FYI.

This story is over 5 years old.

Ini Pengalamanku Mengunjungi Pergelaran Busana Kaum Bumi Datar

Segera setelah dapat informasi kalau acara fesyen unik ini digelar sebuah toko streetwear di California, aku tahu harus banget datang ke sana.
Semua foto oleh penulis.

Saya kayaknya berjodoh sama banyak penganut teori konspirasi. Terakhir kali saya terbang ke Amsterdam, contohnya, saya duduk di sebelah salah satu penganut teori konspirasi ternama, George Green, yang menerbitkan buku-buku tentang ras alien bernama Pleiadians. Tanpa ragu, Green memamerkan emas batangan seharga US$1.000 yang dia bawa. Tak lupa, dia juga menjelaskan bahwa emas adalah satu-satu barang berharga setelah kiamat nanti. Kali lain, teman kencan saya waktu di Huntington Beach, California, ngoceh panjang lebar tentang plot Rothschild sementara Mark Duplass menyanyikan lagu ‘The One I Love” di pesawat TV.

Iklan

Beberapa hari lalu, saat sedang scrolling feed Meetup.com, saya tak sengaja melihat unggahan tentang Flat Earth Fashion Show pertama dunia, yang tengah digelar di sebuah toko di kawasan Anaheim, California. Streetwear Addicts, nama toko itu, mengklaim dirinya sebagai “toko streetwear pria yang sudah sejak dulu mempromosikan kebenaran dan keyakinan Bumi Datar.”

Jelas, saya tak punya alasan untuk tidak menyambangi acara ini. Siapa tahu saya dapat pencerahan tentang bentuk Bumi, atau minimalnya membawa pulang snapback kertas timah.

Desainer lazim menyisipkan pernyataan politis lewat koleksi mereka. Namun, kalau saya tak salah ingat, sekali-kalinya keyakinan menyusup dalam ranah fesyen terjadi ketika Kyrie Irving meluncurkan sepatunya, Kyrie Low 1.

Streetwear Addicts hanyalah sebuah ruangan kecil di sebuah Mall. Steven Fisher, pemiliknya, sudah mengelola toko ini selama empat tahun. Tetangga toko milik Fisher, adalah sebuah salon kuku dan toko bounty hunter. Begitu masuk ke dalam toko, matamu akan tertumbuk pada kumpulan kaus kaki Dope dipajang hampir menutupi satu dinding, dua mainan bobblehead Mac Dre serta sejumlah pernak-pernik Bumi Datar yang digasak Fisher dari Ebay. Layangkan pandangan ke rak baju yang dijual di toko itu. Dalam sekejap, kamu akan menemukan sebuah kaus Nike dengan frasa “flat earth” tercetak di atasnya.

Saya pertama kali bertemu Fisher ketika dia sedang memindahkan keranjang pakaian dari area catwalk. Dia botak, agak gemuk dan mengenakan celana pendek cargo. Fisher, veteran Angkatan Laut dan mantan budtender (penjual kanabis), mengatakan bahwa dia salah satu orang pertama yang membuat akun Instagram khusus bumi datar. Akunnya, @streetwearaddicts714, diikuti lebih dari 70 ribu orang, tapi dulu sempat diblokir oleh Jewish Defense League saat pengikutnya sudah mencapai 25 ribu.

Iklan

Tonton dokumenter VICE saat mendatangi konferensi bumi datar internasional pertama sepanjang sejarah:


Tampaknya, kebanyakan orang yang datang ke acara ini percaya Jewish Media. Padahal menurut saya, banyak beritanya yang tidak benar. Tidak aneh sih kalau orang-orang yang pakai kaus tiruan Supreme bertuliskan “FLATEARTH” ini benci orang Yahudi. Selama ini kan kami memang selalu dijadikan kambing hitam. Katanya, kami dalang New World Order, 9/11, perubahan iklim, atau apalah itu. Saya jadi khawatir.

Jangan-jangan selama ini orang Yahudi punya rencana dan agenda rahasia tanpa sepengetahuan saya. Kenapa saya tidak diundang? Kenapa isi chat saya enggak jauh-jauh dari Birthright dan kisah ibuku yang menanam kulit khatan di pohon buah yang mati di kebun kami?

Saya coba mengalihkan pembicaraan ke “koleksi” pakaian terbarunya—sebenarnya sih kaus biasa dengan cetakan peta bumi datar di dada kiri—tapi dia malah ngomongin teori chemtrails dan pengendalian pikiran MKUltra. Seakan belum puas, dia lanjut bahas penampilan bintang tamu di paruh waktu Super Bowl sebenarnya “sedang ritual.” Makin bingung saya. Tidak tahu harus melakukan apa, saya akhirnya menoleh ke arah pasangan di sebelahku. Mereka bawa bayi dan kelihatannya sih normal. Saya rasa mereka bingung juga.

Eh, taunya si perempuan menyahut, "Kamu tahu enggak kalau Beyoncé melakukan simbol iluminati di Super Bowl? Yang segitiga atau 666 itu lho?"

Iklan

Mereka adalah Mike dan Deana Geier, produser musik dan penulis lagu Kristen di Canyon Lake, California. Mereka sudah tiga tahun menjadi penganut teori bumi datar dan telah berhasil mengajak 20 orang gabung bersama mereka, tapi ini pertama kalinya pasangan Geier datang ke acara kumpul bareng kaum bumi datar.

Pemilik Streetwear Addicts Steven Fisher

Mike lebih dulu percaya kalau bumi itu datar. Mereka beradu pendapat soal ini selama berbulan-bulan. Tapi akhirnya, menurut Mike, Deanna “mimpi soal bumi datar dan merasa Tuhan meyakinkannya kalau bumi memang datar.” Mike dan Deanna meyakinkanku kalau mereka sama saja dengan orang lain. “Kami normal, kok. Kami masih suka paddleboard,” kata Mike.

Sebelum datang, saya sudah membayangkan bakalan seperti apa acara fashion shownya. Saya kira semacam fashion show Milan atau MAGA, taunya acara “fashion show” yang dihadiri 50 orang ini cuma buat ngobrolin soal bumi datar saja.

Berkat tamu yang pakai jas lab dan menyelotip kamera selfienya, acara diskusi ini serasa seperti fashion show sungguhan. Mereka tampak sangat menikmati lagu populer yang dicover kaum bumi datar, seperti parodi diss “The Earth is Flat” Weeknd-nya DelanoTV, dan lagu cover “Hello” Adele, yang liriknya diubah menjadi “Hello from the inside/ I’m here to tell you NASA lies.”

Di akhir acara, kamu bisa mendapat suvenir kalung bumi datar

Saya juga bertemu dengan penganut teori bumi datar baik hati dengan tag nama Dan The Water Man , Flat Earth Dude dan Earth is Seriously Flat. Ada juga yang parnoan seperti Adam. Dia menuduh Dan The Water Man adalah agen CIA yang mengundangku liputan untuk mempermalukan mereka.

Iklan

Saya bahkan disuruh tampil di acara livestream Youtuber Inggris Poncho Pete yang berulang kali meneriakkan “horizon” kepadaku. Dan ya, orang-orang di acara ini hanya bahas bumi datar. Tidak ada topik lain. Saya bertanya kepada Sydney Silver—salah satu model di fashion show yang mengaku sebagai ilmuwan—apakah mereka pernah bahas hal-hal ringan, seperti olahraga. "Tergantung aturannya gimana," ujarnya.

Mereka menggembar-gemborkan berbagai teori bumi datar. Antartika sebenarnya tembok es, kita dikelilingi oleh lautan udara(?). Dinosaurus? Tidak nyata. Evolusi? Tidak ada. Luar angkasa? Hoaks. Christian Perez—yang lebih suka dianggap sebagai “geo-horizontalogist”—memberi tahu kalau dia percaya dengan Genesis, yang paling sering jadi sumber teori bumi datar di acara ini. “Kami tidak memercayai selain apa yang ada di bumi,” ujar Perez. Dia khawatir kalau iblis jahat “pura-pura jadi alien saat datang ke bumi” supaya manusia tidak lagi percaya dengan Tuhan. “Kita butuh luar angkasa terlebih dulu. Karena itulah kita tidak punya luar angkasa.”

Acara runwaynya baru dimulai empat jam kemudian. Yang nonton hanya ada 20 orang, jadi Fisher memindahkan kursi-kursi kosong biar tidak kelihatan sepi.

Acaranya paling hanya berlangsung lima menit dan disaksikan oleh para hadirin yang pakai pernak-pernik bumi datar. Mereka menyukai acaranya. Mereka saling berpose dan tos-tosan satu sama lain. Saya mungkin bakalan bersenang-senang juga kalau memercayai hal yang sama dengan mereka. Saya langsung pulang waktu Fisher meminta kami ikut undian berhadiah pernak-pernik bumi datar.

Iklan

topi dan kaos buat para penggemar bumi datar

Di luar, saya menyempatkan waktu ngobrol dengan J.P., Alisa Garcia dan putranya yang berusia 13, Jake. Jake anak tiri J.P., yang, menurut Alisa bapak kandungnya adalah insinyur penerbangan di NASA

Meskipun begitu, Jake bangga jadi penganut bumi datar. Dia suka mempertanyakan segala hal. “Selama ini kita telah dibohongi. Saya kasihan dengan guru-guru yang tidak sadar kenyataannya,” tutur Jake.

Satu-satunya “kebenaran” yang saya pelajari dari acara ini: hidup ini penuh kepalsuan dan orang Yahudi jahat. Saya tidak beli kaus dari acara ini, walaupun tadinya saya niat beli buat lucu-lucuan saja. Sama seperti para selebriti yang tetap pakai baju rancangan John Galliano setelah dia mengutarakan ucapan anti-Semitnya. Ah, yang penting kan bergaya.

Artikel ini pertama kali tayang VICE US.