Di era berjejaring digital kayak begini, selfie memang udah jadi kebutuhan. Sayangnya, untuk memenuhi kebutuhan tersebut, beberapa orang memutuskan untuk mengambil risiko-resiko yang membahayakan nyawa. Tidak jarang keinginan mengabadikan momen malah jadi petaka buat diri sendiri dan orang lain. Minggu (27/10) kemarin misalnya, satu keluarga asal Lampung tewas di Jalan Lintas Sumatera (Jalinsum), Lampung Selatan, saat tertabrak truk karena sedang berfoto selfie di pinggir jalan.
“Menurut saksi di lokasi, pengendara motor dengan nomor polisi BE 2576 ABL sedang berfoto di pinggir jalan tersebut,” kata Kasat Lantas Lampung Selatan Muhammad Kasyfi Mahardika, dikutip Detik.
Videos by VICE
Kecelakaan terjadi sekitar pukul 8 pagi waktu setempat. Awalnya, Fiki (22) dan Aldi (18) sedang mengendarai sebuah truk yang melaju kencang dari arah Pelabuhan Bakauheni menuju Bandar Lampung. Sampai di ruas kilometer 20-21 jalinsum, Fiki kaget mendapati ada satu keluarga sedang selfie di atas motor yang diparkir di pinggir jalan. Tidak dapat mengendalikan kemudi, truk lantas menabrak Jufebri Mars (36), Santiah (35), Dini Pratiwi (4), dan Dino Framdan (8) yang tengah berfoto di atas motor.
“Korban lakalantas sebanyak enam orang. Dua orang, yakni sopir dengan kernet truk Colt Diesel, mengalami luka ringan dan berat. Sedangkan empat orang tewas adalah satu keluarga yang mengendarai sepeda motor,” tambah Kasyfi. Dilaporkan pula, seorang pengendara motor bernama Jaidin (38) mengalami luka-luka karena setelah menabrak motor, truk mengarah kepadanya. Luka Jaidin didapat karena ia loncat dari motor demi menghindari terjangan truk.
Di tempat kejadian, seorang saksi mata, Asmawan (50), mengaku sudah memperingatkan keluarga tersebut untuk tidak berhenti di pinggir jalan tanjakan.
“Di motor itu ada empat orang, dua anak kecil dan dua orang dewasa. Kayaknya masih satu keluarga. Mereka berhenti di pinggir karena ingin ber- selfie. Soalnya pemandangan di situ bisa lihat laut. Saya bilang sama mereka jangan berhenti di pinggir jalan sini karena bahaya. Kemudian saya langsung pulang,” ujar Asmawan saat diwawancarai Kompas. Mendengar ada kecelakaan di tanjakan itu, Asmawan kembali ke lokasi dan mendapati keluarga yang ia tegur tadilah yang mengalami kecelakaan.
Kejadian selfie berujung maut bukan kali pertama. Pada malam tahun baru 2019 silam, Seorang ayah dan dua anaknya tewas ketika terpeleset di kawasan Air Terjun Jurug Gue, Trenggalek, Jawa Timur. Kecelakaan bermula dari Joko Susanto (36) yang menggendong dua anak kembarnya untuk berfoto di bibir sungai pukul 2 dini hari. Area licin tiba-tiba membuat Joko terpeleset dan tercebur ke dalam sungai bersama kedua anaknya. Dumani (36), istri korban, spontan menerjunkan diri ke laut untuk menyelamatkan keluarganya tersebut.
Faiz (10) dan Arinda (11), dua anak tertua Joko dan Dumani, memutuskan ikut upaya penyelamatan dengan terjun ke sungai sedalam 3 meter itu. Meski Dumani berhasil menyelamatkan dua anak kembarnya, Kalia (2) dan Kalista (2), ia harus rela kehilangan Joko, Faiz, dan Arinda yang tewas tenggelam.
Perkara ini juga tak cuma terjadi di Indonesia saja. Juli lalu, seorang laki-laki asal Inggris meninggal dunia karena terjatuh dari ketinggian 9 meter ketika mau selfie di area pantai Punta Prima, Costa Blanca, Spanyol. Simon Davenport, pekerja di area wisata itu, membenarkan bahwa kecelakaan terjadi akibat selfie.
“Ada beberapa perempuan lokal di lokasi kejadian yang juga melihat ketiganya mengambil beberapa selfie. Mereka terjatuh meski pun ada pegangan di balkon tempat mereka swafoto. Ketika saya sampai di lokasi, salah satu korban sedang diberikan nafas buatan dan ada banyak sekali tim medis di sana. Satu dari tiga korban meninggal di lokasi kejadian,” ujar Davenport dikutip dari Daily Mirror via Tempo.
Studi yang dilakukan National Institute of Health mengungkapkan, selama enam tahun antara 2011-2017, sebanyak 259 orang di seluruh dunia tercatat kehilangan nyawa ketika lalai saat sedangf selfie. Dari jumlah tersebut, 70 orang meninggal karena tenggelam, 48 nyawa melayang karena terjatuh. Sebanyak 182 korban berusia antara 10-29 tahun dan jumlah pria yang meninggal tiga kali lebih banyak dibanding perempuan.
“Swafoto tidak berbahaya. Namun, perilaku manusia saat berswafotolah yang mengantarkan mereka pada maut. Setiap orang perlu diedukasi mengenai perilaku berbahaya mereka dan di mana saja sebaiknya swafoto tidak dilakukan,” ujar peneliti di hasil studi tersebut, dilansir Republika.