Presiden Filipina Rodrigo Duterte kini punya musuh baru, yaitu rokok vape.
Duterte telah memberlakukan larangan merokok di publik sejak 2017, tetapi dia mengumumkan dalam konferensi pers pekan lalu juga akan melarang rokok elektrik karena “beracun”.
Videos by VICE
“Saya memerintahkan semua lembaga penegak hukum untuk menangkap siapapun yang merokok di tempat umum. [Rokok elektrik] sama membahayakannya dengan rokok biasa,” kata Duterte. Dia lalu menambahkan penggunaan dan impor alat rokok elektrik akan dilarang sepenuhnya, meski belum jelas kapan berlaku efektif.
“Saya akan melarang penggunaan dan impornya. Saya berharap semua mendengar ini, dan memberitahunya kepada yang lain. Kenapa? Karena [vape] beracun,” lanjutnya.
Pengumuman ini dibuat beberapa hari setelah kementerian kesehatan Filipina melaporkan kasus penyakit paru-paru terkait vape pertama di sana. Remaja perempuan berusia 16 dirawat karenanya.
Bulan lalu, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) melaporkan hampir 1.500 kasus penyakit akibat nge-vape terjadi di Amerika Serikat dalam beberapa bulan terakhir, dan telah menewaskan 33 orang.
Peraturan baru tersebut dibuat secara spontan dalam konferensi pers, terapi dia berjanji segera mengeluarkan perintah tertulis untuk menyusun undang-undang baru. Akan tetapi, peraturannya belum juga keluar pada Jumat. Di sisi lain, aparat kepolisian akan menjalankan perintah presiden sesuai Perintah Eksekutif No. 26 yang melarang rokok di tempat umum.
Akan tetapi, mereka diperintahkan untuk tidak menangkap pengguna vape. Polisi cukup mencatat nama, menyita rokok elektrik, dan membebaskan orang-orang yang kedapatan nge-vape di publik.
Anehnya lagi, ada peraturan lokal yang sudah mengkriminalisasi pengguna vape di tempat umum dengan hukuman penjara, sanksi uang atau community service.
Dunia mengenal Duterte akibat perang melawan narkoba dia yang begitu ekstrem. Pemberantasan yang mengincar baik pengedar maupun pemakai telah menelan ribuan jiwa. Banyak di antara mereka dieksekusi di luar proses hukum.
Selain melarang rokok di tempat umum, presiden yang mantan perokok itu juga menghentikan pengiklanan produk tembakau sebagai upayanya memberlakukan ketertiban umum di negara mayoritas penduduk Katolik.
“Seperti yang sudah diketahui, nikotin bisa bikin kita ketagihan,” katanya pada Rabu. “Jika memang ingin merokok, carilah tempat tertutup. Jangan merokok di kerumunan.”
Artikel ini pertama kali tayang di VICE News