FYI.

This story is over 5 years old.

Pilkada 2018

Enam Pemilihan yang Layak Kamu Pantengin Selama Pilkada Serentak 2018

Tunggu hasilnya sampai quick count siang nanti
Persiapan kotak suara di Kediri, Jawa Timur. Foto oleh Prasetia Fauzani/Antara Foto via Reuters

Hari ini hari pencoblosan pemilihan kepala daerah. Pemilihan umum digelar di 171 daerah yang terdiri atas provinsi, kotamadya, dan kabupaten, secara serentak hari ini. Pemilu di satu tempat saja sudah lumayan bikin pusing kalau mau dipantengin terus-terusan, apa lagi 171. Jadi mana-mana saja daerah yang paling penting untuk disimak? Mana yang paling penting untuk dikepoin dan ditunggu hasilnya? Apakah pemilu ini benar-benar punya pengaruh ke kehidupan kita sebagai warga negara, terlebih bagi daerah yang tak melaksanakan pencoblosan tahun ini? Kami dari VICE Indonesia memilih untuk menyorot enam provinsi pada pilkada serentak kali ini. Buat kamu yang emang anaknya politik banget, mungkin kamu ngikutin lebih dari enam. Tapi bagi yang tidak, tak ada salahnya luangkan waktu untuk baca sejenak alasan mengapa pemilihan di enam provinsi itu layak disimak.

Iklan

Jawa Barat
Ini adalah provinsi dengan penduduk terbanyak di Indonesia. Lebih-lebih lagi, lokasinya persis di sebelah ibukota Jakarta. Hasil pemilu di daerah ini sudah pasti akan mempengaruhi konstelasi politik pemilihan presiden 2019 mendatang. “Di Jawa Barat ini kan ada sekitar 16-17 persen dari jumlah pemilih nasional,” kata Ari Ganjar pengamat politik dari Unpad. Karena kontribusinya begitu besar pada Pilpres, maka mengamankan kandidat di tanah Pasundan menjadi penting. “Pasangan yang memenangkan Pilkada Jawa Barat ini tentu akan mengerahkan sumber daya yang sudah mereka peroleh untuk mengarahkan pada dukungan Pilpres 2019,” kata Ari.

PDI Perjuangan punya calon sendiri di Jawa Barat, yakni pasangan TB Hasanuddin, mantan jenderal militer, dan Anton Charliyan, eks Kapolda Jabar. Tapi kans mereka kecil dibandingkan pasangan lain, merujuk pada hasil survei, elektabilitasnya hanya 5-6 persen. Pasangan Sudrajat dan Syaikhu, yang disokong Gerindra, elektabilitasnya malah lebih besar di angka 10 persen.

Jadi siapa yang memimpin kompetisi? Dua kandidat dengan elektabilitas tertinggi adalah pasangan nomor 1 dan 4, yakni pasangan Ridwan Kamil-UU Ruzhanul Ulum dan pasangan Deddy Mizwar-Dedi Mulyadi. Nasdem, PKB, PPP, dan Hanura semua menyokong Ridwan-Uu. Sementara Deddy-Dedi didukung Golkar dan Demokrat.

Pertarungan di Jabar belakangan ikut mempengaruhi konstelasi politik elit nasional. SBY, yang belakangan sebelum Pemilu sering curi-curi pandang ke Jokowi, bikin suasana panas dengan melontarkan pernyataan-pernyataan yang menyindir pemerintahan sekarang. “Misalnya AHY yang akhir-akhir ini mulai memberikan kritik terhadap pemerintahan, kemudian SBY mengemukakan dugaan kuat adanya kecurangan di Pilkada di beberapa daerah, secara tidak langsung ini ditujukan kepada pemerintah atau partai yang menguasai pemerintahan sekarang, kata Ari.

Tapi toh pilpres masih lama, dan kita tahu, dalam politik, apa saja bisa berubah bahkan dalam satu hari atau sejam sekalipun.

Jawa Tengah
Tak perlu diragukan lagi, PDI Perjuangan lewat kandidatnya, inkumben Ganjar Pranowo, sudah berhasil mengamankan Jawa Tengah. Elektabilitasnya sekarang tertinggi dibandingkan pesaing-pesaingnya. Ini kemenangan penting bagi kubu Jokowi, tapi tak cukup telak menciderai kubu Prabowo. Jawa Tengah sesungguhnya bukan provinsi yang jadi medan pertempuran partai-partai. Pada setiap pemilu di era reformasi, PDI P selalu berhasil menjaga dominasi, dan pada pilpres terakhir, perolehan suara Jokowi lumayan tinggi, sebesar 66,65 persen. Medan pertempuran sesungguhnya bagi Prabowo adalah Jawa Barat dan Banten, ia menang perolehan suara di dua tempat ini pada pilpres 2014 lalu. Jawa Timur
Pemilu Jawa Timur tergolong kompetitif. Persaingan Khofifah Indar Parawansa dengan inkumben Saifullah Yusuf alias Gus Ipol hanya terpisah beberapa persen di hampir semua survei. Konstelasi politik di Jawa Timur agaknya berbeda dengan daerah-daerah lain di Jawa. Sementara di tempat lain seringkali jadi area pertarungan partai-partai kubu Jokowi vs Prabowo, di Jawa Timur PDI P dan Gerindra mendukung calon yang sama, yakni Gus Ipul. Padahal Khofifah dulu adalah menteri di pemerintahan Jokowi. Alasan mengapa konstelasi pertarungan kandidat di Jawa Timur tak mencerminkan pertarungan nasional adalah karena politik Nahdlatul Ulama lebih penting di daerah ini ketimbang politik elit yang kebanyakan diatur di Jakarta. Meski PKB berakar dari NU, ternyata tak serta merta PKB yang mengajukan Khofifah mendulang semua suara NU. Gus Ipul pun punya akar yang kuat pula di NU. Sumatera Utara
Seharusnya ini bisa jadi kesempatan kedua bagi Djarot Saiful Hidayat untuk menduduki kursi gubernur, tapi calon PDI P ini lumayan terpaut jauh dengan kandidat lain, yakni Edy Rahmayadi yang dijagokan Gerindra. Kami di VICE Indonesia sudah lumayan lama mantengin pemilu Sumatera Utara, kontributor Aisyah Llewellyn pernah menulis tentang masa-masa awal pengumuman Djarot akan mencalonkan diri di sana.

Tapi kans Djarot kecil, salah satu faktornya karena ia lebih dipandang sebagai orang luar, tak punya akar dan basis massa di Sumatera Utara. Sementara di sisi lain, Edy Rahmayadi namanya sudah terkenal sampai ke pelosok-pelosok, itulah alasan mengapa ia memimpin dalam survei pencalonan di Sumut.

Sulawesi Selatan
Bagi kandidat seperti Ichsan Yasin Limpo, politik tak ubahnya bisnis keluarga. Ia adalah ujung tombak yang sekarang dijagokan untuk meneruskan politik dinasi keluarga Limpo yang sudah menguasai Sulawesi Selatan selama bertahun-tahun. Tapi Ichsan di survei-survei hanya mampu bertengger di posisi ketiga di sejumlah survei. (entah bisa dipercaya atau tidak survei itu karena hasil survei Sulsel bervariasi bergantung lembaga yang mengadakan). Kalau warga Sulsel menghendaki pemimpin yang punya sikap tegas pada korupsi, ada aktivis antikorupsi Nurdin Abdullah sebagai pilihan. Kalau mau yang sebaliknya, mau kandidat yang pernah dipenjara karena kasus korupsi, ada Nurdin Halid. Empat kandidat di Sulawesi Selatan cukup bervariasi dari segi latar belakang, jadi menarik untuk melihat mana yang paling disukai warga.