Yang namanya sampah, kalau terus ditumpuk tapi tidak dibersihkan akan membawa musibah. Bahkan di luar angkasa sekalipun. Berupaya menghindari risiko tabrakan, Badan Antariksa Eropa (ESA) mengumumkan Senin akan membersihkan sampah luar angkasa dengan ClearSpace-1 pada 2025. Misi ini diharapkan dapat menciptakan “pasar baru bagi pelayanan in-orbit, serta pembersihan puing-puing,” bunyi pernyataannya, menyusul tren umum penyediaan pesawat luar angkasa untuk sektor swasta.
ClearSpace-1 akan menjadi wahana antariksa pertama yang khusus menyasar sampah-sampah terbengkalai di luar angkasa. Program ini mengikuti jejak misi percobaan RemoveDEBRIS yang meluncur dari Stasiun Luar Angkasa Internasional pada 2018. Misi ini mengeluarkan jaring-jaring kecil untuk mengambil sampah di orbit.
Videos by VICE
Manajer misi Muriel Richard-Nocha menjelaskan dalam video, ClearSpace-1 akan menggunakan “sistem Pac-Man” untuk mengambil VESPA atau adaptor muatan 120 kilogram yang dibuang saat peluncuran roket Vega pada 2013.
Sama seperti game legendaris ini, pesawat luar angkasa ESA akan menjerat sampah ke dalam struktur tertutup.
Wahananya kemudian akan diminta ‘deorbit’ agar puing-puing roket itu terbakar secara aman di atmosfer Bumi.
Walaupun dijalankan badan antariksa nasional, misinya berada di bawah arahan startup Swiss ClearSpace. Perusahaan tersebut didirikan pakar sampah luar angkasa dari Institut Teknologi Federal Swiss Lausanne. Program ini tak hanya menjamin keselamatan penerbangan luar angkasa, tetapi juga membuka peluang bisnis baru.
“Truk sampah antariksa” ini akan menjadi kendaraan penting saat kebangkitan era mega-rasi bintang. Proyek Starlink SpaceX dipastikan mendatangkan ribuan satelit baru ke orbit rendah Bumi.
ClearSpace bukan satu-satunya perusahaan yang mengantisipasi pasar berkembang ini. SpaceNews melaporkan perusahaan Jepang Astroscale siap bereksperimen mengambil dan membuang sampah muatan 20 kilogram tahun depan.
Dengan bantuan badan antariksa nasional, perusahaan-perusahaan ini berharap dapat mengembangkan teknologi yang semakin canggih di masa mendatang.
“Anggap saja sampah antariksa adalah bangkai kapal yang teronggok di laut lepas. Bayangkan betapa bahayanya jika kita menemukan bangkai ini mengambang saat kapal sedang berlayar,” kata Direktur Jenderal ESA Jan Wörner.
“Kira-kira seperti itulah situasi di luar angkasa saat ini. Kita tentu tak bisa membiarkannya,” dia melanjutkan. ESA dapat mendukung “layanan komersial baru di masa depan.”
Artikel ini pertama kali tayang di Motherboard