FYI.

This story is over 5 years old.

VICE News

Perempuan Kanada Ditahan Aparat Turki karena “Menghina” Presiden Erdogan Lewat Status Facebook

Ece Herep, yang punya paspor ganda, sedang berusaha membebaskan sahabatnya di Kota Kars. Tiba-tiba saja dia ikut dipenjara memakai pasal karet Turki.
Foto diambil dari Facebook pribadi

Artikel ini pertama kali tayang di VICE News.

Seorang perempuan Kanada dilaporkan telah ditahan aparat di Turki sejak pekan lalu, atas tuduhan penghinaan terhadap Presiden Recep Tayyip Erdogan. Beberapa kawan perempuan bernama Ece Heper itu akhirnya menggelar kampanye menuntut pembebasannya.

Heper, perempuan dengan warga negara ganda Turki dan Kanada, ditahan di Kota Kars. Konfirmasi penangkapan ini diberikan oleh sahabatnya di Toronto dan pengacaranya yang kini mendampingi di Turki. Sang pengacara mengatakan kliennya ditangkap polisi karena membuat status Facebook mengkritik Erdogan. Berdasarkan kasus serupa, Heper bisa ditahan berbulan-bulan sampai akhirnya menjalani sidang.

Iklan

Heper memang membuat beberapa status Facebook yang mempertanyakan serta mengkritik pemerintahan Presiden Erdogan, yang selama dua tahun terakhir telah menangkap lebih dari 2.000 orang atas tuduhan pencemaran nama baik. Dengan dakwaan menghina kepala negara, pengkritik presiden di Turki bisa dipenjara hingga tiga tahun.

"Orang-orang yang dipenjarakan [Erdogan] bukan pegiat makar. Kebanyakan adalah jurnalis. Hal ini menunjukkan Turki lebih bersimpati pada ISIS daripada kebebasan pers," tulis Heper dalam salah satu postingan Facebook. Heper juga mengolok-olok pemerintah Turki yang justru menyalahkan Amerika Serikat saat negaranya diserang militan Negara Islam Irak dan Syam (ISIS).

Kepada VICE News, Kementerian Luar Negeri Kanada membenarkan salah satu warga negaranya sedang ditahan di Turki. Mereka juga telah menyediakan bantuan konsuler.

Sahabat Heper, Birgita Pavic, menyatakan bersama beberapa kawan mereka akan terus mengupayakan pembebasannya dari tahanan. "Erdogan menyasar semua orang di sosial media yang mengutarakan pendapat berbeda dari yang dia mau," kata Pavic. "Dia menangkapi orang seperti diktator."

Heper selama beberapa tahun terakhir sering pergi bolak-balik Kanada-Turki. Sejak pertengahan November 2016, dia menetap di Turki, menengok dan mendampingi laki-laki—yang kemungkinan kekasihnya—yang sedang dipenjara.

Teman laki-laki Heper itu dituding aparat mendukung Partai Pekerja Kurdistan (PKK), kelompok separatis yang disebut organisasi teroris oleh pemerintah Turki. Kecurigaan aparat bertambah karena pria ini sempat dua tahun berada di Irak.

Heper selama berada di Turki tinggal di Kota Mardin, sembilan jam perjalanan darat dari Kars. Kekasihnya itu ditahan di Kota Kars. "Kemungkinan besar, dibanding status Facebook-nya, Heper ditangkap karena punya hubungan dekat dengan pria itu," kata Pavic. "Selama di Turki dia berusaha keras agar teman prianya itu dibebaskan. Saat sedang berjuang itulah, Heper sekarang tiba-tiba ditahan."

Di Turki, sebelum terseret kasus ini, Heper aktif sebagai relawan perawatan anjing yang akan dia kirim ke Kanada. Di Kanada, Heper bermukim di Norwood, Ontario. "Kawan kami ini adalah perempuan baik hati," kata Pavic.