Tawon raksasa Asia memiliki panjang tubuh sekitar 5 centimeter dengan rahang tajam dan penyengat panjang kuat, menjadikannya tawon terbesar di dunia.
Serangga predator ini telah menghabisi tawon dan lebah di tempat asalnya Jepang, sehingga tak mengherankan jika dijuluki “tawon pembunuh”. Setahun terakhir, pakar melihat kemunculan dadakan serangga predator di Washington dapat mengancam populasi lebah madu yang semakin menurun.
Videos by VICE
Meski penyengatnya dapat menembus baju pelindung lebah dan mematikan bagi manusia, peluang disengat tawon pembunuh sangat kecil. Kalian baru akan diantup jika mengganggunya.
Namun, serangga ini mampu memusnahkan seluruh koloni lebah dalam hitungan jam saja. Tawon pembunuh akan mencabik kepala lebah sampai hancur dan menusuk tubuh mangsa hingga menjadi adonan “bakso” untuk diberikan kepada anak-anaknya.
“Populasi lebah madu kami sudah terancam, dan kehadiran [tawon pembunuh] hanya akan semakin mengurangi jumlahnya,” kata peternak lebah Conrad Bérubé saat dikonfirmasi VICE News. Dia menemukan sarang tawon Amerika Utara pertama di luar Vancouver September lalu, dan sudah tujuh kali disengat tawon ketika ingin menghancurkan sarangnya.
Ilmuwan yakin tawon pembunuh ini diangkut kapal kargo ke Kanada dan AS. Jumlah tawon pembunuh di Amerika untungnya belum seberapa, tapi akan sangat berbahaya jika berkembang biak.
Lebah madu Jepang telah beradaptasi dengan tawon raksasa, sehingga serangga ini akan membentuk ikatan erat “bee ball” di sekitar musuh untuk melindungi diri. Dengan begini, suhu tubuh tawon akan naik dan mati mendidih. Lebah madu Amerika dikhawatirkan belum terbiasa dengan keberadaannya.
“Ini adalah puncak gunung es yang tenggelam dalam kegilaan,” ujar entomolog Chris Looney dari Kementerian Pertanian Washington. Chris memimpin program penangkapan dan pelacakan yang dipersiapkan untuk musim panas ini.
Conrad merasa, yang bisa dilakukan peternak untuk sementara “hanyalah mencoba tetap tenang.”
Simak dokumenter VICE tentang serangan tawon pembunuh di awal artikel
Artikel ini pertama kali tayang di VICE News