Korea Utara

Kim Jong-Un Lagi-Lagi Pamer Sang Putri. Tanda Calon Penerus?

Sebutan hormat yang ditujukan kepada putri sulung Kim Jong-un semakin mendorong spekulasi bocah itu akan menjadi suksesor ayahnya.
Korea Utara, Kim Jong-un, kekuatan nuklir
Kim Jong-un (Kanan) duduk bersama istri (kiri) dan putrinya (tengah), Ju Ae, di acara jamuan militer. Foto: STR / KCNA via KNS / AFP

Seorang gadis remaja menjadi pusat perhatian sepanjang acara militer yang berlangsung di Pyongyang, Korea Utara, pada Selasa (7/2) malam waktu setempat. Anak perempuan yang berusia sekitar 9-10 ini duduk di kursi yang seharusnya dikhususkan untuk pemimpin tertinggi Kim Jong-un.

Kim Jong-un membawa anak istrinya hadir di pesta jamuan makan malam menjelang perayaan HUT Tentara Rakyat Korea yang ke-75. Dalam foto-foto yang dirilis media pemerintah, sang putri Kim Ju Ae tampak duduk diapit ayah dan ibunya saat berpose bersama empat pejabat militer.

Iklan

Acara hari itu merupakan yang keempat kalinya Kim Jong-un menggandeng putri sulung ke acara resmi. Ju Ae bahkan diajak menonton langsung pawai militer. Yang lebih menarik, media Korut sekarang menyebut Ju Ae “putri terhormat”, bukan lagi “putri kesayangan” kepala negara seperti biasanya.

Cho Han-bum selaku peneliti senior di Korea Institute for National Unification, wadah pemikir yang berbasis di Korea Selatan, mengungkapkan Kim Jong-un satu-satunya orang yang dipanggil “terhormat” di Pyongyang. Dari Ju Ae yang tampil menonjol hingga penggunaan istilah “terhormat” di media, muncullah spekulasi ia akan menjadi calon penerus ayahnya.

“Sebutan hormat untuk putri Kim Jong-un mengisyaratkan makna politik yang mendalam. Pasti ada implikasi politik penting jika sebutannya terus dipakai,” katanya kepada VICE World News. 

Ditambah lagi, menurut Cho, Ju Ae anak perempuan pertama yang membaur bersama petinggi militer. Walau sudah ada perempuan yang memiliki jabatan tinggi di pemerintahan Korut—Menteri Luar Negeri Choe Son Hui dan Kim Yo-jong, adik dan pendukung terkuat Kim Jong-un—negara ini masih menganut budaya patriarki. Dengan demikian, mungkin ada maksud lain kenapa Ju Ae hadir dalam acara resmi dan duduk di kursi ayahnya.

Ada pula yang berpandangan Kim Jong-un ingin menampilkan dirinya sebagai sosok ayah yang berwibawa dan sayang anak.

“Sama seperti mendiang ayah dan kakeknya, Kim ingin dilihat sebagai pemimpin yang sayang keluarga,” ujar Edward Howell, dosen ilmu politik yang mendalami program nuklir Korut di University of Oxford’s New College. Hal ini demi menjaga reputasinya di tengah gempuran masalah ekonomi.

Iklan

Howell menambahkan, masih terlalu dini untuk menyimpulkan Ju Ae akan menggantikan posisi ayahnya di masa depan.

Selain untuk memperingati 75 tahun berdirinya Tentara Rakyat Korea, pawai militer juga dijadikan ajang unjuk kehebatan rudal balistik antarbenua (ICBM) milik Korut. Kim Jong-un mengatakan pada jamuan makan malam, pasukan militernya “tak terkalahkan” dan merupakan “tentara terkuat di dunia”.

Pawai militer berlangsung di tengah meningkatnya ketegangan antara Korut dan Korea Selatan serta Amerika Serikat. Pada Januari lalu, AS mengumumkan rencana mengerahkan aset militer yang lebih canggih—seperti pesawat pengebom dan jet tempur—ke negara tetangga Korut. Pyongyang kemudian mengancam akan mencegahnya dengan “kekuatan nuklir yang luar biasa hebat”.

Sosok Ju Ae pertama kali diketahui publik pada 19 November, sehari setelah ia menghadiri acara peluncuran ICBM bersama ayahnya. Kim Jong-un dikabarkan punya tiga orang anak, namun sangat sedikit informasi yang tersedia tentang mereka. Para pengamat beranggapan putra satu-satunya Kim Jong-un juga berpotensi ditunjuk menjadi pemimpin negara selanjutnya.

Follow Hanako Montgomery di Twitter dan Instagram.