Sejak pandemi bikin kita enggak bisa ke mana-mana, banyak orang beralih ke TikTok buat mengisi waktu kosong. Dari situ, tren baru terus bermunculan tiap harinya. Mendekor kamar lah, nge-bleach rambut, sampai tren gaje lainnya.
Enggak masalah sih sebenarnya, mereka bebas melakukan apa saja buat seru-seruan. Tapi kayaknya, topik serius macam kesehatan jangan dijadikan mainan juga, terutama jika mereka bukan pakarnya.
Videos by VICE
Video “life hack” kesehatan sedang ngetren di laman FYP TikTok belakangan ini. Dalam video viral, seorang anak muda tampak memperagakan caranya memutihkan gigi dengan mengoleskan hidrogen peroksida. Tips dan trik itu memang sudah banyak beredar di internet, tapi bukan berarti aman dilakukan sendiri.
Kepada BBC, British Dental Association menyatakan tren ini dapat menyebabkan “kerusakan permanen”. “BDA mengkhawatirkan tren pemutihan gigi yang dikerjakan sendiri menggunakan hidrogen peroksida yang kadarnya lebih tinggi dari anjuran,” ujar perwakilan BDA.
“Menggunakan konsentrasi lebih tinggi tanpa pengawasan, seperti yang ditampilkan dalam video, dapat meningkatkan risiko kerusakan pada gigi dan gusi, termasuk menyebabkan luka bakar pada mulut, membuat gigi dan gusi jadi lebih sensitif, serta menyebabkan gusi bengkak atau iritasi.”
Badan Pengawasan Obat dan Makanan Indonesia saja telah mengatur peredaran dan penggunaan pemutih gigi. Produk semacam ini tidak dapat dijual umum, hanya boleh digunakan di bawah pengawasan dokter gigi, dan batas maksimum penggunaannya adalah enam persen H2O2.
Sementara itu, dokter kulit menyuarakan kekhawatiran mereka terhadap tren mengikis tahi lalat sampai hilang. “Menghilangkan tahi lalat sendiri sangatlah berbahaya,” Dr Ross Perry memberi tahu BBC. “Hanya bisa dikerjakan oleh tenaga profesional atau dokter kulit berpengalaman. Menghilangkan tahi lalat dengan bahan kimia atau ‘mengikisnya’ bisa menyebabkan infeksi, pendarahan, meninggalkan bekas luka dan kecacatan.”
Intinya, konsultasi terlebih dulu ke ahlinya jika ingin mempercantik diri. Bintang TikTok bukan dokter.
Artikel ini pertama kali tayang di i-D.
