teknologi

Uni Eropa Bakal Wajibkan Kabel Charger iPhone dan Android Jenisnya Sama

Parlemen Uni Eropa ingin iPhone mulai menggunakan kabel USB-C seperti Android, sehingga dapat mengurangi sampah kabel charger.
Uni Eropa Bakal Wajibkan Kabel Charger iPhone dan Android Pakai USB-C
Sumber foto ilustrasi: Getty Images 

Biasanya tiap beli gadget—baik itu HP, headset maupun smartwatch—pasti selalu dapat charger baru juga. Masih untung kalau tipe kabelnya sama seperti yang sudah kita punya, jadi bisa tetap pakai yang lama. Kalau ternyata modelnya berbeda, mau enggak mau kabel lamanya teronggok berdebu di laci karena enggak bisa lagi dipakai di gadget baru. Kabel-kabel itu akhirnya berubah jadi limbah elektronik yang sulit dimusnahkan.

Iklan

Akhir Januari lalu, anggota Parlemen Uni Eropa mengadakan pemungutan suara atas resolusi yang mendesak pembuat undang-undang menetapkan standar kabel pengisi daya. 582 orang setuju dengan usulan ini, sedangkan 40 anggota menentangnya.

"Limbah elektronik akan semakin menggunung jika kabel charger baru terus diproduksi untuk ponsel dan perangkat kecil maupun sedang lainnya. Hal ini juga dapat membuat konsumen frustrasi," demikian bunyi resolusi tersebut.

Komisi Eropa harus membuat rancangan undang-undang dan memberikan suara pada Juli sebelum resolusinya disahkan menjadi undang-undang. Gagasan untuk menetapkan standar kabel charger mendapat banyak dukungan di Eropa, dengan total 582 pendukung. Sebagian besar industri menggunakan micro-USB dan perlahan-lahan mereka mulai mengadopsi USB-C. Apple menjadi satu-satunya perusahaan yang kabel chargernya berbeda.

Apabila disahkan, Lightning Cable milik Apple akan terkena dampaknya.

"Regulasi yang memaksakan kesamaan kabel untuk semua ponsel cerdas hanya akan menghambat inovasi, serta merugikan konsumen dan perekonomian Eropa secara keseluruhan," begitu pernyataan tertulis Apple seperti dikutip Financial Times. "Kami harap Komisi Eropa mempertimbangkan solusi lain tanpa membatasi kemampuan industri untuk berinovasi, dan menciptakan teknologi baru yang menarik."

Resolusi ini dibuat dengan mengedepankan alasan membendung limbah elektronik. "Dunia menghasilkan 50 juta metrik ton limbah elektronik setiap tahun, dengan rata-rata lebih dari 6 kg per orang," seperti dikutip dari resolusinya. "Total limbah elektronik di Eropa pada 2016 yaitu sebesar 12,3 juta metrik ton, setara dengan rata-rata 16,6 kg limbah per penduduk. Jejak lingkungan ini sebenarnya sangat mungkin dikurangi."

Iklan

Kabel charger menjadi salah satu limbah elektronik yang paling umum ditemukan. Selama ini, kita mengira bisa seenaknya membuang kabel lama setiap punya yang baru. Mungkin sudah saatnya kita mengubah kebiasaan tersebut.

Artikel ini pertama kali tayang di Motherboard

“Continuing fragmentation of the market for chargers for mobile phones and other small and medium-sized electronic devices translates into an increase in e-waste and consumer frustration,” the resolution said.

For the resolution to become a law, the European Commission would have to draft a law and vote on it in July. But the idea of adopting a charging cable standard has overwhelming support in Europe, as evidenced by the 582-40 vote. With some exceptions, chargers use either USB-C, micro-USB, or Apple’s Lightning Cable. The vast majority of the industry uses micro-USB and is slowly adopting USB-C.

The legislation would mostly affect Apple’s proprietary Lightning Cable.

"We believe regulation that forces conformity across the type of connector built into all smartphone stifles innovation rather than encouraging it, and would harm consumers in Europe and the economy as a whole,” Apple said in a statement published in the Financial Times. “We hope the Commission will continue to seek a solution that does not restrict the industry's ability to innovate and bring exciting new technology to customers."

The EU resolution pointed to e-waste as one of the biggest reasons the industry needs to adop a charging cable standard. “50 million metric tons of e-waste is generated globally per year, with an average of more than 6 kg per person,” it said. “Total e-waste generation in Europe in 2016 was 12.3 million metric tonnes, equivalent to 16.6 kg on average per inhabitant…this represents an unnecessary environmental footprint that can be reduced.”

One of the most ubiquitous pieces of e-waste is device chargers. We seem them as disposable because every new device comes with one. Why not just toss the old one out and let it rot in a landfill? Every new upgrade means a new charger. But that may be about to change.

This article originally appeared on VICE US.