Terorisme

Polisi Norwegia Tangkap Lelaki yang Bunuh 5 Orang Pakai Panah, Motifnya Terorisme

Pelaku yang berusia 37 tahun itu warga negara Denmark. Menurut polisi, ada indikasi dia teradikalisasi paham teror.
Simon Childs
London, GB
Polisi Norwegia Tangkap teroris yang Bunuh 5 Orang Pakai Panah di kota Kongsber
Aparat Norwgia berpatroli di jalanan Kota Kongsberg, dekat TKP aksi pembunuhan berantai pakai panah bermotif terorisme. Foto oleh HAKON MOSVOLD LARSEN/NTB/AFP via Getty Images

Seorang lelaki dibekuk polisi Norwegia setelah menewaskan lima orang dan melukai dua lainnya dalam serangan panah di Kota Kongsberg. Pelaku merupakan warga negara Denmark, yang bertetangga dengan Norwegia, bernama Espen Andersen Brathen. Menurut catatan aparat, Brathen tercatat pindah agama dan memeluk Islam, namun dalam perjalanannya ada indikasi dia mengikuti aliran yang mengajarkan paham yang menghalalkan teror.

Iklan

Aksi pembunuhan beruntun itu terjadi pada 14 Oktober 2021, pukul 18.13 waktu setempat. Di momen tersebut, Kepolisian Kongsberg mendapat laporan warga, bahwa seorang lelaki di kawasan selatan kota tersebut berjalan mencurigakan sambil membawa panah.

Sebelum aparat tiba di lokasi, pelaku berhasil memasuki supermarket dan memanahi para pengunjung yang segera berlarian. Sebelumnya, ada laporan dia memasuki rumah-rumah warga, sembari memanahi korban. Empat orang yang tewas berjenis kelamin perempuan dan satu lelaki. Para korban tewas berusia di rentang 50 tahun hingga 70 tahun. Adapun satu korban luka adalah polisi yang sedang tidak berdinas. Seluruh korban luka telah dirawat di RS, dengan kondisi stabil.

Setiba di lokasi supermarket, aparat berhasil menahan pelaku tanpa perlawanan berarti pada pukul 18.45. Dalam jumpa pers, Kepala Polisi Kongsberg, Ole Saeverud, menyatakan pelaku adalah sosok yang sebetulnya sudah masuk pantauan aparat sejak lama, karena gerak-geriknya mencurigakan sejak jadi mualaf.

“Kami harus menyampaikan, bahwa sebetulnya sudah ada data yang kami peroleh mengindikasikan bila pelaku teradikalisasi paham teror,” ujar Saeverud.

Brathen pindah ke Norwegia dan tinggal di Kongsberg sejak beberapa tahun terakhir. Polisi belum menjelaskan apakah akan menjeratnya dengan pasal terorisme, atau pidana pembunuhan berencana. Aparat menyatakan pelaku membawa senjata selain busur dan panah di TKP, namun tidak merinci apa jenisnya. Brathen disebut beraksi sendirian, tanpa bantuan pihak ketiga.

Perdana Menteri Norwegia Erna Solberg mengutuk insiden di kota Kongsberg. Dia mendukung kebijakan kepolisian agar setiap personel yang bertugas wajib membawa senjata api sampai situasi dianggap terkendali.

Serangan panah ini amat mengguncang warga Kongsberg, yang sehari-hari relatif damai. Warga mengungkapkan kesedihan dengan membuat acara tabur bunga di alun-alun pusat kota.

Insiden Kongsberg menjadi aksi terorisme terburuk kedua sepanjang sejarah Norwegia. Pada 2011, insiden dengan skala lebih besar terjadi melibatkan seorang ekstremis sayap kanan bernama Anders Breivik. Sang teroris berpaham supremasi kulit putih itu melakukan penembakan massal serta pemboman di Utoya, menewaskan 77 orang.