Sains

Peneliti Simpulkan Monyet Pengutil di Bali Tak Iseng, Mereka Paham Ponsel Berharga

Tim peneliti mengamati perilaku monyet nakal di sekitar Pura Uluwatu, lalu menyimpulkan para primata itu terlatih alamiah mencuri ponsel agar bisa makan.
Peneliti Simpulkan Monyet Pengutil di Bali Terlatih Mengincar Ponsel dan Dompet Turis
Foto monyet di Bali oleh  Kutan Ural, via Unsplash

Monyet-monyet di kawasan wisata favorit Bali sudah sering masuk berita karena kenakalannya mengutil barang milik pengunjung. Rupanya, perilaku primata itu bukan sekadar keisengan impulsif binatang. Dari pengamatan peneliti, gerombolan monyet di Pura Uluwatu Bali bahkan disimpulkan terlatih secara alamiah mencuri barang berharga. Monyet-monyet tersebut menjadikan ponsel atau kamera wisatawan sebagai “sandera” sampai akhirnya diberi makan.

Iklan

Penelitian itu baru saja terbit di Jurnal Royal Society, menyatakan monyet-monyet yang diamati di kawasan Uluwatu sudah berhitung nilai barang yang akan diambil. Mereka sudah paham, semakin berharga barang yang diambil, semakin besar peluang diberi imbalan makanan.

Tim peneliti perilaku monyet ini adalah akademisi gabungan dari Universitas Udayana, serta University of Lethbridge, Kanada. Monyet tersebut, tanpa dilatih manusia, secara naluriah mengabaikan barang kurang berharga seperti kacamata atau jepit rambut. Monyet tersebut pilih mengincar ponsel dan barang elektronik berharga lainnya yang bisa mereka genggam dengan cepat. Dompet dan komputer tablet juga jadi incaran favorit para monyet pencuri di Uluwatu.

Para peneliti mengamati interaksi monyet-monyet itu dengan manusia sepanjang 273 hari, pada 2015 hingga 2016. Pengamatan lanjutan dilakukan pada 2019. Dari pengamatan tersebut, didapat sekitar 2.000 file rekaman interaksi monyet bersama manusia, termasuk ketika mereka mencuri barang pengunjung pura, serta saat mereka minta dibayar dengan makanan.

Dalam rekaman-rekaman tersebut, pengurus pura sudah biasa harus bernegosiasi dengan monyet supaya mengembalikan barang berharga milik turis. Negosiasi bisa berlangsung hingga 25 menit. Makin mahal barangnya, terutama ponsel, makin sulit monyetnya dirayu dengan makanan biasa.

Peneliti menyimpulkan monyet-monyet di Uluwatu ingin “tebusan” dibayar dengan makanan kesukaan mereka, yaitu telur, sekantong buah, serta biskuit. Jika barang yang diambil kurang berharga, monyet nakal akan cepat mengembalikannya.

Iklan

“Monyet-monyet tersebut sudah ahli mengutil barang milik pengunjung yang mengabaikan peringatan pengelola pura agar menyimpan baik-baik barang pribadinya,” kata Dr Jean-Baptiste Leca, salah satu anggota tim peneliti dari the University of Lethbridge saat dihubungi The Guardian.

Kemampuan mengidenfitikasi nilai suatu barang itu dimiliki monyet secara alamiah melihat perilaku orang tua, yang kemudian diwariskan ke anak-anaknya. Jika sejak kecil hingga usia empat tahun terbiasa mendapat hadiah ketika mengembalikan barang berharga, peneliti menyimpulkan monyet bisa menilai seberapa berharga suatu barang dibanding benda lain.

Penelitian yang dibiayai oleh Yayasan the Natural Sciences and Engineering Research Council of Canada (NSERC) dan the Alberta Gambling Research Institute (AGRI) ini menambah pemahaman ilmuwan tentang perilaku sosial monyet. Disimpulkan bahwa monyet memiliki insting ekonomi yang bisa terlatih akibat kondisi kesehariannya.

“Kemampuan analisis nilai suatu barang ini menjadi yang pertama dapat diamati dari hewan di kondisi liar. Pola pembelajaran para monyet itu spontan serta diwariskan dari pengalaman generasi monyet sebelumnya,” imbuh Leca.

Monyet nakal di Bali punya kemiripan sifat dengan saudaranya di Kuil Hindu Vrindavan, kawasan utara India, yang sudah sering dijuluki warga bagai “komplotan mafia”. Hobi mereka pun mengutil barang milik pengunjung, untuk dibarter dengan makanan.

Follow Snigdha di Twitter.