Perang Layanan Streaming

Telkom Mengaku Sedang Berunding dengan Netflix untuk Buka Blokir

Tekanan dan perundungan netizen rupanya lama-lama ngefek juga.
Indihome berencana buka blokir Netflix telkom negosiasi konten
Ilustrasi layanan streaming Netflix (kiri) via akun Flickr/cerillion/lisensi CC 2.0; logo Telkom Indonesia via Wikimedia Commons/lisensi CC 4.0

Koalisi netizen dan Netflix yang konsisten menggempur bebalnya PT Telkom Indonesia yang main blokir-blokiran mulai memperlihatkan potensi kemenangan gemilang. Bisa jadi, PT Telkom menyadari fakta bahwa kebijakan melarang pengguna layanan PT Telkom untuk mengakses salah satu layanan video-on-demand terpopuler itu enggak ada gunanya.

Bersatu padu bersama aplikasi VPN, hubungan cinta netizen dengan Netflix begitu solid, terbukti dengan ramainya engagement Twitter perusahaan asal California itu. Kamis (4/6), PT Telkom mengumumkan mereka sedang membuka dialog berbau gencatan senjata. Hal ini disampaikan Direktur Utama PT Telkom Ririek Andriansyah saat melakukan live Instagram bersama IDN Times.

Iklan

"Secara bisnis kita ingin membuka [akses ke layanan streaming]Netflix. Tapi, kita sadar Netflix punya beberapa kelemahan. Dalam beberapa waktu terakhir kita sedang diskusi dengan Netflix," ujar Ririek dalam wawancara tersebut.

Apa kelemahan Netflix versi PT Telkom? Kata Ririek, kalau emang mau diterima di Indonesia, mereka harus melakukan penyesuaian konten. Alasannya, ada beberapa konten Netflix yang tidak sesuai dengan audiens Indonesia. Memang terdengar menyebalkan dan kuno. Tapi sabar, jangan sebal dulu. Tahan emosi. Jangan kacaukan peluang persatuan tanpa baku hantam ini.

Selain itu juga ada alasan lain, Ririek meminta Netflix memberi prioritas membuat konten dari dalam negeri. Soalnya, Telkom berkomitmen mendukung karya-karya anak bangsa. "Yang kita minta ke Netflix juga memprioritaskan belanja konten dari produser konten lokal lah," tambah Ririek.

Nah, sampai sini, mari kita julid bareng-bareng.

Begini, saya sendiri sebenarnya enggak paham mengapa PT Telkom merasa bisa nuntut ini-itu. Dari model jualannya aja Netflix udah disebut video-on-demand alias terserah permintaan pelanggan, untuk penyesuaian konten tentu saja bisa diatur sama si empunya akun. Kalau merasa berbahaya untuk anak, fitur Kids udah berkali-kali dikoarkan netizen.

Lagian, dan ini murni asumsi saya, kalaupun Indihome tetap enggak mau damai sama Netflix, ya jujur selama ini enggak ada masalah juga. Kelompok yang memutuskan berlangganan Netflix tentu mayoritas paham apa itu VPN.

Iklan

Ditambah lagi fakta bahwa pertengahan April lalu, Telkomsel sendiri mencatat mahasiswa pengguna providernya lebih banyak menggunakan kuota internetnya untuk menonton Netflix dibanding aplikasi pembelajaran daring selama pandemi. Itu kan telak banget.

Komisaris Independen PT Telkom Indonesia Marsudi Wahyu Kisworo menyayangkan ungkapan data ini. Padahal, katanya, doi udah kerja sama dengan berbagai platform e-learning untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Yah :(

"Dari statistik trafik kami satu bulan ini, mahasiswa itu lebih banyak nonton Netflix, bukan pembelajaran. Telkom sendiri melakukan kerja sama dengan masing-masing yang memiliki e-learning sehingga kalau dipakai untuk pembelajaran sehingga tidak mubazir," kata Marsudi kepada Kompas.

Tuh kan, maklum dong kita heran kalau PT Telkom masih aja nuntut macem-macem kepada Netflix, lha diblokir aja tetap laris. Kan kondisinya, Telkom yang terancam ditinggalkan pelanggan milenial sampai Gen Z kalau terus memblokir Netflix. Tapi, ya balik lagi. Kita hanya hamba internet yang berasumsi, mungkin hubungan keduanya emang lebih rumit daripada bayangan kita.

Sebenarnya tanda-tanda rujuknya Netflix dengan pemerintah Indonesia udah keliatan setelah Kemendikbud resmi bekerja sama dengan Netflix pada Januari lalu. Tujuannya juga jelas, meningkatkan kapasitas sumber daya manusia perfilman Indonesia dengan nilai investasi Rp14 miliar.

"Harapan kami di Kemendikbud adalah agar Indonesia jadi tempat syuting paling laku di dunia," kata Mendikbud Nadiem Makarim, dilansir Kumparan.

Terakhir, dibuka atau tidaknya blokir ini, Netflix harusnya tetap santai aja sih. Kalaupun jadinya dibuka, perusahaan aplikasi VPN juga masih chill dan tidak takut akan kehilangan pengguna Indonesia. Kan ada satu kumpulan situs lagi yang masih memerlukan jasa VPN karena pemerintah Indonesia masih kukuh blokir. Hehehe….