FYI.

This story is over 5 years old.

Sisi Lain Facebook

Facebook Kakak Tiri Kim Jong-un Menjelaskan Alasan Dia Sampai Dibunuh

Akun Facebook mendiang Kim Jong-nam sepertinya dibenci banyak orang di Korea Utara.

Artikel ini pertama kali tayang di Motherboard.

Sebelum Kim Jong-nam dibunuh pada  13 Februari lalu di Bandar Udara Kuala Lumpur, laman Facebook kakak tiri Kim Jong-un memamerkan sisi lain dari kehidupannya—salah satu foto profilnya adalah seekor tupai. Foto tupai itu—yang sedang mengunyah biji kacang—dilapisi bendera perancis yang dipasang para netizen sesudah serangan teroris Paris 2015 lalu. Sang empunya foto mengomentari foto itu dengan sebuah kalimat pendek "I mss Europe!"

Iklan

Kim Jong-nam kemungkinan besar dihabisi—salah satunya—karena kerap membuat komentar bernada liberal di dunia maya dan media. Berita terakhir mengungkap bahwa Jong-nam meregang nyawa setelah diracun senyawa mematikan VX.

Kim Jong-nam bepergian dengan paspor bernama Kim Chol, nama sama yang digunakan mendiang di laman Facebooknya yang kini tak sudah dihapus. Menurut keterangan Cha Du-hyeong, mantan sekretaris Badan Intelejen Korea Utara , yang dikutip oleh NK News, Jong-nam tak pernah berusaha melakoni sebuah kehidupan yang tertutup. Buktinya, dia bisa dengan santai memampang foto-foto perjalanan dan selfie di laman facebook pribadi. Lebih dari itu, Jong-nam enteng saja me-like segala sesuatu yang haram hukumnya bagi rezim keluarga Kim. misalnya, putra sulung mendiang Kim Jong-il ini menyukai page impersonator Kim Jong-un, Kim Jong-um, laman resmi presiden Rusia Vladimir Putin dan Bar Perempuan di Singapura Kimidori yang sekilas mirip versi Asia dari Hooters.

Mesk menggunakan nama palsu, Jong-nam bisa dengan mudah dikenali di Facebook. Dalam profil Facebooknya, Jong-nam menyebut latar belakang pendidikannya di Geneva dan Moskow. Kakak tiri Kim Jong-un ini memang pernah mengenyam pendidikan di kedua kota tersebut. Kendati belum ada cara untuk menentukan bahwa akun Facebook Kim Chol benar-benar milik Jong-nam, salah satu sumber dari NK News mengatakan bahwa akun tersebut digunakan Jong-nam secara berkala sampai 2015.

Iklan

Beberapa laporan mengklaim gara-gara mengungga foto-foto gaya hidupnya yang "playboy", Kim Jong-nam jadi target agan intelejen Korut. Sebelumnya, pada 2012, Jong-nam mengalami percobaan pembunuhan. Beruntung, Jong-nam bisa menyelamatkan diri. Tak lama setelahnya, Jong-nam menulis surat kepada saudara tirinya, memohon untuk tak diserang lagi. Akun Facebook Jong-nam juga menunjukkan pemiliknya pernah singgah di hotel bintang lima, melancong ke seluruh dunia dan bergaya di depan cakrawala Makau dan Shanghai

Banyak yang bilang bahwa unggahan-unggahan Jong-nam yang membuatnya harus meregang nyawa.  Ditengarai Jong-nam menjadi target rezim keluarga Kim karena berencana membelot ke Korea Selatan. Beberapa hari sebelum Jong-nam tewas, sebuah surat kabar di Korea Selatan melaporkan kegagalan Kim Jong-nam membelot ke Korea Selatan beberapa tahun lalu. Imbasnya, makin kuat alasan Pyongyang untuk menghabisi Jong-nam.

Jong-nam juga dikenal kerap menjuluki pemerintahan rezim keluarga Kim sebagai "lelucon di luar Korea Utara."

Foto dari Facebook Kim Jong-nam

Namun, bagi Michael Madden, seorang dosen tamu di US Korea Institute, Washington, Kim Jong-nam tak seteledor seperti yang tampak dalam aktivitas online. "Dia sangat berhati-hati dalam menggunakan email," ujar Madden. "Pilihan untuk menggunakan nama samar Kim Chol diambil agar dia bisa leluasa berkomunikasi dengan keluarga dan teman tanpa membuat user lain sadar siapa dia sesungguhnya lalu membanjirinya dengan pesan dan permintaan pertemanan."

Iklan

Madden menjelaskan bahwa Kim Jong-nam sudah masuk masuk daftar pengawasan pihak berwenang Korut jauh sebelum masa inter. "Ketika dia belajar di luar negeri, keberadaannya terus diawasi untuk menghindari usaha penculikan," ujar Madden. "[Kim Jong-nam] adalah seseorang yang terbiasa di awasi, namun dalam aktivitas internetnya, Jong-nam menggunakan komputer yang aman dan berbagai piranti lunak untuk menghindari pengawasan."

Beberapa pakar mengatakan yang membuat Pyongyang gerah adalah ujaran Jong-nam di media. "Menurut saya, penyebab utamanya bukan unggahan facebook Kim Jong-nam yang jadi masalahnya." tutur Sokeel Park, direktur riset lembaga nirlaba Liberty in North Korea. "Pernyataan Jong-nam di media selama beberapa tahun memang bikin panas kuping Pyongyang, tapi saya ragu itu alasan Jong-nam dibunuh."

Yoji Gomi, seorang wartawan Jepang dan penulis  "Kim Jong Nam: My Father, Kim Jong Il and Me," menghabiskan waktu berjam-jam mewawancarai Jong Nam, yang dilaporkan pernah bikin malu rezim Kim setelah Jong-nam kedapatan menggunakan paspor palsu saat hendak mencoba masuk Disneyland Tokyo. Setelah itu Jong-nam bermukim di luar Korea Utara. "Jong-nam sudah lama diasingkan dari struktur kekuasan rezim Korut, tapi dia jadi satu-satu anggota keluarga Kim yang blak-blakan mengkritik rezim Korut,"  Ujar Gomi pada Japan Times minggu lalu. "Saya sempat berharap dia bakal memulai perubahan." Dalam benak Madden, wawancara Kim Jong-nam dengan Gomi yang justru mengantarnya ke akhir hidupnya. "Korespondensi dan apa yang dikatakan membuat beberapa orang di Korut marah besar. Lalu ketika beberapa detail kehidupannya diterbitkan, Jong-nam geram dan mencela Gomi."

Direktur badan intelejen Korea Selatan Lee Byung-ho mengatakan bahwa Pyongyang  berusaha membunuh  Jong-nam sejak 2011. Selama ini, Jong-nam tinggal di Makau di bawah perlindungan pemerintah Cina."

"Ada bukti dari beberapa sumber yang menunjukkan bahwa jejak Jong-nam sudah ditelusuri minimal setahun sebelum ajalnya," ujar Madden sambil menggarisbawahi bahwa rumahnya di Macau dan Beijing gampang sekali ditemukan dan terus menerus diawasi polisi.

"Kementerian Keamanan telah meningkatkan perlindungan 24 jam, mengerahkan van dan mobil serta personel berpakaian preman untuk mengawasi rumah Jong-nam."

Kim Jong-nam tewas meninggalkan satu istri, satu anak perempuan, dan satu anak laki-laki. Kasus pembunuhan putra sulung Kim Jong-il itu menyeret satu WNI, bernama Siti Aisyah, yang dituding menjadi aktor lapangan dalam pembunuhan tersebut. Siti Aisyah terancam hukuman mati.