Lebih dari tiga rekaman CCTV yang diperoleh VICE World News dari sumber anonim menunjukkan aksi pembebasan seorang bos kartel narkoba ternama di Meksiko, kemungkinan dijalankan oleh anggota tentara khusus Angkatan Laut. Insiden ini meruntuhkan citra pemerintah Meksiko yang tiga tahun terakhir bersumpah bakal lebih serius memberantas jaringan kartel.
Dalam rekaman CCTV pada 13 Juli 2021 itu, terlihat empat lelaki bersenjata mengenakan rompi tahan peluru khas marinir khusus Angkatan Laut (yang dalam bahasa Spanyol disingkat UNOPES), menyerbu penjara di area gedung Kejaksaan Kota Reynosa, Negara Bagian Tamaulipas. Penyerbuan itu tidak mendapat perlawanan sama sekali dari petugas kepolisian yang berjaga di gedung kejaksaan.
Videos by VICE
Akibat dari penyerbuan itu, José Alfredo Hernández Campos, seorang gembong narkoba ternama, berhasil kabur. Campos biasa dipanggil El Calamardo oleh anak buahnya, adalah petinggi Kartel Teluk dari faksi berjuluk “Metro”. El Calamardo tak lama menikmati kebebasan, sebab jasadnya ditemukan di pinggir jalan Kota Díaz Ordaz, awal September 2021.
Juru bicara Angkatan Laut Meksiko tidak merespons permintaan wawancara oleh VICE World News terkait dugaan anggotanya terlibat pembebasan anggota kartel dari penjara. Jika empat pelaku benar personel UNOPES, maka kebijakan Presiden Andrés Manuel López Obrador ternyata gagal menjinakkan korupsi di birokrasinya.
Sejak dilantik menjadi presiden pada Desember 2018, López Obrador memberi kewenangan operasi lebih besar pada militer untuk mengelola isu keamanan Meksiko. Alasan sang presiden, militer lebih bisa dipercaya menghadapi kartel karena kepolisian sudah penuh korupsi. Asumsi itu, menurut netizen Meksiko, kini tak bisa dipercaya karena tentara kemungkinan sama korupnya kala berurusan dengan kartel.
Video aksi pembebasan sang bos kartel bisa disaksikan di tautan berikut:
Merujuk rekaman yang didapat VICE, tidak ada perlawanan sama sekali dari polisi yang berjaga di TKP. Empat pelaku menodongkan senapan serbu, dan memaksa salah satu polisi membuka beberapa pintu sel. Hernández Campos keluar dari salah satu sel, dan berjalan santai menuju halaman gedung kejaksaan.
Polisi lantas berusaha melakukan pengejaran sang gembong narkoba, namun operasi tersebut dihalangi beberapa anggota kartel Teluk yang memblokade jalanan Tamaulipas. Aparat hanya berhasil menangkap seorang lelaki bersenjata, yang mengenakan seragam UNOPES. Media Meksiko masih belum bisa memastikan, apakah dia anggota kartel yang menyamar jadi tentara, atau malah personel aktif militer.
Seorang pejabat keamanan AS yang kini berada di Meksiko, mengklaim tim penyerbu penjara itu sebagian memang personel aktif militer. Sumber lain dari pemerintah Meksiko mengakui Hernández Campos kemungkinan menyuap petinggi militer untuk membebaskan dirinya dari penjara. Transaksi suap itu ditengarai terjadi beberapa hari sebelum insiden ini terjadi.
Faksi Metro merupakan sayap bersenjata paling aktif jaringan Kartel Teluk. Ada lebih dari tiga kartel berpengaruh di Meksiko, namun Jaringan Teluk pimpinan César Morfín, alias El Primito, salah satu yang dianggap paling punya pengaruh politik. Para petinggi kartel Teluk masuk dalam daftar buronan paling berbahaya menurut pemerintah Negara Bagian Tamaulipas. Adapun Hernández Campos merupakan letnan kepercayaan El Primito yang sering bentrok dengan aparat keamanan.
Menurut lebih dari tiga narasumber yang dihubungi VICE World News, kartel Teluk kini bekerja sama dengan rivalnya, Kartel Jalisco, dalam operasi penyelundupan narkoba ke Amerika Serikat serta narkoba. Kartel Teluk tak lagi dianggap musuh bagi Jalisco, karena mereka memiliki jaringan yang kuat merekrut mantan tentara Meksiko yang desersi.
Perekrutan bekas anggota militer ini sejak lama jadi rumor yang berkembang di Meksiko, meski dibantah pemerintah. Realitasnya, kartel Teluk, Jalisco, maupun kelompok Zetas memiliki amunisi serta kualitas senjata tak kalah dari militer Meksiko. Menurut pakar keamanan, di beberapa negara bagian, kartel bahkan memiliki persenjataan lebih baik dibanding polisi setempat.
Kendati demikian, Kartel Teluk sebenarnya mengalami pergolakan internal. Faksi macam Metro bersaing dengan Rojos dan Scorpions untuk menguasai pucuk pimpinan organisasi. Konflik ini yang ditengarai menjadi penyebab El Camardo tewas setelah berhasil kabur dari penjara.
Artikel ini pertama kali tayang di VICE World News