Susunan Tim Alternatif Liga Inggris 2016/2017 Pilihan VICE

Artikel ini pertama kali tayang di VICE Sports.

Para pemain sepakbola yang dulu saya idolakan ketika remaja kini memasuki akhir dari karir mereka. Para atlit jenius yang dulunya atletis ini sekarang terlihat kelelahan dan gemuk, lutut tidak lagi sekuat dulu dan mulai menumpuk hutang karena hobi ke kasino. Seiring hampir berakhirnya Liga Premier Inggris 2016/17, dan para pemain yang letih harus memaksakan diri bermain di Final Piala FA, jelas terlihat bahwa beberapa pemain tidak akan kembali di musim depan.

Videos by VICE

Joey Barton akhirnya dipensiunkan oleh Asosiasi Sepakbola Inggris. Wayne Rooney dan John Terry—dua anggota termuda generasi emas Sven Erikson—tinggal menunggu giliran. Biarpun Michael Carrick berhasil selamat dari insiden lumbung yang mencelakai teman setimnya, umur karir sepakbolanya pun mungkin sudah tidak panjang lagi. Premier League yang kita kenal sudah berakhir.

Untungnya, seperti dalam hal apapun, ini artinya ada pahlawan-pahlawan baru yang lahir: entah dari luar Inggris, entah dari akademi tim setempat, atau bahkan pemain tanpa nama yang tiba-tiba melejit. Mereka-mereka inilah tipe pemain yang kerap dibicarakan pendukung tim lawan entah karena memiliki karakter, mengundang bencana, sering berbuat curang atau pantang pensiun biarpun sudah lumayan berumur.

Berikut tribut tahunan VICE untuk mereka-mereka yang membuat pertandingan seri tanpa gol menjadi menarik, debat teknologi garis batas gol menjadi panas dan rehat liga akibat kesibukan timnas penuh cerita: Tim Alternatif VICE 2016/2017.

KIPER: ELDIN JAKUPOVIC
Eldin Jakupovic, kiper Hull City berumur 32 tahun yang masih berada di puncak karirnya (biarpun sudah pernah terelegasi). Sepanjang musim ini, dia mengalami roaller coaster emosi. Mulai dari tergusur dari posisi kiper utama, merebut kembali posisi itu, dipuji, dihina, dituduh “hanya beraksi gaya-gayaan di depan kamera” oleh Zlatan Ibrahimovic.

Akibat jalur karirnya yang tidak biasa, kemampuannya menghentikan tendangan penalti dan faktor hoki luar biasa, dia menjadi figur kiper yang dikultuskan sebagian pecandu Liga Inggris. Ini adalah fenomena yang sudah jarang terjadi di sepakbola modern. Jakupovic mungkin tidak akan terdengar namanya apabila dia aktif bermain di era Fabien Barthez, Mark Bosnich, David James, dan Marcus Hahneman, tapi sekarang peran kiper sudah tidak sama lagi. Sudah tidak ada lagi sosok-sosok kiper kekar ala model berwajah ganteng macam rockstar. Kini generasi baru kiper adalah pria-pria bertubuh kurus yang hobinya main game komputer dan menunggu dapat tawaran dari Real Madrid. Tidak ada yang tahu di klub mana Jakupovic akan berakhir musim depan, tapi mari nikmati penampilan Eldin Jakupovic, kiper nyentrik terakhir dalam sepakbola.

Bek Tengah: DAVID LUIZ
David Luiz adalah satu-satunya pemain yang masuk ke dalam daftar ini dan daftar besutan Henry Winter, jurnalis sepakbola ternama Inggris. Musim ini, David Luiz Moreira Marinho bangkit bagaikan burung phoenix dari dalam pusaran api dan akhirnya menjadi bek tangguh. Masih ingat ketika dia terlibat dalam kekalahan memalukan Brasil terhadap Jerman dengan skor 7-1? Rasanya sudah lama sekali itu.

Namun bahkan setelah dia menyelesaikan kursus Universitas Terbuka jurusan Alessandro Nesta di Paris, dia tetap sulit diklasifikasi sebagai pemain sepak bola dan pribadi. Bek tengah dan spesialis bola mati ini memiliki 16 juta follower di Instagram namun tengah diasingkan oleh timnasnya sendiri. Dia mungkin pria berumur 30 tahun dengan mentalitas paling kekanak-kanakan di dunia. Mantan anak jalanan Sao Paolo yang keras ini juga kerap berpenampilan flamboyan layaknya seorang anggota band ska-punk. Apabila anda tidak menghargai David Luiz, berarti anda tidak menghargai warna-warni kehidupan dan sisi nyentrik sepakbola.

Bek Tengah: GARETH MCAULEY
Satu hal menarik tentang sepakbola: kadang waktu bisa melejitkan pemain yang paling tidak terkenal sekalipun menjadi legenda. Di kala agen Gareth McAuley mungkin mulai memikirkan karir tua kliennya di liga sepakbola Cina atau AS, McAuley justru menjadi nama yang penting di sepakbola Inggris.

Gareth McAuley sesungguhnya lebih tua dari John Terry, tapi siapa juga yang ingat namanya sebelum dia berumur 34 tahun? Kecuali anda menonton pertandingan Leicester atau tim nasional Irlandia Utara, anda mungkin tidak pernah mendengar namanya sama sekali. Namun sama seperti Jeremy Corbyn atau Seasick Steve, dia justru mulai dikenal di masa tuanya dan kini dia menjadi pilihan pertama Pulis di West Bromwich Albion.

Bek Tengah: HARRY MAGUIRE
Apabila anda ingin berdebat soal formasi tiga vs empat bek, kami semata-mata menjatuhkan pilihan berdasarkan statistik sejarah. Bek tengah terakhir skuad adalah pemain kedua Hull dalam daftar ini: Harry Maguire, “satu-satunya titik terang” di musim Tigers, dan mungkin satu-satunya pemain yang akan lolos dari Stadium KC hidup-hidup.

Maguire memiliki gaya permainan yang mirip dengan Jimmy Grimble biarpun wajahnya mengingatkan anda akan pramusaji yang kerap anda temui di pub daerah. Mungkin dia adalah bek Inggris pertama yang gaya permainannya terpengaruh secara jelas oleh bek-bek tangguh negaranya sendiri. Ditambah dengan fisik ala petinju Victorian yang kering, dia menjadi tontonan yang menarik di lapangan. Dia juga hampir menghajar habis-habisan Theo Walcott, dan itu sudah cukup untuk mendaratkan dia dalam daftar ini.

Bek Kanan: CRAIG DAWSON
Craig Dawson adalah salah satu nama di yang bernaung di dalam ruang vakum dunia sepakbola. Namanya masuk kuping kiri, langsung keluar lewat kuping kanan. Jika anda pergi berlibur dengannya, kemungkinan anda tidak akan sadar bahwa dia adalah atlit profesional hingga dia mengingatkan anda.

Dia sulit dipahami, ada tapi tiada, bisa diandalkan tapi juga tidak benar-benar hadir. Ketika mendengar namanya, anda akan bertanya ‘Dia siapa sih?’ ‘Dia main di tim papan tengah mana?’ ‘Beda sama Craig Gardner ya?’ Kadang anda melihat kaos bertuliskan “Dawson” di punggung, tapi anda selalu berasumsi itu Michael Dawson karena anda juga tidak ingat kemana pemain tersebut sekarang. Tapi jangan salah, Craig Dawson tidak bisa diremehkan dan akhirnya mendapat panggilan timnas Inggris biarpun mungkin selama ini anda mengira dia hanya pemain kelas Divisi Dua.

Bek Kiri: HECTOR BELLERIN
Biarpun Hector Bellerin lahir di Catalonia, semenjak remaja dia tinggal di London utara dan sepertinya dia sudah jatuh cinta dan mengadopsi kultur kota tersebut.

Berambut cornrow ala rapper Riff Raff, kerap mengenakan hoodie Vetements dan ngepost tentang musik trap, dia terlihat seperti rapper yang kebanyakan mengkonsumsi protein. Selera fashion dan referensinya setingkat lebih tinggi dari tipikal pemain sepakbola hipster, terutama apabila dibandingkan dengan Daniel Sturridge. Satu hal yang pasti, dia akan kangen dengan Dover Street Market ketika dia pindah ke Barcelona musim panas ini.

Gelandang Bertahan: DEAN MARNEY
Marney mungkin sudah bukan pemain inti lagi di Burnley, dan anda mungkin juga tidak tahu kenapa dia bahkan masih di klub. Masalahnya, Sean Dyche adalah pelatih old school. Kehadiran Marney di tim dimulai jauh sebelum “development squad”, dimulai ketika bangku cadangan belum diisi pemain muda Belgia yang hobinya mengunggah foto sepatu Yeezy Boosts ke Snapchat, tapi pemain tua yang getir dan tugas utamanya berfungsi sebagai pagar betis dalam latihan set piece. Padahal Marney itu lebih mudah daripada Prince William dan Ne-Yo. Mungkin dia stres.

Gelandang: SEB LARSSON
Ada pemain yang berakhir di klub yang sesuai, ada juga yang tidak. Namun tidak banyak pemain yang akhirnya menetap di klub yang salah selama enam tahun, berjuang mati-matian sebelum akhirnya terelegasi ketika berumur 31 tahun.

Kisah karir Seb Larsson mungkin tidak akan banyak kita dengar dalam beberapa tahun kedepan: seorang gelandang bertalenta yang sering mencetak Gol Terbaik Bulan itu, tapi berada di level yang jauh di atas rekan-rekan setimnya. Dulu, liga Inggris kerap dihuni pemain-pemain dengan kisah seperti Larsson, tapi tidak lagi.

Lalu mengapa dia tidak pindah klub? Mengapa dia menghabiskan masa-masa terbaik umur produktifnya bermain di klub yang mati-matian berusaha untuk tidak terelegasi? Hidup Larsson terlihat bak film besutan Bergman.

Sayap Kanan: MOUSSA SISSOKO
Musim ini, tidak ada satupun pemain yang lebih mengopsi sikap “masa bodo” dibanding Moussa Sissoko, satu-satunya cacat dalam tim Tottenham musim ini. Sebagai pemain sepakbola, Sissoko naga-naganya akan mengikuti jejak Emmanuel Adebayor.

Bernilai 30juta poundsterling, Sissoko mempersembahkan penampilan yang kuat dan penuh semangat di final piala Euro. Namun sayang, kini dia justru tergolong terlalu santai dan menghabiskan musim ini di London utara, berbagi bangku cadangan dengan Michel Vorm dan Cameron Carter Vickers di Tottenham. Ketika dia akhirnya mendapat giliran bermain, Pochettino memainkan dirinya dengan penuh curiga layaknya seorang polisi yang baru melepaskan kriminal untuk kencing di pinggir jalan.

Sama seperti nasib Adebayor, dia kabarnya masih tetap dikejar oleh Barcelona. Mungkin dia akan bersinar di Katalan.

Sayap Kiri: ADAMA TRAORE
Mungkin Sigurdsson didaulat sebagai pemain yang lebih penting karena berhasil menjaga posisi Swansea di klasemen, tapi jangan lupakan Adama Traore, pemain yang berhasil mendapat julukan dribbler terbaik di Eropa biarpun hanya bermain untuk Middlesbrough yang kekurangan kreativitas di atas lapangan.

Berlari menyusuri pinggir lapangan, berusaha menemukan Negredo atau Patrick “Goals” Bamford, Traore adalah anak hilang Premier League. Dia bagaikan pinguin yang nekat menerjang lawan, biasanya sukses melewati satu pemain sebelum akhirnya mentok berhadapan dengan Cahill dan Vertonghen dan mendapat ucapan maaf dari penyerang timnya yang tidak bisa mencetak gol. Kasihan ya.

Striker Utama: ZLATAN IBRAHIMOVIC
Akibat cedera parah, dominasi Romelu Lukaku dan Harry Kane musim ini, serta fakta bahwa banyak pendukung United merasa tim mereka akan lebih baik setiap dia tak dimainkan, kemungkinan besar Ibra tidak akan masuk banyak daftar skuad terbaik musim ini. Sangat disayangkan, mengingat jasa-jasa Ibra sebetulnya sangat penting.

Striker hebat bukanlah penyerang berumur 23 tahun yang mencetak 25 gol dalam satu musim, tapi berumur 35 dan masih sanggup mencetak 17 gol biarpun timnya dipenuhi oleh pemain-pemain alakadarnya.

Zlatan adalah perwujudan nyata “Teori Manusia Hebat” yang dicetuskan Thomas Carlyle. Tidak ada satu pemain bola, satu pria manapun yang bisa mendukung mulut besar miliknya selain Ibra. Tidak ada pemain lain yang punya banyak gaya, tapi juga berkemampuan tinggi. Secara teori mestinya dia tidak tampil baik musim ini, mestinya dia jadi bahan olokan Premier League. Tapi dia membuktikan semua orang salah. Fakta bahwa dia akan pensiun dini di puncak karirnya akan semakin menambah statusnya sebagai seorang legenda. Ibra akan menjadi salah satu pemain Liga Inggris yang kita sebut-sebut ketika bercerita ke anak cucu nanti.

Pelatih: TONY PULIS
Dibandingkan dengan musik atau literatur, sepakbola itu masih seumur jagung. Peraturan cabang olahraga ini belum terbentuk secara teratur sebelum abad 20 dan banyak pemain-pemain legenda yang masih hidup. Ketika Piala Dunia pertama diselenggarakan, Hollywood sudah mulai menciptakan film dengan suara. Para atlit sepakbola juga belum diharuskan menggunakan pelindung kaki ketika album pertama Nirvana dirilis.

Sikap dan perilaku kita terhadap sepakbola juga sebetulnya masih dalam tahap bocah. Banyak dari kita bersikap seakan-akan sepakbola harus menyajikan hiburan dan keseruan hidup. Kenapa? Karena kita bayar tiket dan TV kabel? Dulu banyak orang bersikukuh mereka dirugikan bioskop karena film yang ditonton tidak menyajikan akhir yang bahagia. Tapi tidak dengan Tony Pulis. Dia justru menciptakan takdirnya sendiri.

Pulis adalah contoh pelatih langka yang percaya total dengan metode kepelatihannya. Dia adalah seorang seniman sepakbola sejati yang mengerti bahwa seni tidak harus selalu cantik, tidak harus memperhitungkan penonton atau uang yang masuk ke kantong manajemen. Dia tidak peduli tentang memainkan bola dari lini belakang. Dia tidak harus memiliki pemain playmaker nomer punggung 10, dan tidak juga harus memiliki pemain di bawah umur 25. Dia melakukan apa saja yang dia mau karena dia adalah seorang seniman yang sedang menciptakan karyanya.

Musim ini adalah salah satu yang paling cemerlang dalam karirnya, dan seharusnya ini dirayakan dan bukan justru dihujat. Membungkuklah di hadapan Vladimir Pulis, bocah nakal sepakbola Inggris yang pernah menanduk James Beattie sambil telanjang. Dia juga satu-satunya pelatih yang pernah mengkritik Partai Buruh Inggris karena terlalu condong ke kanan. Mantep kan?

Follow penyusun tim alternatif ini di akun @thugclive