News

Umat Yahudi Etiopia Bikin Gerakan Melawan Rasisme di Israel

dua lelaki keturunan Israel Etiopia

Dukungan untuk mendiang George Floyd, lelaki kulit hitam yang tewas dicekik polisi Minneapolis Derek Chauvin, terus mengalir dari seluruh dunia. Sejumlah negara ikut menggelar aksi Black Lives Matter sebagai bentuk solidaritas terhadap para demonstran di Amerika Serikat. Pada Selasa, ratusan orang Israel turun ke jalan dan membawa poster “Black Lives Matter”. Mereka meneriakkan nama “George Floyd.

Nama lain ikut disebut dalam demo tersebut. Solomon Teka.

Videos by VICE

Juni lalu, lelaki 19 tahun keturunan Israel Etiopia itu tewas tertembak peluru pantulan oleh polisi yang sedang tidak bertugas. Kematian Solomon, ditambah dengan terbunuhnya Yehuda Biadga, memicu dua gelombang demo besar-besaran di seluruh negeri. Ribuan orang melancarkan aksi menolak rasisme terhadap keturunan Israel Etiopia. Demonstran menuntut aparat untuk bertanggung jawab.

Polisi yang menembak Yehuda dibebaskan dari tuduhan, sementara aparat yang membunuh Solomon diadili karena pembunuhan yang lalai. Bagi aktivis Israel Etiopia, dakwaan ini terlalu ringan.

Data polisi menunjukkan warga Israel Etiopia sering terlibat dalam penangkapan dan dakwaan, padahal jumlah populasinya hanya 2 persen saja.

Pemuda keturunan Israel Etiopia memimpin gerakan melawan rasisme dan menyerukan reformasi sistemik.

“Bagi generasiku, kehadiran kami seakan tidak diterima di sini,” tutur rapper Israel Etiopia, Teddy Neguse. “Saya lahir dan besar di Israel. Saya tumbuh seperti mereka. Tapi polisi dan pemerintah memperlakukanku dengan berbeda. Mereka menganggapku seolah-olah saya orang Etiopia, bukan Israel.”

Pemerintah Israel membentuk satuan tugas antirasisme setelah video kekerasan polisi terhadap tentara berseragam Israel Etiopia memicu demonstrasi pada 2015.

Pengacara Aweke Zena, yang merupakan keturunan Israel Etiopia, memimpin satgas ini. Dia berujar mereformasi polisi adalah salah satu tugas paling berat. “Kepolisian merupakan organisasi besar. Selain itu, mereka yakin tugasnya mulia dan tidak bisa melihat masalah sesungguhnya.”

Tonton dokumenter ini di awal artikel. Dokumenter ini difilmkan oleh Daniel Bateman, Andrew Hayward, Sasha Gorev, dan Oren Rosenfeld. Diedit oleh Jose Flores. Oren Rosenfeld berkontribusi pada liputan.

Artikel ini pertama kali tayang di VICE News