FYI.

This story is over 5 years old.

Travel

Beginilah Proses Bikin Bir di Ujung Utara Bumi

Robert Johansen, pemilik pabrik bir di pulau terpencil Norwegia ini, cuma iseng-iseng doang lho. Mantab...
Kondisi di Longyerbyen yang bersalju di utara Norwegia
Semua foto oleh penulis. 

Saya sedang hangover. Artinya, saya enggak akan berani mengendarai mobil di jalanan bersalju hari ini. Meski kondisi di sini—maksudnya di kawasan Longyerbyen, kota paling yang utara di kepulauan Svalbard Norwegia—tak sepenuhnya liar, terdapat aturan ketat tentang mengendarai mobil salju saat mabuk.

Konon, katanya minum satu kaleng bir sebelum berkendara di sini sudah bisa bikin saya kena masalah. Polisi di sini juga rajin memeriksa kondisi para pengguna kendaraan bermotor.

Iklan

Sebelum tiba di sini, saya engga pernah sedikit pun membayangkan kalau kota seterpencil Longyearbyen punya skena kehidupan malam yang begitu riuh. Semalam misalnya. Seingat saya, pada pukul 3 pagi, bar-bar masih dipenuhi penduduk setempat dan para turis yang minum-minum di kota terdekat dari kutub utara (FYI: buat sampai ke kutub utara, kamu cuma perlu menempuh penerbangan berdurasi 90 menit saja).

Semalam, saya kebanyakan minum. Untung saya datang bersama teman. Kelewat mabuk, saya cuma bisa naik mobil salju. Sisanya. Saya percaya sepenuhnya pada teman saya, sopir saya semalam.

Kami berkendara melintasi tumpukan salju menuju daerah di luar kota Longyearbyen dengan mengendarai mobil salju. Mata saya butuh beberapa saat untuk membiasakan diri memandangi langit malam bohongan di hadapan kami. Langit malam bohongan? Oh maksud saya begini sidang pembaca semuanya: jam waktu itu sudah menunjukkan pukul 10 pagi, tapi langit tetap gelap.

Tak ada cahaya sedikitpun karena kami terlalu jauh bergerak ke selatan—daerah yang pada bulan-bulan ini tak mengecap terangnya sinar matahari. Uniknya, dalam keadaan siang yang gelap itu, saya masih sempat menyaksikan kijang menggali permukaan tanah beku untuk mencari makanan.

Sebagian besar dari 2.000 jiwa yang tinggal di kepulauan Svalbard punya tiga opsi bepergian: naik mobil salju, mengendarai sepeda motor atau berjalan kaki. Jumlah mobil di kawasan arktik yang terpencil ini sebenarnya tak terlalu banyak. Jika dilihat lebih cermat, alih-alih mirip pemandangan di bumi, lansekap di Svalbard lebih menyerupai permukaan bulan.

Iklan

Tak banyak pepohonan dan dinginnya bikin tulang belakalang kalian beku. Bahkan, saking dinginnya, jika kamu mencoba tinderan di luar ruangan di Svalbard, dalam tempo beberapa menit saja jarimu akan beku dan susah dipakai nge-swipe kanan.

Kendati tak banyak tanda-tanda kehidupan yang saya temui di sini, Svalbard yang terpencil itu sebenarnya bisa dengan mudah didatangi. Maskapai-maskapai penerbangan negara-negara Skandinavia punya rute harian ke Svalbard. Pesawat-pesawat penerbangan komersil terbang setiap hari ke Svalbard, selama kondisi cuaca mengizinkan.

Dari Ibu Kota Oslo, penerbangan menuju Svalbard hanya berdurasi tiga jam saja. Selain mengangkut penumpang, pesawat-pesawat ini juga membawa bahan makanan. Jadi, jangan khawatir, jika kalian kesampaian liburan ke Svabard, buah dan sayur segar sangat mudah ditemui di sini (kendati harganya lebih tinggi dari kawasan Norwegia lainnya.)


Tonton dokumenter VICE tentang gereja yang percaya alien sebagai Tuhan:


Penduduk setempat tak sepenuhnya bergantung kepada pasokan bahan pangan dari luar. Mereka memanfaatkan tumbuhan endemik yang bisa tumbuh di kawasan dingin itu. Semalam, seorang pelayan di Gruvelageret, sebuah restoran fine-dingin baru di Longyearbyen, bercerita bahwa ada lebih dari 200 jenis jamur yang tumbuh di Svalbard. Salah satunya, secara khusus dia panen dan sajikan sup ikan cod yang saya santap semalam.

Setelah sepagian menjelajahi tundre beku, kami kembali ke Longyearbyen untuk melihat bagian yang paling menarik dari Kepulauan Svalbard: Svalbard Bryggeri—tempat pembuatan bir paling dekat dengan kutub utara. Kami duduk untuk merasakan sejumlah produk bir yang dibuat di situ. Mulai dari Spitsbergen Pilsner yang kental rasa jeruknya (tambahan informasi: Spitsbergen nama pulau tempat kota Longyearbyen dan tempat pembuatan ini berada). Cita rasa asam dalam Spitsbergen Pilsner langsung bikin saya melek.

Iklan

Robert Johansen mendirikan Svalbard Bryggeri in pada 2015, setelah bertahun-tahun mati-matian mengubah beleid yang melarang produksi minuman beralkohol di Kepulauan Svalbard. Kini, sebagai wujud keberhasilannya, di atas kaleng bir dan t-shirt Svalbarg Bryggeri tertara kalimat ini “ “we changed the law to make the real polar beer (Kami ubah undang-undang biar kami bisa memproduksi bir kutub yang keren).

Yang jauh lebih menarik di luar pertarungan legal mendirikan Svalbard Bryggeri adalah fakta bahwa bisnis bir bukanlah mata pencaharian utama Johansen. Dia tak selalu tinggal di Svalbard sejak dirinya pindah ke kepulauan ini untuk bekerja di pertambangan saat berusia 20 tahunan. Johansen juga berprofesi sebagai seorang pilot yang mengurusi operasi penerbangan di Svalbard. Selain itu, dia juga mendirikan agen tur bawah laut, sebuah gym dan perusahan pesawat terbang laut. Dengan jejeran profesi sementereng ini, mengelola brewery berkapasitas 500.000 cuma sekadar kerja sampingan baginya.

Ida Larsen, salah satu karyawan Svalbard Bryggeri, menjelaskan bila 16 persen bahan baku bir ini adalah air gletser yang harganya mahal dan susah didapat. Konon, bisa saja kandungannya lebih tinggi dari 16 persen. Siapa yang tahu juga, lagian itukan cuma gimmick marketing. “Air gletser itu cuma gimmick,” katanya. “Tapi, kami enggak bohong kok."

Kami lantas menjajal Spitsbergen Weissbier, pale ale, IPA dan diakhiri stout. Jumlah bir yang dituangkan ke gelas kami tak sedikit. Larsen dengan royal malah menambahi isi gelas kami jika kami kelihatan senang dengan bir yang kami cicipi.

Setelah beberapa gelas, saya tak lagi punya konsep tentang siang dan malam. Tak ayal, persepsi saya tentang hidup juga ikutan miring, dalam kebingungan macam ini, hanya ada satu yang bisa aku ingat: Svalbard Bryggeri bukan cuma tempat pembuatan bir di ujung utara Bumi. lebih dari itu, ini adalah salah satu brewery favorit saya.

Oh satu lagi, daya magis Svalbard sudah dicari tandinganya.

Artikel ini pertama kali tayang di MUNCHIES