Sains Membuktikan Bayi di Kandungan Gembira Mendengar Lagu ‘Bohemian Rhapsody’

Selama ini, orang tua dianjurkan agar anak-anak balitanya mendengarkan musik gubahan Mozart, yang katanya bisa membuat mereka kelak jadi lebih pintar. Orang tua saya mengikuti anjuran tersebut saat saya masih anak-anak. Kayaknya kebiasaan tersebut yang memicu saya jadi orang menyebalkan yang doyan ngulik musik (pegiat musik memang biasanya dianggap menyebalkan).

Meski demikian, hanya segelintir orang mau (dan punya waktu) mempertanyakan musik seperti apa yang digemari bayi dalam kandungan. Mungkin, penyebabnya adalah karena telinga janin belum sepenuhnya berkembang dan mereka juga masih berada dalam kandungan. Rupanya ilmuwan di Spanyol punya waktu berlebih untuk mendalami isu ini. Mereka menggelar serangkaian penelitian seputar musik dan respons bayi dalam kandungan. Hasilnya: setiap manusia memiliki kemampuan untuk menikmati “Bohemian Rhapsody.”

Videos by VICE

Sebuah penelitian terbaru oleh Institut Marquès, yang ditampilkan di Barcelona, mengumpulkan hasil dari kebiasaan mendengarkan musik 300 bayi dalam kandungan berusia “18 sampai 38 minggu.” Para peneliti menggunakan alat yang disebut “speaker intravaginal” untuk memperoleh respons memadai tentang gerak-gerik janin, yang saya harap tidak membuat para ibu tidak nyaman selama prosesnya.

Ngomong-ngomong, para peneliti memeriksa stimulasi dari janin, yang tampak dari menjulurkan lidah atau membuka/ menutup mulut mereka. Stimulasi terbesar untuk lagu pop terjadi pada lagu Queen yang paling terkenal, di mana para bayi menggerakan bibir mereka. Mereka mungkin tak ikut bernyanyi, tapi melihat 99,9 persen orang dalam kelompok mulai berteriak pada bagian opera “Bohemian Rhapsody” saat lagunya diputar. Membaca keterangan tersebut, saya rasa hasil penelitian ini sedikit bisa dipercaya.

Kesimpulan penelitian menyebut lagu pop legendaris “Y.M.C.A” oleh Village People menduduki peringkat kedua pada jajaran lagu pop yang disukai bayi dalam kandungan. Namun musik klasik Mozart dan Bach mendapatkan hasil rata-rata yang lebih tinggi, sementara musik tradisional dari India dan “Afrika” (mereka tidak menuliskan rincian negaranya, padahal menarik nih) turut mendapatkan skor tinggi.


Tonton dokumenter VICE soal semangat satu desa di Uganda rajin menghasilkan film action sampai berubah nama jadi Wakaliwood:


Tragisnya, Lagu-lagu milik Adele, Shakira, dan Bee Gees ternyata tidak mendapatkan respons yang sama dari para janin. Kesimpula ini yang membuat saya cukup heran, mengingat lagu-lagu Shakira dan Bee Gees bikin kita ingin menganggukkan kepala (Adele keren, tapi dia tidak membuat “Whenever, Wherever”).

Institut tersebut mengeluarkan hipotesis bahwa bayi dalam kandungan merespons paling baik pada musik dengan nada tinggi, dan direktur Dr. Marisa López-Teijón menyatakan, “Kita, secara naluriah, berbicara pada bayi dengan nada tinggi, karena kita tahu bayi yang baru lahir merespons nada seperti itu dengan lebih baik.”

Freddie Mercury dan kawan-kawan memang menyanyikan nada-nada sangat tinggi pada “Bohemian Rhapsody”, jadi ya, saya enggak heran. Kamu bisa membaca lebih lanjut soal penelitian mereka yang unik di tautan berikut.

Artikel ini pertama kali tayang di Noisey