Penduduk Filipina mempertanyakan kesehatan Presiden Rodrigo Duterte semenjak dia menjabat sebagai kepala negara pada 2016. Duterte pun akhirnya angkat bicara pada 5 Oktober bahwa dia mengidap miastenia gravis, penyakit neuromuskular autoimun langka. Kondisi ini membuat otot jadi lemah.
Rappler melansir Duterte membeberkan soal penyakitnya dalam pertemuan komunitas Filipina di Moskow, Rusia.
Videos by VICE
“Kelopak mata saya kecil sebelah dan bisa turun sendiri,” ujar Duterte, menurut transkrip yang dirilis akhir pekan lalu. “Saya menderita kelemahan otot yang disebut miastenia gravis. Penyakitnya diturunkan kakek.”
Menurut Institut Kesehatan Nasional AS, kondisi tersebut menyebabkan kelemahan pada otot yang membantu pernapasan dan gerakan tubuh. Selain itu, penyakit autoimun langka ini juga dapat menyerang otot-otot lain yang mengontrol gerakan mata, kelopak mata dan ekspresi wajah, serta membantu mengunyah, berbicara, dan menelan.
Dengan usianya yang ke-74, Duterte menjadi presiden tertua di Filipina. Itulah mengapa orang sering berspekulasi dia sakit ketika tidak menghadiri acara publik. Staf kepresidenan Duterte merahasiakan kondisi kesehatannya, dan meyakinkan warga sang presiden baik-baik saja.
Saking banyaknya desas-desus yang beredar, kantor Duterte sampai mengunggah foto presiden Filipina sedang makan bareng mantan asisten untuk menepis kabar miring dia tengah menjalani pengobatan.
Anggota Senat Antonio Trillanes IV sangat vokal dalam mengkritik Duterte. Pada Februari, dia mengklaim sang presiden berobat di Hong Kong untuk menyembuhkan penyakit yang sengaja ditutup-tutupi. Staf kepresidenan menyangkal ucapan Antonio, dan mengatakan Duterte pergi ke Hong Kong buat jalan-jalan.
Duterte sendiri sering menyinggung kesehatannya dalam acara publik.
Pada Oktober 2018, dia mengatakan sedang menunggu hasil pemeriksaan kanker. Ucapannya ini memicu kekhawatiran publik. Duterte lalu mengumumkan hasilnya negatif.
Menurut ABS-CBN News, dia juga pernah menyebut menderita migrain harian dan penyakit Buerger, kondisi tersumbatnya pembuluh darah yang terkait dengan kebiasaan merokok sewaktu dia masih muda. Lalu, pada 2016, Duterte mengungkapkan dia minum obat penghilang rasa sakit fentanyl karena cedera tulang belakang akibat kecelakaan sepeda motor.
Artikel ini pertama kali tayang di VICE Asia .