Aksi protes pro-demokrasi Hong Kong sudah memasuki bulan keempat, dan para demonstran masih semangat memperjuangkan status otonominya. Mereka bahkan memanfaatkan teknologi guna mendulang lebih banyak dukungan, dan rela mempertaruhkan nyawa untuk tujuan itu. Segala perjuangan ini, menurut seorang politikus Norwegia, patut diakui dunia.
Anggota parlemen Norwegia bernama Guri Melby mengumumkan di Twitter pada 15 Oktober bahwa dia menominasikan “rakyat Hong Kong” sebagai penerima Nobel Perdamaian 2020.
Videos by VICE
“Rakyat Hong Kong telah mempertaruhkan nyawa dan keselamatan mereka demi membela kebebasan berbicara dan demokrasi. Oleh karena itu, saya menominasikan mereka dalam Penghargaan Nobel Perdamaian 2020,” tulis Guri. “Saya harap ini dapat mendorong lebih banyak gerakan.”
Masyarakat internasional mengapresiasi keputusan Guri di Twitter.
“Saya memilih rakyat Hong Kong, khususnya gerakan anti-RUU Ekstradisi, karena semua upaya berani dari gerakan demokrasi ini layak mendapatkan pengakuan,” katanya kepada South China Morning Post.
“Saya tahu pemerintah Hong Kong berusaha melabeli demonstran sebagai perusuh, tetapi sejauh pengamatanku selama di Hong Kong, mereka adalah orang-orang biasa yang tak mau kebebasannya ditekan pemerintah.”
Guri mengunjungi Hong Kong bulan lalu.
“Saya sedih ketika meninggalkan Hong Kong, tahu mereka akan menghadapi masa-masa lebih sulit dalam membela kebebasan. Akan tetapi, komitmen mereka yang sangat kuat membuatku lebih tenang. Saya harap pesan-pesan rakyat Hong Kong dapat disampaikan ke seluruh dunia lewat nominasi ini,” imbuhnya.
Demonstran Hong Kong pro-demokrasi pernah masuk nominasi Penghargaan Nobel Perdamaian sebelumnya. Pada 2018, anggota Kongres Amerika Serikat mencalonkan aktivis dan pemimpin Gerakan Payung yang dibentuk pada 2014.
Keputusan Guri tentu akan memicu kemarahan Cina, yang memutus hubungannya dengan Norwegia dan memblokir pengiriman salmon Norwegia setelah Komite Nobel menghadiahkan Nobel kepada pembangkang negara Liu Xiaobo pada 2010. Hubungan kedua negara kembali menghangat pada 2016, setelah Norwegia sepakat “tidak mendukung tindakan yang merugikan” kepentingan Cina.
Nominasinya dipertimbangkan oleh Komite Nobel dengan membuat daftar kandidat bersama penasihat permanen. Komite bertujuan memilih pemenang berdasarkan keputusan bulat, dan suara mayoritas jika tidak memungkinkan.
Komite menerima ratusan nominasi setiap tahunnya. Tahun ini, ada 301 kandidat yang masuk nominasi.
Follow Lia di Instagram dan Twitter.
Artikel ini pertama kali tayang di VICE ASIA.