Profil DJ Sahudi asal Sampang Viral berkat irama musik jamet kuproy di YouTube
Semua foto oleh Ian Def
Wawancara

Nongkrong Bareng DJ Sahudi, Sosok Fenomenal Ikon Dentum Funkot 'Jamet Kuproy'

Sensasi internet asal Sampang Madura yang melambungkan citra jamet ke level selanjutnya ini manusia serba bisa. Dia sekaligus sutradara FTV indie hingga pengusaha bebek goreng. Dialah Sahudi.

Selama merebak pandemi, jutaan orang terpaksa hidup dalam isolasi yang tak terbayangkan sebelumnya. Di hari-hari yang kelam dan kalut itu, berselancar di jagat dunia maya kerap kali menjadi siasat ampuh untuk menjaga kewarasan dan membunuh rasa bosan. Karena itu pula, pada masa-masa awal pandemi itulah, sosok lelaki asal Sampang, Madura, bernama Sahudi, melejit sebagai sensasi internet. Sebelum makin viral, namanya sudah cukup tenar untuk segmen penyuka musik-musik obskur, khususnya dari Jawa Timur.

Iklan

Tapi, berkat pandemi, meningkatnya jumlah penonton gabut, meledaknya popularitas TikTok, hingga meme-meme yang menyertainya, joget santai Jamet Kuproy menjadi fenomena nasional. Sahudi jelas berpengaruh adalah dalam tren itu. Sosok fenomenal peracik dentum funkot antemik pengiring Jamet Kuproy, yang aksinya kerap disertai membaca salam kiriman penggemar, mirip siaran radio

Pria kelahiran Sampang, Madura, yang sehari-harinya gemar menggunakan setelan celana pensil dan kaos oversize itu tak pernah menyangka jika namanya melejit lewat musik macam ini. Ia pun tak pernah mengira, lagu-lagu funkot racikannya bakal menjadi primadona dunia maya, melintasi batas-batas kelas sosial maupun selera estetika.

Nomor-nomor DJ Sahudi saking inspiratifnya beberapa kali digubah oleh band-band tanah air kekinian. Salah satunya adalah TamaT, duo breakcore asal Surabaya yang menggarap ulang lagu sahudi dalam track bertajuk Sahudicore.

Ritme yang cepat racikan Sahudi disulap menjadi dentum bass yang bertabrakan a la Atari Teengae Riots, atau mirip-mirip rooster D-trash Records, label digital yang moncer mengkurasi musik elektronik lokal. 

VICE menemui sosok Sahudi, itu nama aslinya, di warung bebek goreng miliknya di bilangan Warung Dowo, Pasuruan, Jawa Timur. Kami berbincang seputar proses kreatif sosok fenomenal yang berhasil mengguncang dunia jamet kuproy lewat dentum funkot bertensi tinggi racikannya. Berikut petikan obrolan kami selama nongkrong semalaman:

Iklan

VICE: Gimana sih awalnya Sahudi pertama kali menjadi DJ?
Sahudi:
Saya waktu kecil kerja di Surabaya, sering ikut temen saya. Kata ‘anak nakal’ itu dugem, lah. Jadi terus saya senang musik-musik dugem, terus bercita-cita jadi DJ, deh. 

Lalu kemudian saya membuat geng, namanya Lantai Petto Lekor. Atau artinya lantai dua puluh tujuh. Nah, ternyata enggak nyangka kok akhirnya meledak kayak gini. Jadi artis, mas, aku sekarang! 

Berarti benar sekarang sudah jadi artis ya? Kenapa sih kok milih nama Lantai Pitu Lekor? Biar apa?
Lho, iya dong [saya artis]. Video saya sudah di-share ribuan kali. Saya pun juga udah dapat duit dari YouTube. Hasilnya ya warung bebek ini. Alhamdulilah separuh modalnya disumbang sama mbah YouTube.

Lantai Pito Lekor itu bahasa madura, artinya ya lantai dua puluh tuju. Lantai dua tujuh kan bayangan saya tinggi banget! Emangnya ada diskotik yang setinggi itu? Punya dua puluh tujuh lantai? Enggak ada, kan! 

Pokoknya seolah-olah geng kami ini dugem-nya selalu paling ‘tinggi’, paling mewah, pokonya geng paling asyik lah kita ini. 

_MG_6362.jpg

Sahudi menyapa penggemar saat sesi livestreaming di studio rumahnya.

Eh, lagumu kan banyak dipakai di TikTok, dan digunakan sama orang-orang di Facebook. Perasaanmu, gimana?
Hahaha, biasa aja. Saya enggak pengen terkenal soalnya. Sering juga tuh saya baca dikomen, ‘Ini sahudi! Ini sahudi’ tapi kok malah aku merasa biasa aja ya? Kalau dibilang senang ya senang, tapi enggak berlebihan. 

Iklan

Soalnya saya buatnya juga cuman iseng. Enggak ada maksud pengen eksis [maksudnya terkenal].  Jadi bikin siang, joget-joget, malam diupload. Yang penting geng Lantai Petto Lekor senang lah. Makbun…

Kadang banyak juga fans yang minta namanya disebut waktu saya nge-DJ. Ya saya sebut,lah. Biar party-nya makin luar biasa, guys! 

Fans udah banyak, nih. Videonya di YouTube juga udah diputar berjuta-juta kali. Apa saja dampaknya ke hidupmu bung?
Hasilnya banyak, salah satunya ya jadi terkenal. Saya sering kalau misal jalan-jalan sama istri, terus dipanggil ‘Eh Mas Sahudi, foto yuk?’ itu kalau di Madura atau di Surabaya sering banget kayak gitu. 

Ini aja saya buka warung bebek goreng, hasil YouTube. Makanya saya beri nama Warung YouTuber. Kalau soal terkenal sih, sudah biasa. Dari dulu saya itu udah terkenal mas di Madura. 

Oh ya? Sebelum jadi DJ?
Iya, sebelum jadi DJ saya itu sutradara sinetron khas Madura. Ya semacam FTV-nya tapi pakai bahasa Madura. Orang-orang bilang saya ini lucu dan pintar bikin cerita. Nah, jadi dulu itu saya ngajakin orang-orang sekitar buat main di film saya. Dulu belum kenal YouTube, tapi Facebook. 

Saking terkenalnya, dulu saya itu ceweknya banyak. Ini sudah menikah ke-7 kali kalau dihitung. Itu kalau dijumlah dari yang secara resmi sampai gak resmi ya. Tapi sekarang sudah tobat jadi playboy. Istri terakhir ini yang paling mengerti saya dan mencintai saya apa adanya. Sekarang mau fokus jualan bebek aja. Kalau sekarang viral, saya cuma ketawa-ketawa aja. 

Iklan
_MG_6336.jpg

Sekarang Sahudi fokus mengelola warung bebek dan ayam gorengnya di Pasuruan.

Ada anggapan julukan Jamet Kuproy itu rasis atau merendahkan. Kalau menurut Sahudi, yang dijuluki simbol Jamet, gimana?
Itukan anggapan orang-orang yang enggak tahu aja. Disini, kami ya senang-senang aja. Soalnya semakin jamet semakin gaul. Identitas kalau anak eksis [terkenal, sekali lagi], atau anak gaul, emang setelannya gitu. Rambut panjang, kaos kedodoran, celana pensil, dan jogetnya lincah. Tandanya itu anak dugem. Anak nakal, dan biasanya ceweknya banyak. Penghuni lantai Petto Lekor pokoknya. Azheek.

Ngomong-ngomong soal Lantai Petto Lekor, itu anggotanya sebanyak apa sih?
Sebanyak 50 orang lebih. Kalau saya pulang ke Madura, atau anak-anak pulang waktu lebaran, karena kan merantau semua mas, itu kumpul kita pesta. Jadi gini itu rasanya kangen, pengen mengulang masa muda. Enggak ada tuntutan, cuman senang-senang bikin konten aja. 

Untung aja, ya, mertua saya itu tahunya saya artis. Kalau misal sampai lihat video saya, saya juga malu hahaha. Untung aja mereka enggak bisa main HP. 

Dulu tau kalau saya artis itu, pas saya menikah sama istri saya sekarang ini, kan banyak yang hadir dan minta foto sama saya. Itu mereka tau kalau menantunya itu artis terkenal. 

Iklan

Oh ya, sekarang kok jarang bikin musik lagi? 
Selain sibuk, juga alat DJ saya itu dibawa teman saya ke Malaysia. Jadi saya enggak ada alat buat bikin musik lagi. Padahal di inbox saya pun juga banyak yang tanya ‘Ayo Sahudi, bikin konten lagi. Kami nungguin’ gitu banyak banget. 

Yang biasanya bikin kangen bikin konten dan semangat itu ya para Sahabat Sahudi [sebutan untuk fans DJ Sahudi]. Tapi ini lagi nyicil bangun studio lagi biar bisa bikin konten yang mengobati rindu para Sahabat Sahudi.

Nah, kan tadi udah tercapai semua tuh. Udah terkenal, udah bisa punya warung sendiri, dan kini juga dapat istri berkat nama DJ Sahudi. Ada gak sih keinginan yang belum tercapai sampai saat ini?
Ada sih. Kolaborasi sama artis favorit saya. Ada beberapa. Misal aku pengin kolaborasi sama DJ Rosela. Soalnya orangnya cantik. Dulu saya ngefans sama dia. Haha. Juga pengin kolab sama Malfin, Miama Band, Ustaz Anwar, atau Fariez dari Meonk band. Itu favorit saya semua. 

Tapi yang paling utama sih kalau bisa saya kolaborasi sama Mas Charlie ST 12 (kini menjadi vokalis band Repvblik-red). Soalnya dulu itu saya sering dibilang mirip sama dia. Mulai rambutnya, sampai gayanya. Dulu saya sering edit foto saya bareng mas Charlie saking ngefansnya. 

Jadi kalau ada kesempatan saya pengen banget mas Charlie yang ngisi vokal pas saya nge-DJ di Lantai Petto Lekor. Idola saya itu Charlie ST 12. Semoga suatu saat bisa bertemu beliau. 

Kalau sampai terjadi pasti lantai diskotik Petto Lekor pestanya akan meriah, guys! Makbun…


Wawancara ini telah disunting agar lebih ringkas.

Reno Surya adalah jurnalis lepas sekaligus pegiat kancah musik di Kota Surabaya. Follow dia di Instagram