The VICE Guide to Right Now

Produsen Kondom di Jepang Bikin Anime Soal Seks yang Aman

Karakter utama Condom Battler Goro selalu 'henshin' pakai kondom, lalu diselimuti kostum karet, sebelum melawan penyakit seksual hingga pemburu kondom.
Viral anime Cara Pakai Kondom Condom Battler Goro dari Jepang bikinan produsen kondom Okamoto
Kolase oleh VICE / Cuplikan gambar dari arsip Okamoto di  YouTub

Jepang selalu punya cara yang khas untuk mempromosikan sesuatu. Termasuk urusan pakai kondom. Contohnya produsen kondom terbesar di Jepang yang membuat promosi seks aman lewat anime. Okamoto, nama perusahaan kondom itu, belum lama ini mengongkosi pembuatan anime Condom Battler Goro. Tayangan tersebut bisa dintonton di YouTube sejak 11 Juni 2020. Saat artikel ini dilansir, Condom Battler Goro sudah memasuki episode ke-4.

Iklan

Kalau dilihat sekilas, karakter utamanya seperti sosok Ash Ketchum dari serial TV populer Pokemon. Dalam beberapa bagian, gaya animenya juga meminjam shounen klasik Dragon Ball. Bedanya, si tokoh utama adalah pengguna kondom sakti mandraguna.

Si tokoh utama bernama Goro, pemuda 24 tahun yang menemukan kondom legenda di sebuah batu. Dia mencabut kondom tersebut, lalu tubuhnya tiba-tiba diselimuti kostum karet. Tiap kali "henshin", Goro akan mengambil kondom dari batu.

Layaknya shounen standar, wajib ada sosok antagonis utama buat Goro. Musuh bebuyutannya adalah Rambo, pemburu kondom yang mengenakan kondom bocor sebagai helm dan pelindung pundak. Rambo tertarik ingin menguasai kondom ajaib yang dimiliki Goro.

Sumpah tiap episodenya, walaupun pendek, ajaib banget. Goro biasanya akan melawan Rambo ditemani dua sahabatnya: Miku dan Hayato.

Di salah satu episode terbaik serial ini, Goro dan dua kawan menjalani tantangan bertahan di hutan yang dihuni penderita penyakit menular seksual. Nyaris semua mahluk di dalam hutan mengidap penyakit kelamin. Ketika orang-orang di sekitarnya tertular, Goro tetap aman karena mengenakan kostum kondom andalannya.

Isu-isu yang diangkat sebetulnya lumayan serius. Ada satu episode menggambarkan plot twist, bahwa cerita anime ini tidak akan terjadi andai seseorang melakoni hubungan seks dengan pengaman.

"Sejujurnya, kami harus bilang belum banyak orang Jepang tahu cara pemakaian kondom yang benar. Materi pendidikan seks juga kurang diminati remaja. Karenanya, kami bikin anime ini, supaya orang mau terbuka menyaksikan materi seks aman, tentu dengan bumbu-bumbu humor," demikian keterangan tertulis Okamoto lewat situs resminya.

Iklan

Pengguna medsos di Jepang mengapresiasi keputusan Okamoto. Anime Goro dianggap menarik dan penuh humor yang bisa dipahami anak SD sekalipun.

“Dengan begini sejak kecil, pelajar sudah tahu pentingnya kondom," kata satu pengguna Twitter.

"Kabarnya, kehamilan tidak direncanakan meningkat di Jepang selama pandemi…. Bagus deh, anime kayak gini bisa mengajari para remaja itu kalau seks aman sangat penting," tulis komentator lain.

"GOBLOG. Anime kondom ini kocak banget," tutur seorang pengguna Twitter.

Jepang, sekalipun punya industri film porno yang amat besar, sebetulnya amat konservatif untuk urusan pendidikan seks. Membicarakan seks secara terbuka sampai sekarang dianggap tabu.

Bahkan materi pendidikan seks amat minim di sekolah-sekolah menengah seantero Jepang. Kebanyakan cuma berisi penjelasan anatomi manusia, bukan cara pakai kondom atau masturbasi yang sehat. Sama seperti kondisi pendidikan seks di Indonesia.

Merujuk survei online yang digelar Nippon Foundation, sekitar 40 persen responden dari usia remaja di Jepang menganggap materi pendidikan seks yang mereka dapatkan dari sekolah "tidak berguna sama sekali buat kehidupan nyata."


Follow Miran di Instagram.

Artikel ini pertama kali tayang di VICE ASIA.