Artikel ini awalnya tayang di VICE UK
Setiap tahun, sekitar 4 atau 5 Januari, pohon natal sudah mulai dilempar ke jalanan, gang, dan pojokan kota. Ini membuat saya sedih. Jadi saya mencoba mencari tahu dari mana pohon-pohon ini berasal, dan apa saja yang mereka alami.
Videos by VICE
Saya naik kereta menuju sebuah peternakan di Cheshire yang saya dengar adalah pemasok utama pohon natal di London. Ketika tiba di sana, saya bertemu banyak keluarga-keluarga yang penuh semangat dan lelaki bergergaji listrik yang tengah memotong pohon-pohon berumur lima tahun. Banyak orang membeli pohon langsung dari sumbernya dan mengikatnya ke atap mobil sebelum dibawa pulang.
Pohon-pohon yang tidak dibeli di peternakan seperti di Cheshire dijual di kota dengan harga yang lebih tinggi. Ukuran dan umur pohonnya bermacam-macam, dari yang kecil sampai yang matang. Tapi hanya yang cantik yang dipilih orang.
Mereka diseret di jalanan oleh manusia-manusia seakan mereka sedang cidera, atau dimasukkan ke gerbong transportasi publik. Mereka dibawa ke teras rumah, apartemen, dan toko butik. Mereka dipangkas, dihiasi, dan diletakkan di dekat jendela agar bisa dipamerkan ke pejalan kaki yang lewat.
Kemudian, beberapa hari setelah Tahun Baru, kamu akan melihat mereka dibuang di aspal yang dingin—bukan pemandangan yang indah. Bersih dari semua ornamen, mereka diletakkan di tengah kantong-kantong sampah.
Beberapa yang beruntung berakhir di taman, seakan mereka mengakhiri hidup dalam habitat alaminya, tapi bagi kebanyakan, nasih mereka berakhir suram, sama seperti kita manusia.