Saya Belajar Ketenangan Batin dari Film ‘Pulp Fiction’

Artikel ini pertama kali tayang di Tonic

Ada banyak alasan untuk bermeditasi, tapi ketenangan batin di masa-masa penuh stres hanya bisa dicapai lewat kemampuan kita menghindari berbagai ranjau di dunia nyata. Tentu mudah untuk bersikap tenang di dalam studio yang dingin dan penuh dengan wangi-wangian, tapi ujian sesungguhnya datang ketika kita harus bersikap tenang dan sabar di tengah kekacauan.

Saya selalu menyukai satu adegan dari film Pulp Fiction sebagai kasus studi ketenangan batin: setelah melakukan penculikan, gangster Vincent Vega (dimainkan John Travolta), tidak sengaja menembak kepala korban yang sedang duduk di belakang mobilnya. Setelah sempat panik, karakter Jules Winnfield (Samuel L. Jackson) menyetir masuk mobil Chevy Nova berlumur darah ke rumah Jimmi, seorang kenalan yang dimainkan oleh Quentin Tarantino. Setelah memahami situasi, mereka bertiga sadar mereka butuh bantuan. Saatnya memanggil The Wolf.

Videos by VICE

Beberapa menit kemudian, The Wolf (Harvey Keitel) yang mengenakan tuksedo tiba dan menunjukkan keahliannya: memperbaiki situasi yang tidak bisa diperbaiki orang lain. Kita mendapat kesan bahwa Wolf adalah sosok legendaris di kancah gangster bawah tanah LA. Dialah yang mampu memutar balik situasi buruk dengan cepat.

Setelah berbasa-basi sedikit, The Wolf langsung melakukan tugasnya dan mengatur situasi dengan mudah. Singkat dan padat, dia mengarahkan Vincent dan Jules untuk membersihkan kursi belakang mobil yang penuh darah dan ceceran otak. Ini merupakan situasi yang kacau namun juga lucu, dan dibersihkan oleh Wolf secara tenang dan anggun.

Saya suka sekali karakter doi. Jika dalam hidup ini saya diberi malaikat pelindung, maka sudah pasti saya akan memilih The Wolf. Dia telah mempengaruhi arah hidup saya lebih dari dewa atau orang bijaksana manapun yang pernah saya baca di teks Buddha. Tentu saja di sini saya tidak berusaha merendahkan praktik-praktik ketenangan batin dari agama atau kepercayaan apapun, tapi saya hanya menekankan bahwa teknik-teknik meditasi duduk atau retret juga diperlukan di luar suasana studio yoga yang nyaman.

Pencetus ketenangan batin sekuler macam Jon Kabat-Zinn dan George Mumford mengajarkan kita untuk menerima masa-masa sulit apa adanya dan merespon secara produktif. Ada banyak pendekatan ketenangan batin, tapi mungkin teori Mumford lah yang paling relevan di sini: Dia mengajarkan orang untuk “merespon dari titik pusat badai, bukannya bereaksi terhadap kekacauan yang ditimbulkan badai.” The Wolf merupakan perwujudan nyata pernyataan ini.Mari kembali ke adegan di rumah Jimmi. The Wolf selesai membagikan instruksi ke tiga pria di rumah, namun Vincent memutuskan untuk berfokus di tone Wolf yang terkesan sangat tiba-tiba dan mempermasalahkannya, menyebabkan rencana keluar jalur. Vincent sedang berada di dalam badai, bukan di masa kini. Dia tidak bisa melepaskan egonya, biarpun ada masalah yang lebih penting.

Namun sekali lagi, The Wolf menghadapi situasi tersebut dengan penuh keanggunan, menjelaskan ke Vincent bahwa dia memperbaiki masalah yang dia ciptakan sendiri. Situasi tersebut menjadi tenang dan para gangster kembali sibuk menutupi kasus pembunuhan mereka.

The Wolf tidak membiarkan situasi mengendalikan dirinya sama seperti apa yang terjadi ke Vincent. Dia berada di titik badai, di mana ketenangan batin bisa ditemukan.