Artikel ini pertama kali tayang di VICE News.Setelah situasi damai selama empat tahun lebih, tiba-tiba saja bajak laut kesohor di pesisir timur Afrika kembali beraksi. Perompak Somalia dilaporkan membajak kapal tanker awal pekan ini. Untuk pertama kalinya insiden perompakan terjadi di wilayah tersebut sejak 2012, menandai kemungkinan berulangnya aksi-aksi serupa di masa mendatang. Ancaman itu dilontarkan melalui keterangan tertulis para perompak. "Kami akan membajak lebih banyak kapal asing beberapa hari ke depan."Korban pembajakan awal pekan ini adalah MT Aris 13, kapal tanker milik perusahaan Panama yang berlayar dari Djibouti menuju Mogadishu. Delapan awak kapal berkewarganegaraan Sri Lanka sampai berita ini dilansir masih ditahan oleh para perompak yang menuntut uang tebusan pada perusahaan.
Situasi politik di Somalia sebetulnya membaik empat tahun terakhir. Negara itu bahkan bisa memiliki presiden lagi setelah vakum kekuasaan lebih dari satu dekade. Namun serangan serta ancaman awal pekan ini mengirim sinyal bahaya kepada seluruh perusahaan pelayaran sedunia. Perompak di lautan Somalia dianggap sebagai yang paling berbahaya di dunia, merugikan perusahaan pemilik kapal hingga miliaran Dollar. Puncak serangan bajak laut terjadi pada 2011.Berikut perkembangan terkini mengenai insiden perompakan di Somalia:
Iklan
- MT Aris 13 berlayar 17 kilometer di sisi utara pesisir Somalia ketika tiba-tiba kapal kecil diisi orang bersenjata mendekat. Citra gambar udara itu diperoleh oleh EU Naval Force. Kapal dan awaknya sekarang ditawan di Puntland. Tidak jelas berapa banyak personel bajak laut yang terlibat.
- Kapal tanker itu membawa muatan minyak dan gas. Kapal MT Aris 13 kemungkinan besar secara sadar melewati rute Socotra. Rute ini sering dilalui kapal untuk menghemat biaya. Namun di sanalah paling banyak bercokol bajak laut, sehingga risiko perompakan sangat tinggi.
- Kapal MT Aris 13 juga sangat mudah menjadi sasaran bajak laut. Pasalnya, tinggi dek kapal hanya 3 meter, tentunya gampang bagi perompak mendakinya. Faktor lainnya, mesin kapal yang sudah tua membuat kecepatan tanker ini cuma 5 knot, sehingga perompak cepat sekali mendekat.
- Kelompok yang mengaku bertanggung jawab atas pembajakan awal pekan ini berasal dari Klan Majerteen/Siwaaqroon. Berdasarkan keterangan Oceans Beyond Piracy, pemimpin klan ini adalah bajak laut kesohor Jacfar Saciid Cabdulaahi. Dalam keterangan yang diperoleh media lokal Mogadisu Goobjoog News, para perompak tempo hari sebenarnya hanyalah nelayan. "Kami melihat setiap hari kekayaan alam negara kami diambil oleh kapal-kapal asing. Kami akan membersihkan kapal asing dari wilayah kami."
- Puncak serangan bajak laut Somalia terjadi pada 2011. Saat itu sepanjang tahun terjadi 176 kali serangan. Tahun lalu, sebetulnya sudah tak terjadi satupun insiden di kawasan pantai timur Afrika. Perusahaan sudah melakukan banyak strategi menghindari pembajakan. Misalnya menyewa pasukan pengamanan swasta, berlayar dengan kecepatan tinggi setiap melewati Somalia, atau menghindari rute-rute bahaya.
- Serangan ini membuat panik perusahaan pemilik kapal. Kendati demikian, Oceans Beyond Piracy yakin serangan ini belum menandakan kembalinya kelompok pembajak dalam skala besar. Para bajak laut kembali berlayar, kemungkinan besar karena Somalia sementara ini sedang mengalami gagal panen. Setiap kali ekonomi memburuk, perompakan meningkat di negara itu.