Kejahatan

Preman Kanada Minta Maaf Karena Salah Rumah Saat Tagih Utang

Dua preman itu nyambi jadi debt collector, mengancam dua perempuan pakai palu, belakangan sadar salah baca alamat. Mereka pun mengganti rugi pintu korban yang dirusak.
Preman Kanada Minta Maaf Karena Salah Rumah Saat Tagih Utang
Ilustrasi foto via Pixabay.  

Dua preman di Kanada meminta maaf secara terbuka, karena salah masuk rumah dan melakukan kekerasan pada target yang keliru. Insiden itu terjadi pada 11 Desember 2020, di Sarnia, kota berjarak 300 kilometer di sebelah barat Toronto.

Juru bicara Kepolisian Sarnia, Giovanni Sottosanti, menjelaskan kronologinya. Pada jam 19.15 waktu setempat, dua perempuan yang jadi korban sedang asyik nonton TV. Mereka lantas terkejut mendengar pintu depan didobrak, kemudian tiba-tiba dua lelaki bernama Deanis Smith dan Cameron Kemmis nyelonong masuk, mengancam mereka pakai palu dan memaki-maki.

Iklan

“Kedua pelaku menuntut utang harus segera dibayar,” kata Sottosanti saat dihubungi VICE World News.

Kedua pelaku masih berusia 27 tahun, meski tampil garang, rupanya tidak sampai membuat korban ketakutan. Dua perempuan itu pelan-pelan berusaha menjelaskan kalau mereka sepertinya salah sasaran.

“Setelah terjadi percakapan itu, pelaku baru sadar kalau orang yang mereka cari tinggal di alamat berbeda,” imbuh Sottosanti. “Pelaku menerima penjelasan itu, kemudian meminta maaf langsung pada korban.”

Tak sekadar minta maaf, dua preman itu menawarkan ganti rugi sekian ratus dollar Kanada pada korban, karena pintu rumah mereka dirusak. Setelah perkara ganti rugi usai, dua preman tadi pamit baik-baik. Menurut laporan yang diterima Sottosanti, rangkaian kejadian ini berlangsung sekitar lima menit saja.

Setelah kedua preman tadi enyah, salah satu perempuan segera lapor polisi. Aparat pada akhir pekan langsung menangkap dua preman sopan tersebut, serta orang yang kabur tidak bayar utang, berdasar ciri-ciri dari korban. Pelaku didakwa melakukan perusakan properti pribadi, membawa senjata berbahaya, serta membahayakan nyawa orang lain.

Bagi polisi, kasus kali ini amat unik, karena premannya ternyata sopan. Hal macam itu nyaris tidak pernah terjadi di Kanada. “Saya tahu ada stereotipe bahwa orang Kanada sopan-sopan. Mungkin sekarang preman pun makin menegaskan stereotipe tersebut, walau tindakan mereka tetap memalukan,” kata Sottosanti.

Follow Mack Lamoureux di Twitter.