Ketika polisi Cimahi menangkap dua pengedar ganja pada Kamis pekan lalu (8/7), mereka mendapat informasi ada ladang ganja di Gunung Cibodas, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Informasi itu jadi modal polisi untuk menggerebek kebun yang ternyata seluas satu hektare itu, Minggu (12/7).
Di lokasi, aparat menemukan lelaki berinisial YN yang diduga sebagai penggarap lahan ganja. Pencokokan terjadi. Polisi menyita 36 paket ganja kering seberat 3 kilogram, 11 benih ganja, dan 32 batang ganja. Lho, kok cuma 32 batang?
Videos by VICE
“Saat ini yang kita tempati ini di sini adalah tempat ladang ganja kurang lebih satu hektare, yang mana ladang ganja ini menanamnya secara terpisah, di areal seluas satu hektare,” ujar Yoris kepada Kompas. “Kita terlambat [melakukan penggerebekan]. Baru sekitar dua sampai tiga minggu yang lalu panen terakhir, sekali panen sekitar 40 kilogram ganja kering keluar dari sini, sebanyak kurang lebih 1.000 sampai 2.000 batang tanaman ganja.”
FYI, satu kilo ganja harganya Rp6 juta. Artinya sekali panen, lahan Lembang ini punya nilai Rp240 juta. Lahan ini diduga udah digarap selama satu tahun dengan periode panen tiga bulan sekali.
Ladang ganja yang luas-luas sering ditemukan di Indonesia kok. Awal tahun ini aja, polisi dilaporkan menemukan lima hektare ladang ganja di Mandailing Natal, Sumatera Utara. Daerah ini disebut polisi sebagai penghasil ganja nomor dua di Indonesia. Nomor satunya Anda sudah tahu dong di mana.
“Ladang ganja juga sudah siap dipanen. Kami perkirakan kalau sudah dipaket, bisa jadi 60 ton ganja. Jadi cukup besar hasil pengungkapan ini. Lima hektare ladang ganja dengan ukuran tinggi [tanaman] 150 sentimeter sampai 200 sentimeter,” ujar Kapolda Metro Jaya Nana Sudjana kepada Antaranews.
Informasi soal ladang ganja di Mandailing terungkap setelah polisi di seantero Jakarta menangkap secara terpisah-pisah 19 tersangka yang dari mereka 1,3 ton ganja disita. Satu tersangka tewas ditembak polisi. Semua kasus dan pengakuan tersangka ini mengarah ke ladang Mandailing Natal. Setelah lahan ditemukan, polisi melaporkan telah membakarnya.
Pindah ke Lampung, dua tahun lalu polisi melacak ladang ganja di kawasan hutan Kabupaten Tanggamus. Lahan terpencil seluas 2 hektare di kawasan hutan Talang Balak, Dusun Kedaung, digunakan untuk budidaya ganja.
Kasat Narkoba Polres Tanggamus Anton Saputra mengatakan, pemilik lahan mencampur tanaman ganja dengan tanaman lain agar tidak bikin curiga. “Jadi kalau tidak masuk ke dalam kebun itu dan mencari-cari, tanaman ganja tidak akan ditemukan. Pemilik sudah persiapan supaya tanaman tidak diketahui orang,” kata Anto dilansir Tribunnews.
Selain para pemain besar berlahan luas, banyak juga kok yang menanam ganjanya secara sederhana di pekarangan rumah seperti di Malang, Jakarta Selatan, atau Kendal. Masih ingat dong sama penanam ganja hidroponik di Surabaya?
Fenomena tanam ganja independen disinyalir marak terjadi karena sumber ilmunya juga banyak, mulai dari belajar dari YouTube atau langsung mencari pencerahan di pusat industrinya.