Kerusakan Lingkungan

Terancam Punah, Beruang Cokelat Himalaya Sampai Mengais Sampah untuk Makan

Beruang cokelat asal pegunungan Himalaya yang terancam punah dikabarkan sudah lama bertahan hidup hanya dengan makan sampah dan sisa-sisa nasi biryani.
Pallavi Pundir
Jakarta, ID
beruang cokelat Himalaya terancam punah sampai mencari makan di tempat pembuangan sampah.​
Dua ekor beruang cokelat Himalaya mencari makan di tempat pembuangan sampah.

Sebuah penelitian baru-baru ini mengungkap, beruang cokelat Himalaya mengais sampah demi mendapatkan makanan. Fakta tersebut mengejutkan sekaligus mengkhawatirkan, karena spesies yang hanya ditemukan di kawasan pegunungan Himalaya ini sudah masuk kategori terancam punah dalam Daftar Merah IUCN.

Hasil pemeriksaan sampel kotoran menunjukkan tanda-tanda beruang telah memakan sampah dan sisa-sisa makanan manusia untuk bertahan hidup. Ada bekas sampah plastik, bungkus cokelat, serpihan kaca hingga nasi biryani tengik dalam feses omnivor. Temuannya merupakan hasil kerja sama LSM India Wildlife SOS dengan Departemen Perlindungan Satwa Liar di negara bagian Jammu dan Kashmir yang dikuasai India.

Iklan
Beruang cokelat Himalaya mencari makan di tempat sampah

Studi terbaru mengungkapkan 75 persen beruang cokelat Himalaya memakan sampah dan sisa nasi biryani.

“Beruang cokelat [Himalaya] biasanya makan rumput, tanaman liar dan mamalia kecil. Oleh karena itu, sampah yang dikonsumsi spesies ini dapat menyebabkan masalah pada usus lambungnya,” terang Swaminathan S, ahli biologi senior di Wildlife SOS, saat dihubungi VICE World News. “Pola makan ini berisiko menimbulkan penyakit, atau bahkan memperpendek umur beruang.”

Tim peneliti mengamati aktivitas 400 ekor beruang cokelat Himalaya dengan bantuan 20.000 kamera jebakan yang tersebar di kawasan Jammu dan Kashmir sepanjang Juli-Oktober 2021. Tempat pembuangan sampah jadi spot utama yang mereka pilih. Dari hasil pantauan, binatang itu paling sering mencari makan di kamp Amarnath, yang menampung hingga 550 kilogram sampah. 

Kawanan beruang mencari makan di gundukan sampah

Kebiasaan makan sampah dapat diturunkan dari induk ke anak beruang.

Habitat asli binatang ini berada di daerah pegunungan yang sulit dijangkau, sehingga jarang sekali menampakkan diri di depan manusia. “Selama 20 tahun terakhir, beruang cokelat Himalaya adalah pemandangan langka karena hidup di medan terpencil,” ujar Aaliya Mir, manajer proyek Wildlife SOS, dalam pernyataan resminya. “Tapi belakangan ini, beruang semakin sering turun gunung untuk mencari makanan di area permukiman warga.”

Dilihat dari foto-foto dan video yang diperoleh VICE World News, kawanan beruang tampak mengais makanan di antara tumpukan sampah ketika hari sudah malam. 

Bukan cuma beruang yang mencari makan di tempat sampah ini. Kuda, rubah dan kambing Ibex Asia juga makan di sini.

Bukan cuma beruang yang mencari makan di tempat sampah ini. Kuda, rubah dan kambing Ibex Asia juga makan di sini.

Masih satu garis keturunan beruang cokelat paling tua, jumlahnya saat ini diperkirakan ada hingga 700 ekor di anak benua India. Namun, persebaran dan pola makan spesies ini belum banyak diketahui.

Iklan

Konflik antara manusia dan satwa liar di negara tersebut semakin meningkat akhir-akhir ini, dengan angka kematian mencapai 67 dan korban luka 940 orang di wilayah Kashmir. Laporan berita telah menunjukkan, semakin banyak beruang cokelat Himalaya yang memasuki area permukiman warga. Pada 2019, seekor beruang cokelat Himalaya dikabarkan menyerang sekolah dan rumah warga di distrik Kargil, kawasan Ladakh. Konservasionis menyebut habitat asli beruang rusak akibat konflik bersenjata yang melanda wilayah itu sejak 1990-an. 

Dua orang memasang kamera jebakan di Kashmir.

Tim lapangan Wildlife SOS memasang kamera jebakan di Kashmir.

Hilangnya habitat mengakibatkan beruang masuk ke tempat tinggal manusia untuk mencari makan. Petugas satwa liar di sejumlah daerah membeberkan beruang sampai lupa dengan makanan aslinya karena sudah terbiasa makan sampah. Dari pantauan Swaminathan dan rekan-rekan penelitinya, ada kemungkinan kebiasaan makan sampah diturunkan oleh induk ke anak beruang.

Dua orang peneliti membelek kotoran beruang

Dua orang peneliti membelek kotoran beruang untuk melihat apa yang dimakan binatang itu.

Induk beruang bersama dua ekor anaknya.

Induk beruang bersama dua ekor anaknya.

“Pada usia yang begitu muda, anak beruang akan melihat kebiasaan mengais sampah sebagai hal yang ‘alami’,” Swaminathan menjelaskan. “Dari hasil wawancara warga, kami menemukan beruang sudah mencari makan di daerah-daerah ini selama 8-10 tahun terakhir. Maka itu, besar kemungkinannya perilaku ini telah diturunkan oleh induk.”

Follow Pallavi Pundir di Twitter.