sains dan teknologi

Ilmuwan Sukses Memperlambat Penuaan Sel

Osilasi, atau mengalihkan siklus kerusakan dengan cara merekayasa gen yang mengatur proses degenerasi sel, dapat membuka jalan bagi terwujudnya cara memanjangkan umur manusia.
Sel ragi
Sel ragi. Gambar: KATERYNA KON/SCIENCE PHOTO LIBRARY via Getty Images

Segala sesuatu yang hidup di dunia ini pasti akan menua hingga tak lagi bernyawa. Namun, banyak sekali manusia yang terobsesi awet muda. Beragam penelitian telah dilaksanakan supaya kita dapat hidup panjang.

Baru-baru ini, sekelompok ilmuwan di Amerika Serikat membuat terobosan besar dalam upaya mewujudkan cara memperlambat proses penuaan. Mereka merancang agar sel ragi bisa mengaktifkan mekanisme yang mampu mencegah terjadinya degenerasi secara menyeluruh. Para peneliti yakin jika metodenya terus dikembangkan mengikuti kemajuan teknologi, di masa depan juga dapat diterapkan pada manusia.

Iklan

Dalam percobaannya, tim peneliti dari Universitas California, San Diego (UCSD), memanipulasi dua kondisi penuaan yang dialami sel ragi agar kerusakan terjadi pada bagian tertentu saja. Teknik rekayasa ini mengandalkan sirkuit gen yang dapat dialihkan secara biologis guna memperpanjang umur sel.

“Sirkuit gen ini mirip sakelar listrik yang berfungsi mengatur nasib organisme hingga menuju arah penuaan dan kematian,” demikian penjelasan Nan Hao, profesor biologi molekuler di UCSD yang melaksanakan penelitian.

“Jalur yang dipilih sel dapat mempercepat kerusakan [pada suatu organisme],” terangnya. “Hasil pengamatan kami menunjukkan, kami dapat menjadikan sirkuit gen semacam osilator yang akan memutar sel di antara dua kondisi penuaan.”

Sirkuit itu memperpanjang umur sel dengan mengalihkan siklus kerusakan secara berkala untuk menghindari komitmen yang berkepanjangan pada kedua mekanismenya.

Penelitian ini bukan yang pertama kalinya dilakukan oleh tim Hao guna memperlambat degenerasi sel. Hampir tiga tahun lalu, mereka berhasil menemukan dua kondisi penuaan yang dapat terjadi pada sel ragi bertunas. Dari keseluruhan sel yang diamati, setengahnya mengalami kerusakan pada inti sel, yang mengandung genom atau perangkat kromosom setiap jenis organisme. Setengah lainnya menua seiring menurunnya fungsi mitokondria, yang memproduksi energi sel.

Iklan

Hasil temuan terdahulu diperoleh dengan menyimulasikan sirkuit genetik yang terlibat dalam proses penuaan pakai program komputer. Para peneliti lalu menciptakan tiruannya yang dapat memicu putaran umpan balik antara proses penuaan nukleolus dan mitokondria. Osilator inilah yang dihubungkan dengan sel Saccharomyces cerevisiae—biasa ditemukan dalam pembuatan tape—dalam penelitian terbaru.

Para peneliti menemukan proses osilasi secara dramatis meningkatkan umur sel hingga 82 persen, lebih panjang dari tingkat kerusakan normal yang terjadi dalam sel ragi biasa.

“Penelitian kami berhasil memperpanjang umur organisme melalui teknik rekayasa genetik yang dipandu secara komputasi,” terang Hao. “Baru kali ini metodenya digunakan di bidang penelitian yang mendalami proses penuaan. Sebetulnya, model lama kami telah memprediksi kemampuan osilator memperpanjang umur sel. Dan ternyata kemampuannya bisa dibuktikan lewat eksperimen.”

Sekarang sudah ada banyak sekali produk yang digadang-gadang mampu membuat penampilan kita awet muda. Namun, untuk memperpanjang umur, impian itu masih angan-angan belaka. Walau begitu, Hao optimis metode ini dapat dikembangkan demi kepentingan manusia.

“Bukan hal mustahil menerapkan metode ini pada organisme yang lebih kompleks,” kata Hao. “Dalam tubuh manusia, proses osilasi dapat dilakukan melalui terapi gen. Tapi tentunya masih panjang perjalanan untuk mewujudkannya. Etika dan keselamatannya juga menjadi masalah utama.”

“Jika osilasi dapat mempertahankan homeostasis sel (yang berfungsi menjaga keseimbangan sel) dan memanjangkan umur secara universal, bukan tidak mungkin teknik ini juga bisa membantu mengembangkan intervensi farmakologis atau nutrisi yang dapat diterapkan secara berkala dengan waktu optimal dan lebih aman,” pungkasnya.