatasi berbagai percobaan demi mencapai tujuan tertentu. Ada alasan spesifik mengapa tokoh-tokoh tertentu menjadi pahlawan: Goku dari Dragon Ball dan Superman merupakan alien dari planet angkasa berbekal kekuatan luar biasa. Spider-Man dan Deku dari My Hero Academia memperoleh kekuatan mereka berkat takdir.

Iklan

Bagi pahlawan-pahlawan ini, asal-usul dan motivasi mereka merupakan titik pusat status mereka. Perjalanan mereka untuk mencapai tujuan mereka masing-masing menentukan ekspektasi kita sebagai pembaca dan penonton. Kita mendukung mereka karena melihat diri kita dalam tokoh-tokoh ini: si kambing hitam yang ingin memperkuatkan diri dan menjadi jagoan. Kita berempati dengan perjuangan mereka.

Kita sudah terbiasa menantikan hal-hal ini dalam genre superhero, dan dinamika ini sejak dulu sudah dianalisa habis-habisan.

Watchmen dan film horor-superhero 2019 Brightburn menunjukkan bagaimana budaya populer dapat membangkitkan genre superhero. Tetapi tiada serial selain One Punch Man yang lebih menggulingkan ekspektasi superhero kita.

Jadi begini cerita One Punch Man: Di dunia penuh superhero yang terus-terusan bertarung melawan monster, seorang pahlawan unik bernama Saitama berhasil memenangkan semua pertarungan hanya dengan satu pukulan. Setelah itu, Saitama tak lagi merasa semangat ketika mengalahkan lawannya. Karena bosan dengan kekuatan tak terbatas, dia mencari penentang yang lebih sulit dikalahkan.

One Punch Man pada awalnya hanya sebuah komik online oleh pelukis anonim ONE, yang terbit di internet secara gratis. Tak lama kemudian, ceritanya diangkat menjadi manga digital pada 2012. Pada 2015, One Punch Man dijadikan serial anime, yang season keduanya baru dirilis April kemarin.

Reaksi penonton Barat sudah jelas. One Punch Man berdebut pada peringkat satu di daftar Manga Paling Laris New York Times dan dinominasi untuk penghargaan Eisner pada 2015. Season pertama berhasil meraih ulasan 100% di Rotten Tomatoes. Manga ini baru saja mencapai seratus bab, dan versi animenya tidak beda jauh. Season kedua mendalami tema-tema penting tanpa menjadi klise.

Iklan

Pada awalnya, menyaksikan Saitama mengalahkan lawannya dengan satu pukulan membuat kita semua takjub, tetapi lama-lama menjadi membosankan. Bosan dong, kalau dia mampu berulang kali mengalahkan penentangnya dengan satu pukulan.

Dunia One Punch Man dihuni berbagai macam superhero dan penjahat, lengkap dengan kostum keren dan gaya bertarung menyolok. Para pahlawan bekerja untuk sebuah perusahaan, Hero Association, yang memberi mereka lisensi dan menggolongkan mereka berdasarkan ranking. Hirarki ini membelah para pahlawan dan menciptakan suasana elit bagi pahlawan dengan ranking tinggi.

Karena Saitama tidak menggambarkan diri sebagai seorang pahlawan, dia memulai kisahnya dari eselon paling rendah. Kepahlawanan Saitama kurang dihargai orang-orang yang dia selamatkan, dan pahlawan lain seringkali dipuji untuk hasil kerja Saitama.

Rambut Saitama tidak menentang gravitasi. Dia tidak mengenakan kostum superhero keren. Asal-usulnya tidak begitu tragis. Dan kekuatannya tidak diperoleh dari dewa atau eksperimen gagal.

Saitama justru memperoleh kekuatannya karena bekerja keras dan mengikuti rutin 100 push-up, 100 sit-up, 100 squat, dan lari sejauh sepuluh kilometer setiap hari. Dia makan tiga kali sehari, termasuk sebuah pisang untuk sarapan, dan tidur tanpa AC. Kekuatannya membuktikan bagaimana disiplin dan tekad dapat mengubah situasi biasa menjadi luar biasa. Kalau Saitama berhasil mentransformasi dirinya, mungkin kita semua juga bisa.

Cara menulis inovatif ONE membuktikan One Punch Man akan terus bertahan karena menjadi inspirasi untuk kehidupan modern. Ternyata, bahkan makhluk paling kuat di dunia masih harus membayar tagihan dan mengejar promo di supermarket. Gaya hidupnya cukup sederhana, dan penampilannya tidak begitu mengesankan.

Saitama lebih menganggap pekerjaan superhero sebagai hobi, dan kontradiksi yang diwujudkan Saitama mengajar kita semua artinya menjadi seorang pahlawan di dunia modern. Tak peduli kalau kamu tampak keren. Tak peduli kalau kamu nomor satu. Yang penting kamu selalu berada di situ saat kamu dibutuhkan. Begitu juga kalau kamu botak dan memakai sarung tangan merah dan mantel kuning.