perayaan hari narkotika internasional 26 juni 2022 di asia polisi bakar jutaan barbuk narkoba
Seorang polisi berjalan di depan kobaran api yang melalap barang bukti narkoba di Yangon, Myanmar pada 26 Juni 2022. Foto oleh -/AFP via Getty Images
Narkoba

Taktik Absurd Pemusnahan Narkoba Pakai Cara Dibakar Masih Saja Populer di Asia

Berbagai otoritas Asia Tenggara merayakan “kesuksesan” melawan narkoba, dengan membakar bertumpuk-tumpuk barbuk. Simak seri foto merekam pembakaran di Hari Narkotika Internasional.
Gavin Butler
Melbourne, AU

Kepulan asap hitam membumbung tinggi di langit Myanmar sepanjang akhir pekan lalu, sementara barang bukti narkoba senilai $643 juta (setara Rp9,6 triliun) dimusnahkan dalam rangka memperingati Hari Anti Narkotika Internasional pada 26 Juni lalu.

Pihak berwenang Myanmar membakar berton-ton narkotika jenis heroin, ganja, metamfetamin (sabu-sabu), ekstasi dan ketamin yang berhasil disita selama setahun terakhir.

Iklan
Kobaran api melalap bertumpuk-tumpuk barang bukti narkoba

Pihak berwenang Myanmar membakar narkoba senilai Rp9,6 triliun pada 26 Juni 2022. Foto oleh U Aung/Xinhua via Getty Images

Polisi Kamboja berjaga di depan kobaran api yang melalap tumpukan narkoba. Foto oleh Tang Chhin Sothy/AFP via Getty Images

Polisi Kamboja berjaga di depan kobaran api yang melalap tumpukan narkoba. Foto oleh Tang Chhin Sothy/AFP via Getty Images

Perserikatan Bangsa-Bangsa menetapkan 26 Juni sebagai Hari Anti Narkotika Internasional guna memerangi peredaran obat-obatan terlarang. Peringatan tersebut sudah dirayakan sejak 33 tahun lalu.

Setiap tahunnya, lembaga anti-narkotika di seluruh dunia, khususnya Asia, memperingati momen tersebut dengan membakar atau menggilas bertumpuk-tumpuk hasil sitaan. Walau pihak berwenang melihatnya sebagai kemenangan melawan narkoba, banyak pihak menilai ritual tahunan ini tak lebih dari sekadar ajang pamer pencapaian polisi.

Seorang petugas melempar paket narkoba ke tungku pembakaran milik sebuah pabrik baja di Kunming, Provinsi Yunnan, Tiongkok. Foto oleh Liu Ranyang/China News Service via Getty Images

Seorang petugas melempar paket narkoba ke tungku pembakaran milik sebuah pabrik baja di Kunming, Provinsi Yunnan, Tiongkok. Foto oleh Liu Ranyang/China News Service via Getty Images

Lelaki berlari di depan tumpukan besar narkoba yang dibakar

Barbuk narkoba jenis heroin, ganja, metamfetamin, ekstasi dan ketamin. Foto oleh -/AFP via Getty Images

Periode 2021-2022 merupakan tahun penting bagi otoritas di seluruh Asia Timur dan Tenggara, mengingat tren narkoba di wilayah tersebut berubah drastis selama setahun terakhir. Produksi dan perdagangan zat sintetis ilegal mencapai tingkat rekor pada 2021. Totalnya 172 ton sabu-sabu dan lebih dari satu miliar pil met berjenis “yaba” disita sepanjang tahun.

Laporan terbaru Kantor PBB Urusan Narkoba dan Kejahatan (UNODC) menunjukkan, jumlah pil yaba yang disita meningkat tujuh kali lipat dari 10 tahun lalu, sedangkan 79 ton sabu yang disita tahun lalu delapan kali lipat lebih banyak daripada satu dekade lalu.

Sementara pihak berwenang bangga dengan banyaknya jumlah narkoba yang disita selama setahun terakhir, para ahli menyatakan kekhawatiran bahwa jumlahnya belum seberapa.

Iklan
Pihak berwenang Kamboja membuang narkoba menjelang perayaan Hari Anti Narkotika Internasional 2022. Foto oleh Tang Chhin Sothy/AFP via Getty Images

Pihak berwenang Kamboja membuang narkoba menjelang perayaan Hari Anti Narkotika Internasional 2022. Foto oleh Tang Chhin Sothy/AFP via Getty Images

Ladang ganja dibakar

Badan Narkotika Nasional membakar ladang ganja di Sawang, Aceh Utara. Foto oleh Zick Maulana/Nurphoto via Getty Images

“Pasar narkoba kerap disepelekan di Asia Timur dan Tenggara. Ini masalah besar mengingat jumlah populasi di kawasan tersebut mencapai 2,3 miliar jiwa,” terang Jeremy Douglas, perwakilan UNODC di Asia Tenggara, saat dihubungi VICE World News beberapa hari setelah otoritas Laos merayakan razia narkoba terbesar sepanjang sejarah Asia.

“Pemerintah di kawasan Asia kerap menyepelekan atau enggan mengukur penyalahgunaan narkoba, mengingat itu masih tabu,” lanjutnya. “Lonjakan pasokan yang kami saksikan dikirim ke dan disalahgunakan di kawasan ini.”

Follow Gavin Butler di Twitter.