Media nasional Iran mengumumkan angkatan udara Iran telah menembakkan “puluhan rudal” ke pangkalan militer Amerika Serikat di Irak. Serangannya ditujukan sebagai balas dendam atas pembunuhan perwira tinggi Qasem Soleimani. Alhasil, konflik di antara kedua negara ini kian memanas.
Jenazah jenderal Iran, yang tewas dalam serangan drone militer AS, rencananya akan dikebumikan pada Selasa. Akan tetapi, terpaksa ditunda setelah puluhan pelayat tewas dalam penyerbuan.
Videos by VICE
Pentagon mengonfirmasi serangan Iran terhadap dua pangkalan AS yang berada di Irak. Mereka mengatakan, Iran “meluncurkan puluhan rudal balistik”.
Pada 7 Januari pukul 5:30 sore (EST), Iran meluncurkan lebih dari selusin rudal balistik ke pangkalan militer AS dan sekutu di Irak. Serangan tersebut jelas datang dari Iran, dan menargetkan setidaknya dua pangkalan militer Irak yang menampung personel militer dan sekutu AS di Al-Assad dan Irbil.
Kami sedang menilai seberapa parah kerusakannya.
Pejabat negara menginformasikan Presiden Trump sudah diberi pengarahan.
“Kami sudah mendengar laporan serangan pada pangkalan AS di Irak. Presiden telah menerima arahan dan tengah memantau situasi dengan cermat, serta berkonsultasi dengan tim keamanan nasionalnya,” tulis Sekretaris Pers Gedung Putih Stephanie Grisham dalam pernyataan resmi.
Iran bersumpah akan balas dendam, dan media lokal membeberkan operasi itu secara resmi dijuluki “Martyr Soleimani”.
Keputusan Trump membunuh Qasem membuat Iran menjanjikan pembalasan dendam secara besar-besaran — menimbulkan kekhawatiran konfliknya pecah menjadi peperangan di antara kedua musuh bebuyutan.
Artikel ini pertama kali tayang di VICE News