pająk

Menkeu Sri Mulyani Mengaku Senang Banyak Orang Merasa Kaya Flexing Harta di Medsos

Pamer harta mereka yang dijuluki 'Crazy Rich' membuat Ditjen Pajak mudah memonitor wajib pajak. Kultur serupa juga memudahkan kerja Bareskrim Polri saat menangkapi afiliator binary trading.
Menkeu Sri Mulyani Senang Banyak Orang Pamer Harta di Medsos Dimonitor Ditjen Pajak
Ilustrasi flexing harta di medsos oleh Dian Permatasari/VICE

Menteri Keuangan Sri Mulyani baru saja menyatakan dirinya mendukung betul kultur flexing di media sosial. Bagi Kementerian Keuangan yang dikomandoi Sri Mulyani, kebiasaan pamer kekayaan memudahkan kerja Direktorat Jenderal (Ditjen) Pajak Kemenkeu mendeteksi wajib pajak yang perlu dimonitor. Thanks udah spill kekayaan, Bestie, sekarang isi SPT-mu.

"Kami senang kalau di medsos ada yang pamer mengenai account number, 'Account saya yang paling gede.’ Begitu ada yang pamer, ‘Saya punya beberapa miliar,’ salah satu petugas pajak kami bilang, 'Ya, nanti kita datangi lah,’” papar Sri di Semarang, Rabu (10/3), dilansir Kompas.

Iklan

Menegaskan perilaku akun medsos Ditjen Pajak yang terkenal selalu hadir di postingan-postingan pamer harta, Sri mengatakan lembaganya memang aktif memantau aksi flexing di medsos. Kata beliau sih, tujuannya biar masyarakat tahu bahwa pemungutan pajak dilakukan dengan adil.

“Jadi memang di Indonesia kan ada yang crazy rich, ada yang memang dia mendapatkan fasilitas dari perusahaannya luar biasa besar. Itulah yang seperti itu dimasukkan dalam perhitungan perpajakan. Itu yang disebut tadi aspek keadilan,” Sri Mulyani memberi ilustrasi, dilansir Liputan6.

Tapi mantau di medsos, tambahnya, cuma jadi salah satu cara membantu pemantauan wajib pajak. Soalnya Ditjen Pajak juga punya akses masuk ke berbagai lembaga keuangan sehingga dapat mengetahui arus keuangan wajib pajak.   

“Jadi yang enggak pamer [harta] saja bisa diketahui, apalagi yang pamer," demikian ucapan Sri yang bagi penilep pajak auranya melebihi tukang bakso mangkal di depan rumah.

Gimana giatnya akun medsos Ditjen Pajak menghantui setiap postingan pamer harta emang harus diakui. Ditjen Pajak hadir di Tiktok ketika tantangan “ganteng, review saldonya dong” membuat seorang pengguna mengunggah slip ATM dengan saldo 11 triliun. Ditjen Pajak juga hadir di Twitter, saat sebuah akun memamerkan beli tas Rp20 juta hanya untuk membuktikan ia mampu. Akun Ditjen Pajak yang entah kenapa suka sekali menggunakan emotikon mata penuh cinta itu turut pula menyapa Ghozali, seorang pemuda Semarang, ketika ia menggemparkan internet setelah meraup Rp1,7 miliar dalam sekejap dari berjualan NFT.

Iklan

Saking proaktifnya direktorat ini, konon sekarang standar kesuksesan diukur dari seberapa kamu di-notice akun Ditjen Pajak.

Tapi issue buat crazy rich Indonesia bukan semata soal ketaatan bayar pajak. Kalau soal itu mah, influencer Indra Kenz (25) yang digelari crazy rich Medan juga pernah pamer membayar pajak senilai rumah. Indra kini menjadi tersangka kasus penipuan aplikasi binary option trading Binomo. Dugaan pidana ini membuat Bareskrim Polri dengan mudah menyita aset Indra dengan total nilai Rp57,2 miliar.

Kasus serupa juga menyeret sohib Indra, crazy rich Bandung bernama Doni Salmanan (23) yang tahun lalu membuat gempar karena menyawer game streamer Reza Arap sebesar Rp1 miliar.

Menyusul Indra, Doni turut menjadi tersangka penipuan investasi bodong lewat aplikasi binary option trading Quotex. Anggota DPR RI Ahmad Sahroni menyebut isi saldo rekening Doni mencapai Rp532 miliar, namun kabar ini belum dikonfirmasi kepolisian.

Pelajaran moralnya, flexing adalah budaya yang sangat berguna bagi Ditjen Pajak dan kepolisian.