Food

Perempuan Israel Masuk Rumah Sakit, Mengira Asyik Makan ‘Alpukat’ Ternyata Wasabi

Perempuan Israel Masuk Rumah Sakit, Mengira Asyik Makan 'Alpukat' Ternyata Wasabi

Dalam salah satu episode season ke-9 serial animasi Bob’s Burgers, seorang tokoh bernama Teddy mengajak gebetannya kencan di restoran sushi, padahal dia sama sekali tidak menyukai sushi. Untuk melatih diri, Teddy membeli sebungkus sushi buat makan siang. Dia tidak sengaja memakan sesendok wasabi karena mengira itu alpukat. Karena Bob’s Burger’s kartun, maka dia memuntahkan wasabinya di wajah tokoh bernama Linda Belcher.

Mungkin ini satu-satunya ilustrasi yang memungkinkan kami bertransisi dari Bob’s Burgers ke laporan sebuah Jurnal Medis di Britania Raya. Dalam studi kasus yang terbit baru-baru ini, seorang perempuan asal Israel mengalami hal yang sama seperti Teddy di resepsi pernikahan.

Videos by VICE

Perempuan berusia 60, yang identitasnya tidak diungkapkan, melihat sejumput panganan hijau yang disangkanya adalah alpukat. Ia memakan sesendok darinya tanpa masalah. Beberapa menit kemudian, ia mengalami rasa sakit di dada, menyebar ke lengannya. Keesokan harinya, dia masih merasa sakit dan memutuskan untuk perg ke dokter.

IFLScience melaporkan hasil elekrokardiogram menunjukkan adanya kelainan di ventrikel kiri jantung perempuan itu, yang akhirnya didiagnosis sebagai takotsubo kardiomiopati alias “sindrom patah hati.” Menurut kajian dari Harvard University, gejala sindrom patah hati sangat mirip dengan serangan jantung, termasuk rasa sakit di dada, kesulitan bernapas, dan denyut jantung tidak beraturan.

Penyebab kondisi ini belum sepenuhnya diketahui, tetapi gejalanya seringkali dipicu stres emosional, laiknya putus cinta atau kematian orang terkasih. Kadang pemicunya adalah stres positif seperti pesta kejutan. Lebih dari 90 persen kasus sindrom patah hati dialami perempuan dari umur 58 hingga 75 tahun.

Nama teknis kondisi ini didasarkan pada “pembalonan” ventrikel kiri jantung, yang saat melebar terlihat seperti “tako-tsubo”, sebutan untuk perangkap gurita khas Jepang. (Kasus pertama kondisi semacam ini dilaporkan di Jepang pada 1990.)

Untungnya gangguan kesehatan ini tidak permanen. Pemakan wasabi itu pulih dan pulang dari rumah sakit dalam waktu sebulan. “Setahu kami, ini kasus pertama takotsubo kardiomiopati yang dipicu wasabi,” demikian kesimpulan peneliti studi kasus tersebut.

Mudah-mudahan kita semua bisa belajar dari pengalaman perempuan ini dan selalu mencurigakan “alpukat” di meja makan.

Artikel ini pertama kali tayang di MUNCHIES