Brendan Leigh Russell, seniman Australia yang menawarkan jasa modifikasi tubuh, divonis 10 tahun penjara pada Senin, 4 Juli 2022, setelah terbukti melakukan pemotongan alat kelamin perempuan dan dengan sengaja menyebabkan luka parah pada tubuh kliennya.
Lelaki 41 tahun, yang lebih dikenal sebagai BSlice, awalnya dinyatakan bersalah tahun lalu oleh Pengadilan Distrik New South Wales. Dia dilaporkan ke polisi terkait dugaan mengabaikan keamanan klien saat memodifikasi anggota tubuh mereka.
Videos by VICE
Tiga perempuan di Australia mengalami komplikasi usai memakai jasa Russell antara 2015 dan 2017. Klien pertama tewas karena keracunan darah setelah silikon berbentuk kepingan salju yang dicangkok ke tangan kanannya terinfeksi. Dalam persidangan, pengadilan diberi tahu, sang pelaku melarangnya berobat ke dokter.
Russell juga menangani operasi pengangkatan labia terhadap perempuan lain. Branding iron, semacam hot stamp, digunakan dalam prosedur tersebut. Akibatnya, klien merasakan sakit yang luar biasa pada selangkangan selama setahun lebih. Dia sampai tak bisa pakai celana dalam atau tampon saking sakitnya.
Klien ketiga terpaksa menjalani operasi lantaran Russell memotong sebagian besar lemak dari perutnya selama prosedur tummy tuck, atau operasi plastik pengencangan perut, yang “sangat berbahaya” di studio tatonya di NSW.
Hakim Helen Syme mengungkapkan, sepulangnya dari tempat Russell, perempuan itu terbangun dengan rasa sakit yang menyiksa dan mengalami pendarahan hebat. Russell kemungkinan besar menusuk dinding perut klien ketika dia menanamkan kembali pisau bedah pada luka.
Menurut Syme, Russell menjuluki dirinya “seniman modifikasi tubuh ekstrem”, tetapi dia “tak terdaftar sebagai praktisi kesehatan”. Dia bahkan sempat diagung-agungkan oleh kliennya yang meninggal dunia.
Beberapa minggu setelah pencangkokan pada Maret 2017, Russell membuka kembali jahitan dan mengubah posisi silikonnya. Darah yang disertai nanah keluar dari bekas jahitan baru, tapi Russell hanya menyarankan klien untuk minum obat penghilang rasa sakit. Katanya tidak usah ke dokter.
“Andai saja perempuan itu cepat mengambil tindakan medis, mungkin dia bisa memiliki peluang yang lebih tinggi untuk bertahan hidup,” ujar Hakim Syme, dikutip Sydney Morning Herald. “Bisa ditarik kesimpulan bahwa pelaku tidak mementingkan keselamatan klien. Dia hanya peduli dengan reputasi dan bisnisnya sebagai seniman modifikasi tubuh.”
Hakim Syme mengklaim ketiga prosedur dilakukan tanpa memperhatikan standar kebersihan dan perawatan pascaoperasi.
Follow Gavin Butler di Twitter.