hubungan percintaan

Kenapa Rasanya Susah Banget Menghapus Kenangan Bersama Mantan dari HP?

Ada banyak sekali hal yang seharusnya sudah aku musnahkan dari HP, tapi ternyata enggak segampang itu melakukannya.
Hannah Smothers
Brooklyn, US
AN
Diterjemahkan oleh Annisa Nurul Aziza
Jakarta, ID
Bitmoji patah hati melihat ponsel
Ilustrasi oleh VICE

Aku dulu sering bergurau naksir Bitmoji mantanku. Mukanya mirip doi tapi versi kartunnya. Karakter Bitmojinya mengenakan jaket Adidas merah dan topi fedora hitam, padahal mantanku enggak punya pakaian ini sama sekali. Dia selalu melakukan hal konyol, kayak menyemburkan kopi atau dadanya meledakkan banyak hati kecil yang melambangkan cinta.

Aku sama sekali tak menyangka karakter Bitmoji berhasil bikin aku nangis kejer. Beberapa hari setelah kami putus, wajah kecilnya muncul di layar HP-ku ketika aku sedang chat teman. Diriku bergejolak. Ketika kami masih pacaran, aku menggunakan fitur di aplikasi Bitmoji (sebutannya “Friendmoji”) yang memungkinkan pengguna memasangkan dua karakter kartun. Kami punya avatar pasangan yang saling meniupkan kecupan jauh dan berdansa berdua. Mereka benar-benar tak menyadari kalau versi manusianya sudah putus. Aku langsung menutup aplikasi chat karena malu dengan apa yang baru kurasakan.

Iklan

Ini hanyalah kejutan pertama yang kutemukan di HP beberapa minggu setelah putus. Aku kira sudah berhasil melindungi diri dari semua kejutan digital yang mungkin muncul. Aku langsung menghapus kontaknya dari daftar favorit, dan “mengubur” chat kami ke bagian paling bawah. Dikirain ini sudah cukup, tapi ternyata belum. Aku sebenarnya bisa saja berhenti mengikuti Twitter dan Instagram, tapi akhirnya aku mengurungkan niatku. Aku baru menyadari seberapa banyak kenangannya di HP-ku setelah kami tak lagi berpacaran.

Berikut yang sudah aku lakukan untuk menghilangkan jejak digital mantan dari HP pasca berpisah. Aku berhenti berteman dengannya di Pattern, yang terus-menerus memberikan notifikasi tentang kondisi emosionalnya berdasarkan astrologi atau apalah itu. Aku menghapus Google Calendar kami dan peringatan ulang tahunnya di kalender HP-ku dan ibu. Aku juga menyembunyikan InstaStory mantan dari feed. Bagian terberat tentu saja menghapus pasangan Bitmoji kami. Mereka enggak salah apa-apa, tapi terpaksa harus berpisah karena versi manusia mereka enggak bisa mempertahankan hubungannya.

Kenapa rasanya berat banget menghapus kenangan mantan dari HP? Aku pertama kali putus pada 2011. Aku enggak ingat seberapa intens proses membersihkan HP dari kenangan hubungan kami. Satu-satunya yang aku ingat hanyalah memasukkan semua pemberiannya ke kotak dan menyembunyikannya di bawah kasur di rumah ibuku. Semakin ke sini, putus hubungan semakin rumit. Aku pertama kali memblokir nomor mantan saat kuliah. Selain itu, aku meminta teman untuk menyembunyikan semua foto yang sangat mungkin kutangisi di album iCloud. Aku enggak bisa mengakses album itu. Semakin aku beranjak dewasa, putus hubungan juga makin rumit. Semuanya karena ponsel sudah menjadi bagian penting dalam hidupku.

Iklan

Banyak yang bilang generasi Millenial sering menunda proses-proses sakral dalam hubungan. Penelitian menunjukkan generasiku enggak ngebet menikah, menurunkan tingkat perceraian, dan baru tinggal bareng kalau hubungannya sudah serius. Aku dan mantan belum hidup satu atap, tapi buktinya hubungan kami semakin terjalin lewat HP. Seolah-olah kami sedang menguji coba bagaimana rasanya berbagi kehidupan dengan cara yang lebih substansial.

Aku terus menemukan bukti betapa terhubungnya kami, dan enggak tahu kapan kenangan kami akan berakhir di HP. Setiap hal kecil yang aku temukan membawaku kembali ke masa-masa bahagia, di mana aku enggak pernah memikirkan kesedihan yang mungkin kurasakan di masa depan. HP-ku pastinya enggak menyadari apa yang sudah dia lakukan kepada mentalku.

Sebagian diriku muak tiap kali aplikasi HP mengingatkanku akan hubungan kami yang kandas. Mengingatkan aplikasi astrologi kalau aku dan mantan sudah putus juga memalukan abis. Akan tetapi, bagian lain dari diriku tak siap kalau akhirnya aku mencapai bagian terakhir dari kenangan kami. Setiap hal di HP mengingatkanku betapa optimisnya diriku dulu, betapa aku tak pernah memikirkan kalau suatu saat nanti hubungan kami bisa saja berakhir.

Follow Hannah Smothers di Twitter.

Artikel ini pertama kali tayang di VICE US