Penyelamatan Satwa Liar

Singa Terpaksa Ditembak Bius Karena Kabur dari Kandang di Bandara Tersibuk ASEAN

Menariknya, ternyata Singapura sudah beberapa kali mengalami insiden binatang liar lepas dari kandang, termasuk kuda nil.
Singa Terpaksa Ditembak Bius Karena Kabur dari Kandang di Bandara Changi Singapura
Ilustrasi singa yang berada di Kebun Binatang. Foto oleh RIZWAN TABASSUM / AFP

Apakah binatang sedang janjian membuat kehebohan di Singapura? Pada awal Desember 2021, gerombolan berang-berang menyerang seorang lelaki yang berjalan santai dekat taman negara kota itu. Selanjutnya, pada 12 Desember lalu, dua singa dewasa berhasil lepas dari kandang ketika sedang transit di Bandara Changi, Singapura. Salah satu singa itu terpantau asyik nangkring di atas kandangnya, membuat beberapa petugas bandara tunggang langgang.

Iklan

Merujuk laporan The Straits Times, pada hari kejadian sedang ada pengiriman tujuh singa menuju ke kebun binatang di luar negeri. Namun, dua ekor singa berhasil lepas dari kontainer, sehingga petugas keamanan terpaksa dipanggil untuk menembakkan peluru bius. Dua singa itu tak sampai menyerang manusia, dan kini sudah siuman dan dirawat sementara di Kebun Binatang Singapura.

Menariknya, ini bukan kali pertama Singapura mengalami insiden binatang eksotis lepas dari kandang. Pada 1973, warga kota itu dihebohkan panther yang jalan santai di kawasan sibuk, setahun kemudian seekor kuda nil turut lepas. Insiden berikutnya terjadi pada 2005, ketika seekor jaguar berhasil kabur dari kandang, disusul pelarian seekor anjing liar Afrika pada 2014.

People walk along a link bridge to a terminal at Changi Airport.

Insiden singa lepas dari kandang terjadi di area transit bandara Changi. Foto oleh Roslan RAHMAN / AFP

VICE World News menghubungi Mandai Wildlife Group, pengelola kawasan konservasi dan kebun binatang di Singapura. Mereka adalah tim yang dipanggil aparat keamanan untuk membius dua singa di Changi. “Tindakan pembiusan amat diperlukan dalam insiden akhir pekan lalu,” ujar juru bicara Mandai. “Sebab, jika tidak dibius maka dokter hewan kesulitan mengirim karnivora besar itu ke lokasi lebih aman, yang jauh dari keramaian manusia.”

Iklan

VICE World News turut menghubungi Singapore Airlines (SIA), maskapai yang disewa untuk mengangkut tujuh singa tersebut. Maskapai menyatakan pengiriman akan dilanjutkan, setelah dua singa yang lepas dianggap sehat untuk kembali melakoni penerbangan jarak jauh.

SIA mengklaim lepasnya singa tempo hari hanya insiden kecil, “karena sebetulnya tetap terpasang jaring-jaring di sekitar kandang, yang membuat dua singa tersebut tidak bisa menjangkau area lain di bandara.” Maskapai menolak menjelaskan ke negara mana singa-singa itu hendak dikirim. Meski demikian, SIA berjanji akan menggelar penyelidikan, mengenai penyebab dua singa berhasil lepas dari kontainernya.

Bandara Changi adalah hub penerbangan paling sibuk di kawasan Asia Tenggara. Status tersebut sekaligus membuat Changi menjadi salah satu lokasi favorit penyelundupan binatang eksotis dari dan menuju berbagai negara Asia. Merujuk laporan yang pernah dirilis oleh TRAFFIC, lembaga pemantau perdagangan binatang ilegal, Bandara Changi termasuk 10 besar dunia sebagai sentra penyelundupan hewan eksotis.

 “Kami berjanji untuk memprioritaskan kesehatan singa-singa yang sedang diangkut,” ujar jubir Singapore Airlines. Maskapai mengaku selalu berkoordinasi dengan dokter hewan serta pakar kucing besar untuk mematikan pengiriman binatang buas itu selanjutnya bebas dari insiden.

Follow Heather Chen di Twitter