Lingkungan

Ikon Gerakan Remaja Melawan Perubahan Iklim Greta Thunberg Marak Dilecehkan di Medsos

Serangan akun troll tidak mengejutkan sih. Bagi antek dan buzzer korporasi penyumbang emisi, pidato bocah 16 tahun soal solusi krisis iklim tak penting selama mereka bisa melecehkan fisiknya.
Katie Way
Brooklyn, US
JP
Diterjemahkan oleh Jade Poa
Ikon Gerakan Remaja Melawan Perubahan Iklim Greta Thunberg Marak Dilecehkan di Medsos
FOTO GRETA THUNBERG DI PARLEMEN EROPA VIA FLICKR 

Greta Thunberg adalah aktivis lingkungan belia asal Swedia yang kiprahnya setahun terakhir mengejutkan banyak pihak. Dia berhasil menggelar berbagai demonstrasi memaksa pemerintah negaranya serius bikin kebijakan menanggulangi perubahan iklim. Greta lalu mengorganisir demonstrasi serupa melibatkan pelajar SMP/SMA pada skala global, berlayar melalui laut Atlantik (karena dia ogah naik pesawat yang menyumbang gas emisi), sempat berpidato sekali di Kongres AS, dan dua kali jadi bintang tamu forum resmi Perserikatan Bangsa-Bangsa.

Iklan

Walau baru 16 tahun, Greta sudah cukup terkenal dan telah menjadi simbol tak resmi gerakan Global Climate Strike. Tidak mengherankan, bila penampilannya mulai dikritik oleh akun-akun yang nyinyir, ataupun buzzer pendukung korporasi perusak lingkungan. Serangan pada Greta di medsos makin rutin terjadi.

Sebagian besar akun yang menyerang mengomentari penampilan aktivis remaja itu. Tidak ada yang berani mempertanyakan substansi dari perjuangan Greta mengajak anak muda peduli tentang perubahan iklim.

Dari pantauan sekilas, akun-akun tersebut sudah terbiasa nge-troll. Tapi serangan pada Greta yang cukup mengejutkan datang dari akun Twitter Dinesh D’Souza, penulis teori konspirasi sayap kanan, yang menyebut Greta sebagai seorang Nazi karena rambutnya dikepang. Komentar tersebut bukan cuma mengejutkan, melainkan bikin mual.

Yang mengkritik penampilan Greta bukan hanya haters-nya. Janey Godley, pelawak asal Britania Raya, memposting cuitan tentang hal yang paling disesalinya tentang Greta: dia tidak “mem-photoshop pahanya agar tampak lebih ramping.” Twit tersebut telah dihapus, dan Janey sudah minta maaf.

Ternyata banyak orang dewasa sulit membayangkan ada sosok perempuan remaja yang suka “cemberut” ingin tumbuh besar di sebuah planet yang alamnya tetap utuh. Seakan-akan remaja mendesak pemerintah berbagai negara serius mengelola lingkungan itu hal yang tidak lazim.

Komentar-komentar soal penampilan fisik Greta memang menjijikkan. Tetap aktivis sosial memang sedang rentan diejek di medsos dengan label-label SJW dan cap merendahkan lainya. Tidak mengejutkan lah kalau reaksi publik bakal lebih kejam apabila pemimpin gerakan iklim global berkulit berwarna dan terdampar akibat perubahan iklim.

Iklan

Bayangkan kalau sosok itu bukan Greta, melainkan anak muda asal Somalia, Afghanistan, atau Filipina. Pasti hinaan akan lebih marak.

Membahas penampilan Greta jelas tidak relevan. Cara sebagian buzzer dewasa menyinggung penampilan dan kecantikan tokoh gerakan publik adalah cara menghindari kenyataan betapa bumi kita sedang terbakar. Tapi buzzer memang tidak pernah mau belajar. Mereka ogah membahas substansi, dan sibuk membahas pilihan estetika seorang remaja.

Ikuti Katie Way di Twitter.

Artikel ini pertama kali tayang di VICE US.